41
BAB IV KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM ISLAM
A. Perempuan dalam pandangan islam
kesejajaran perempuan dan laki-laki Gender merupakan suatu konsep ilmiah dan sudah menjadi suatu ilmu tersendiri, karena segala segi permasalahanya sudah di
analisis sedemikian rupa. Namun bagaimanapun juga harus diketahui bahwa konsep jender berasal dari Barat.
Jadi berarti bahwa konsep yang dominan yang mempermasalahkan jender itu adalah konsep sekuler. Tapi kita patut bersyukur karena konsep tersebut diolah kembali
dengan dasar-dasar wawasan keIndonesiaan, sehingga faktor agama sebagai faktor yang paling penting dalam wawasan keIndonesiaan itu ikut menjadi pertimbangan.
Kalau kita kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya kita harus kembali kepada sumber awalnya, yaitu al qur‟an. Di dalam al quran; salah satu keistimewaannya
adalah bahwa diantara 114 surat ada surat khusus bernama surat an-Nisa wanita dan paling sedikit ada 7 surat dalam al quran yang berbicara masalah wanita yang
berkaitan dengan hak, kewajiban, fungsi, peran dan lain-lain, yang semuanya itu menjadi pembahasan konsep jender yang ilmiyah itu. surat-surat lain surat dari surat
an-Nisa tersebut adalah an-Nur,al-Ahzab, at-Talak, at-Tahrim, al-Mumtahanah. Jadi perempuan bukan cuma sekedar judul surat saja, tapi isinya menjelaskan tentang
perempuan, diantaranya yaitu; surat al-Mujadalah; mengenai perempuan yang memprotes. al-Mumtahanah; mengenai perempuan yang lulus ujian. Bahkan dalam
42 surat Saba ditampilkan perempuan sebagai negarawan, yaitu ratu Saba, yang
kemudian menjadi permaisuri Raja Sulaeman. Jadi dalam islam banyak tokoh wanita yang jadi pemimpin atau ratu. Yang paling asasi yang harus di lihat adalah bagaimana
islam memandang masalah perempuan, karena sebenarnya konsep jender itu asasnya bertitik tolak dari pandangan terhadap perempuan, bagai mana kita melihat
perempuan itu, sehingga kita bisa menjelaskan statusnya, perannya, fungsinya dan lain-lain Selain Al-qur
‟an hadis Nabi pun banyak berbicara tentang perempuan. Hadis yang berkaitan dengan perempuan yang mencakup persoalan dunia misalnya; An-
N isa‟u Imadulbilad perempuan adalah tiang Negara dan hadis lainya berkaitan
dengan akhirat; Aljannatu tahta akdamil ummahat sorga itu di telapak kaki ibu. Semuanya mengangkat derajat perempuan. Namun dunia modern menganggap bahwa
sumber kemunduran perempuan itu adalah islam, dengan menunjuk contoh yang paling akhir, yaitu kemenangan Taliban yang melarang wanita keluar rumah, bekerja
bahkan sekolah. Ini dijadikan bukti, padahal ini hanya satu contoh saja dari beberapa tempat di dunia. Bila kita lihat di beberapa Negara islam, kepala pemerintahnya
adalah perempuan, seperti Pakistan, Banglades dan Turki. Jadi tidak bisa dikatakan apa yang terjadi di Taliban itu gambaran tentang perempuan itu. Kita harus kembali
melihat sumber asalnya yaitu Al- qur‟an dan hadis. Kalau kita ingin memahami
pandangan islam tentang perempuan yang terkandung dalam Al- qur‟an, kita harus
mengetahui keadaan sebelumnya yaitu bagaimana keadaan perempuan sebelum islam, lalu kita bandingkan dengan keadaan perempuan sesudah datangnya islam.
Dari situ baru kita tahu bagaimana islam mengangkat derajat perempuan sebelum
43 islam. paling sedikit 10.000 tahun terakir pernah ada perbedaan-perbedaan besar dan
agama-agama besar yang pernah mendominasi dunia dan perempuan, misalnya peradaban Yunani kuno, Romawi, Mesirkuno, Cina, Hindia serta Yahudi dan
Nasrani. Ada satu buku yang sangat cermat mencatat peradaban yang menyangkut perempuan berjudul; Al-
Mar‟ah bainal-fiqh wal-qonun karangan Prof DR.Mustofa A
saiba‟I ilmuwan Syiria dalam buku itu ia mengumpulkan banyak sekali data baik mengenai peradaban lama maupun agama lama disamping ia memperbandingkan
bagaimana perempuan dalam peradaban kuno dan per-Undang-undangan modern serta perempuan dalam ajaran islam.
Penulis akan menukil beberapa bagian dari buku itu yaitu ketika berbicara mengenai keadaan wanita pada masa Yunani kuno, yang terkenal dengan para tokoh filsapatnya
seperti Plato, Aristoteles dan Sokrates. Dalam perkembangan peradaban Yunani kuno, dalam kaitanya dengan wanita, menurut analisis Dr.Assibai bahwa pada
awalnya masarakat Yunani sangat merendahkan derajat wanita, bahkan sebagian besar pekerjaan kasar di Yunani itu di kerjakan oleh wanita. Sedangkan kaum elit
mengurung wanita, terutama yang cantik-cantik di kurung di istana. Tujuanya untuk memuaskan nafsu pembesar Negara. Dalam proses selanjutnya, wanita itu
mendapatkan kebebasan yang besarsekali, sehingga dalam mitos Yunani salah satu contoh di gambarkan bahwa dewa-dewa itu wanita. Ada satu dewa yang menjalin
cinta dengan rakyat biasa, akhirnya melahirkan anak. Anaknya itu kemudian di jadikan dewa cinta dewa Amor. Peradaban-peradaban yang lain kurang lebih sama,
artinya memandang rendah terhadap wanita.Bahkan diCina, anaknya yang baru lahir
44 di buatkan sepatu yang sempit ada kalanya dari besi, sehingga kakinya jadi kecil, agar
dia tidak keluar rumah. Selanjutnya kita melihat wanita dalam pandangan agama kuno, Agama Yahudi mengatakan penyebab semua dosa adalah wanita, karena
wanita yang mengeluarkan Adam dari surga. Yang lebih aneh lagi adalah doktrin Kristen di abad pertengahan.Ada satu konsili di Roma yang mempermasalahkan
apakah wanita itu manusia atau bukan manusia. Bahkan konsili lain yang lebih baru mengatakan wanita itu manusia tetapi tidak berhak masuk surga. oleh karena itu juga
tidak berhak mengikuti segala macam misa agama. Masyarakat arab yang muncul sesudah peradaban besar ini juga tidak kurang pandangannya yang negatip terhadap
wanita. Bahkan yang paling ekstrim dari mereka adalah pada waktu isterinya mendekati saat-saat bersalin, mereka menyediakan lubang kubur begitu anaknya yang
lahir itu perempuan, maka langsung dikuburlah anak perempuan itu, dan halini dijelaskan dalam surat al-Nahl ayat 58,yaitu :
.
ح .
“
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan,
hitamlah merah
padamlah mukanya,
dan dia
sangat marah.”QS.16an-Nahl.58
Jadi pada masa itu kalau anaknya lahir perempuan maka mukanya berubah masam, karena tidak rela anaknya perempuan.
45
B. Kedudukan Perempuan di dalam Islam