65 tanpa harus tergantung satu sama lain. Bila pengertian ini dipahami oleh semua pihak,
pernyataan sesuai dengan atau dengan memperhatikan kodrat, harkat dan martabatnya sebagai perempuan‟tersebut tidak perlu lagi di cantumkan dalam GBHN. Kalimat
tersebut mengundang penafsiran bahwa kodrat, harkat, dan martabat perempuan berbeda dengan laki-laki, serta mangandung pengertian bahwa perbedaan tersebut
menempatkan perempuan tidak sebagai mitra sejajar laki-laki.Jadi perempuan, dengan adanya perbedaan tersebut terkesan menjadi lebih rendah dari laki-laki.
41
C. Perbedaan perempuan dan laki-laki
Perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi penciptaanya, laki-laki Adam diciptakan Allah dari tanah tanpa melibatkan manusia manapun, karena memang
belum ada manusia manapun. Sedangkan perempuan Hawa sebagai jodohnya, diciptakan dari tulang rusuk Adam. Begitu Abul Basyar yang berarti bapak manusia
dan Ummul Basyar yang berarti ibu manusia dan berlainan jenis; semua itu diciptakan Allah sebagai manusia pertama dan kedua. Apabila yang pertama
ditegaskan dalam firman Allah al- Qur‟an,maka yang kedua dijelaskan melalui sabda
rosullullah, al-Hadish jadi dari pengertian tersebut cukup jelas adanya perbedaan asal usul kejadian antara keduanya, meskipun dari diri yang satu yaitu laki-laki
Adam dan Adam diciptakan dari tanah, pengertian ini sesuai dengan ayat 1 surat an- Nisa‟,sebelum dikemukakan perkembanganya, dalam arti yang lebih umum, perlu
disampaikan kajian tentang Isa bin Maryam. Ia dilahirkan dari ibunya Maryam yang
41
Dr.Hj.Zaitunah Subhan.TAFSIR KEBENCIAN,Studi Bias Gender Dalan Qur‟an.Penerbit,LKIS Yogyakarta,cet I,September 1999.hlm.96
66 suci. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Adam laki-laki
diciptakan Allah tanpa adanya ayah dan ibu, sedangkan Hawa perempuan diciptakan tanpa ibu, dan Isa Alaihissalam tanpa ayah, begitulah kehendak Allah atas dasar
kekuasaanya. Dalam keadaan seperti itu patut dipertanyakan, bagaimana teori Darwin yang dikemukakan para pengikutnya bahwa manusia itu terjadi dari kera monyet.
Dari pernyataan itu, dapatkah dibuktikan dengan argument yang kuat?. Kelemahan teori tersebut diantaranya karena tidak mau melibatkan kajian wahyu dari
penciptaannya Allah, seperti halnya dalam berbagai teori yang lain, semuanya hanya digagahi dengan akal dengan berbagai penyelidikan yang kabur dan praduga,
oleh sebab itu tidak mustahil kalau banyak teori dan ketentuan hukumnya bertentangan dengan wahyu : al-
Qur‟an dan al-Hadish. Perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sifat dan organya, perempuan
dibedakan dari laki-laki bukan saja dapat diperhatikan dari kodrat dan asal kejadian fitrohnya, melainkan juga dapat di bedakan melalui komposisi organ dan beberapa
sifatnya, dan lebih jelasnya lagi dari letak lahiriahnya yaitu letak bedanya adalah dari alat kelaminnya. Disamping adanya jenggot dan kumis bagi laki-laki menurut
umumnya dan buah dada yang lebih menonjol bagi perempuan. dari perbedaan tersebut menjadi logis apabila dalam hal aturan hukumnya. Hak dan kewajiban antara
keduanya akan menjadi berbeda pula, Disamping memiliki persamaan di berbagai persoalan. Khususnya dalam bertanggung jawab beribadah kepada Allah. Hak dan
kewajiban serta adanya perbedaan dan persamaan hukum yang disesuaikan dengan kondisi yang disesuaikan dengan diri manusia beserta sifat-sifat yang dimiliki antara
67 keduanya, aturan inilah yang dapat ditemukan di dalam ajaran islam. Sebagai aturan
yang diturunkan dari langit untuk manusia di bumi yang asal kejadianya diciptakan oleh Allah. Apabila manusia di ciptakan oleh Allah dan aturan hukumnya dibuat
Allah, maka sulit akan dikatakan tidak tepat, akal yang sehat dan penuh rasa syukur tentu mudah menerimanya. Sekalipun ditemukan adanya beberapa perbedaan antara
hak dan kwajiban disamping adanya persamaan. Inilah yang perlu dipahami dengan baik agar umat islam tidak terperangkap dengan berbagai teori dan faham yang hanya
didasarkan pada realita, akal dan rasa yang ingin lepas dari keterikatan wahyu dari penciptanya. Kita seharusnya dapat memahami adanya kebenaran semu dan
kebenaran menurut jati dirinya. Untuk yang pertama kebenarannya hanya berpangkal pada khayal yang dapat diwujudkan dalam realita. tetapi tidak memiliki akar dalam
dan ujung yang menjulang tinggi. sedangkan yang kedua akarnya berasal dari langit dan ujungnya dapat mengantarkan ke pengadilan ahirat kelak. Begitulah kebenaran
islam yang harus diyakini setiap muslim.
42
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari hak, kewajiban dan hukumnya, dengan tertib telah dikemukakan bahwa menurut asal kejadian fitrahnya dan organ
serta sifat-sifatnyamanusia yang berlainan jenis laki-laki dan perempuan memiliki beberapa perbedaan disamping dikemukakan persamaanya. Oleh sebab itu apabila
dalam kehidupan berumah tangga dan dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas antara keduany itu memiliki hak dan ewjiban serta hokum yang berbeda.
42
Ahmad Husnan,KEADILAN HUKUM ISLAM ANTARA WANITA DAN LAKI_LAKI.Penerbit.Al-Husna,hlm.135
68 Bukanlah suatu yang janggal bahkan harus ditangkap sebagai suatu pengertian selaras
dan logis. Diantara contoh yang perlu diketahui dalam kajian ini antara lain: 1. Laki-laki memiliki hak dalam imam shalat berjamaah yang didalamnya terdapat
perempuan, sedangkan perempuan tidak memiliki hak seperti itu. 2. Laki-laki memiliki hak menjadi pemimpin dalam kehidupan berumah tangga dan
dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Sedangkan perempuan tidak memiliki hak seperti itu, kecuali dalam pengertian yang lebih terbatas saat suami
tidak ada dan antara sesama perempuan saja. 3. Laki-laki memiliki hak kawin lebih dari satu dalam satu masa. dan hak seperti itu
tidak dapat dimiliki oleh perempuan. 4. Anak laki-laki memiliki hak harta waris dari orang tuanya dua kali lipat dari hak
anak perempuanya.dan pengertian ini cukup jelas adanya perbedaan antara keduanya.
5. Dalam kebebasan bergerak di luar rumah laki- laki tidak ada ketentuan syar‟i yang
membatasinya. Sedangkan perempuan keluar atau bepergian harus idzin suaminya. Hal inipun merupakan salah satu dari perbedaan hukum antara
keduanya. 6.
Dalam hal shalat jum‟at, laki-laki wajib yang tidak boleh diganti dengan shalat zhuhur, kecuali sakit dhorurot. Sedangkan perempuan boleh memilih salah
satunya, dalam hal ini sering disebut dengan wajib mukhayyar. Dan hal inilah sebagai contoh kongkrit ajaran islam yang menunjukan adanya
perbedaan hak, kewajiban dan hukum antara laki-laki dan perempuan. Adanya
69 perbedaan tersebut bukan menunjukan ketidak adilan dalam ajaran islam. Tetapi
justru sebaliknya. Karena telah disesuaikan oleh penciptanya antara asal kejadianya. Perbedaan organ dan aturan yang telah dibuatnya.Dengan demikian itulah jati diri
ajaran islam yang tidak boleh di ganggu gugat oleh siapapun juga. Laki-laki dan perenpuan mempunyai perbedaan dari segi tolak ukur nilai benar.
Namun demikian pihak lain telah melakukan pemahaman yang tidak benar. Mereka menilai adanya perbedaan hak, kewajiban dan hukum antara keduanya itu dinyatakan
tidak adil, dengan tolak ukur nilai benar yang berbeda. Apabila ukuran kebenaran tolak ukur dalam Islam adala
h wahyu; al Qur‟an dan as-sunnah, maka tolak ukur nilai benar bagi mereka adalah akal, rasa dan realita. Oleh sebab itu tidak mustahil apabila
mereka melancarkan serangan terhadap Islam yang mereka pandang tidak adil. Untuk menangkalnya selain kita harus paham benar adanya perbedaan tolak ukur nilai benar
tersebut juga perlu memiliki kearifan dan kemampuan untuk mendudukan persoalannya. Pengertian benar menurut wahyu harus dipahami, disamping benar
menurut kasus atau waqi‟atul „ain juga harus dimengerti. Untuk yang pertama tidak mungkin salah, sedang bagi yang kedua mungkin benar dan mugkin salah. Disinilah
inti persoalan yang harus dicermati dan dipahami, agar tidak terjadi kekacauan pemikiran seperti yang dialami para pemikir Islam, karena tipisnya iman dan
kurangnya penguasaan terhadap persoalan yang dikaji. Apabila hal tersebut telah dipahami dengan baik, insya Allah adanya berbagai teori konsep di alam demokrasi
atau lainnya di luar Islam, baik mereka yang mensuarakan dan memperjuangkan
70 kebebasan atau persamaan, ataupun lain istilah yang lebih indah tetapi megandung
kebenaran semu, dengan cepat akan dapat diatasi. Carl yang juga termasuk salah seorang yang ikut mencanagkan teori persamaan
antara laki-laki dan wanita, seraya berkata,” Sesungguhnya ada perbedaan yang
mendasar antara laki-laki dan wanita, yang tidak hanya berasal dari perbedaan perangkat-perangkat seksual, atau karena rahim dan kehamilan, atau karena ada
perbedaan metode pendidikan. Tetapi perbedaan itu berasal dari suatu sebab yang amat mendalam, yaitu karena pengaruh organic secara keseluruhan, yang disertai
dengan materi-materi kimiawi dan genetik. Apabila kejadian-kejadian yang fundamental ini diabaikan, dan sekaligus merupakan acuan aktivitas kewanitaan,
tentu bisa dikatakan bahwa masing-masing jenis antara pria dan wanita mungkin untuk menerima satu jenis pendidikan dan melaksanakan berbagi pekerjaan yang
serupa. Padahal pada hakekatnya wanita itu jauh berbeda dengan laki-laki. Setiap bagian di dalam tubuhnya mempunyai ciri yang sesuai dengan jenisnya, begitu pula
kaitanya dengan setiap perangkat organiknya, apalagi dengan susunan syarafnya. Sementara itu, tatanan organ atau fisiologis tak jauh berbeda dengan tatanan
astronomi, yang tidak bisa diselewengkan. Sungguh tidak mungkin kita merombak kecenderungan humanistic pada diri wanita, lalu dipaksa untuk menerimanya.
Bagaimana pun juga kita harus dengan tabiatnya yang khusus, tanpa harus merubah mereka untuk mengikuti kaum laki-laki. Karena pada dasarnya peranan mereka untuk
71 memajukan peradaban lebih tinggi dari pada peranan kaum laki-laki. Maka tidak
seharusnya para wanita menyejajarkan diri dengan kaum laki- laki.”
43
Ustadz Al- Maududy pernah berkata,”Inilah spesifika ilmu biologi. Berbagai kajian
telah menetapkan bahwa wanita berbeda dengan laki-laki dalam segala hal, baik dari bentuk, organ-organ luar yang tampak hingga bagian-bagian terkecil dari tubuhnya
yang merupakan subtansi protein dari susunan tubuhnya. Dilihat dari pembentukan jenis kelamin pada janin ,bisa diketahui pertumbuhannya dari jenis yang memberikan
gambaran yang berbeda. Tubuh wanita tersusun dengan berbagai susunan yang memang dia persiapkan untuk bisa melahirkan anak dan memiliki kemampuan untuk
mendidik dan membimbing. Dilihat dari pembentukan awal didalam rahim hingga dia mencapai masa baligh, maka tubuh wanita berkembang dan akhirnya kesiapan itu
benar-benar menjadi sempurna. Inilah yang kemudian bisa diketahui secara pasti batasan-batasan cara
pembentukannya.”
44
43
Al- Mar‟ah bainal-fiqh wal-qonun,Atitiba‟y.Dalam muqodimahnya.
44
Al-Hijab.hlm 221
72
73
BAB VI MASALAH-MASALAH ATUAU HAMBATAN