Kedudukan Perempuan di dalam Islam

45

B. Kedudukan Perempuan di dalam Islam

Maka tatkala islam datang hilanglah penindasan-penindasan terhadap wanita, dan kembalilah mereka pada kondisi sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Firman Allah Ta‟ala.        جح . “Hai manusia,sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan QS.49Al Hujarat.13 Maka Allah subhanahu wa ta‟ala menempatkan wanita berada sederajat dengan laki- laki di dalam hak asasi manusia seperti halnya ia sederajat di dalam hak pahala dan dosa atas perbuatannya. Firman Allah subhanahu wa ta‟ala                    ح . “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik 26 , dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.QS.16An- Nahl.97 26 Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dalam islam mendapatkan pahala yang sama dan bahwa amal soleh harus disertai iman 46 Firman AllahSubhanahu wa Ta‟ala:              “sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musrikin laki-lak i dan perempuan” QS.33Al-Ahzab. 73 Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala mengharamkan keberadaan perempuan sebagai bagian dari harta warisan dari suami yang meninggal, seperti apa yang telah Allah Ta‟ala firmankan berikut ini:            ء سـ . “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa ”QS.4An-Nisa: 19 Allah pun menjamin kebebasan jati diri perempuan dan menjadikannya ahli waris, bukan sebagai harta warisan, serta menetapkan hak baginnya di dalam warisan dari harta kerabatnya, sebagaimana firman Allah subhanahu waTa‟la:                       ء سـ . 47 “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan Ibu –Bapak dan kerabatnya dan bagi orang wanita adahak bagian puladari harta peninggalan bapak –ibu dan kerabatnya baik sedikit atau banyak menurut bagiannya yang telah ditetapka n”QS.4 An-Nisa‟:7 Dan firman Allah ta‟ala:                                                                                  “Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak-anakmu. yaitu :bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan, 27 dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua 28 , Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. Pembagian- pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak 27 Bagian laki-laki duakali bagian perempuan adalah karena kwajiban laki-laki lebih berat dari perempuan seperti membayar maskawin dan memberi nafkahlihat An- Nisa‟:34 28 Lebih dari dua maksudnya adalah dua atau lebih sesuai dengan apa yang di amalkan Nabi 48 mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Hingga mengenai hal-hal yang menyangkut pembagian warisan bagi perempuan ,seperti; ibu, anak perempuan, saudara perempuan, dan istri. Kemudian dalam masalah perkawinan Allah SWT membatasi suami atas empat orang istri, sebagai batasan ikatan perkawinan dengan syarat yang paling dominan yaitu membangun keadilan yang merata diantara istri-istrinya. Dan diwajibkan mempergauli mereka dengan cara yang ma‟ruf. Allah SWT telah berfirman sebagai berikut :     ء سـ . “Dan pergaulilah mereka dengan cara yang ma‟ruf”QS.4An-Nisa‟:19 Allah jadikan pemberian mahar itu sebagi hak bagi wanita ,dan menyuruh suami agar memberinya secara sempurna kecuali pemberian yang dikembalikan sebagiandengan cara menyenangkan hati.Firman Allah Ta‟ala…                ء سـ . “berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan . 29 Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah ambillah pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.QS.4An- Nisa‟:4 29 Pemberian itu adalah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak,karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas 49 Allah jadikan wanita sebagai pemimpin, penegak, dirumah suaminya yang mengatur bagi anak-anaknya.Sabda Rosul SAW :“Perempuan itu adalah pemimpin didalam rumah suaminya dan bertanggung jawab dari orang –orang yang di pimpinnya.” Sedangkan kewajiban suami adalah memberi nafkah dan pakaian dengan cara yang ma‟ruf. 30

C. Kemuliaan perempuan dalam pandangan islam