Hidangan ini dikenal juga sebagai hidangan penghormatan terhadap leluhur, nenek moyang yang ada pada zaman dahulu.
2.4.3 Sistem Sosial Masyarakat Melayu Batubara
Cerita pada sastra rakyat hubungan yang erat dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam tradisi lisan, penyampaian cerita biasanya
denganmenggunakan bahasa daerah setempat. Penutur cerita biasanya memiliki kedudukan dan status sosial yang berbeda dari anggota masyarakat.
Sistem sosial masyarakat Melayu Batubara biasanya dapat terlihat pada sebuah acara perkawinan, dimana menantu laki-laki harus tinggal dengan keluarga
istrinya. Dapat dikatakan seperti dengan sistem matrenilinial, seperti yang dianut oleh suku padang. Masyarakat Batubara hingga kini masih menjunjung
nilai-nilai kesopanan, nilai adapt-istiadatnya, serta bertutut kata lemah baik di dalam silaturahmi diantara masyarakatnya. Dalam berkata maupun berbuat,
serta masih kuatnya tali silaturahmi diantara masyarakatnya. Dalam masyarakat Melayu Batubara pernah dipakai sistem
pemerintahan yang bersifat kerajaan, dan sejak kemerdekaan Indonesia berlaku sistem sosial yang sudah diatur dalam UUD 1945 dan Ideologi yang ada di
Indonesia. Pada zaman kerajaan, pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Datuk dan di bawah kekuasaan kesultanan Deli. Dan sekarang berada dalam pemerintahan Indonesia, masyarakatnya di bawah pimpinan Camat dan Bupati.
2.4.4.Hubungan Cerita Nilam Baya Dengan Sistem Budaya Masyarakat Melayu Batubara
Masyarakat Melayu Batubara, khususnya Masyarakat desa Pahang hingga saat ini masih mempunyai budaya yang nilai dan norma-
normanya masih dipatuhi di tengah-tengah khalayaknya. Nilai dan norma budaya tersebut, seperti adapt bersopan santun dan bertutur dan bertutur kata
lemah lembut. Masyarakat Melayu Batubara, khususnya di daerah Lima Puluh, Lima Laras, dan Tanah Datar, mempunyai keterikatan yang kuat terhadap
cerita Nilam Baya, karena cerita ini dianggap sangat kuat kebenarannya, serta sangat mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya baik dalam
beradat-istiadat, berketuhanan maupun bersosial budaya lainnya. Hal ini juga dapat dilihat dalam setiap jamuan atau pesta yang diadakan di Batubara sampai
saat ini, tradisi hidangan yang berasal dari daging, ikan dan sayur-sayuran serta buah-buahan yang dimasak harus ada, disantap sebagai lauk nasi. Hidangan
yang mengandung makna ini, bukan hanya sebagai hidangan biasa, tetapi adalah suatu hidangan penghormatan kepada leluhur nenek moyang, yang
makanannya adalah daging, ikan dan sayur-sayuran serta buah-buahan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Perilaku dan jenis hidangan ini dipercayai terkait dengan cerita Nilam Baya sebagai cerita asal usul Masyarakat di Batubara.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode artinya cara tepat untuk melakukan sesuatu; Logos artinya ilmu dan pengetahuan. Ilmu
adalah pengetahuan yang bersistem dan terorganisasi Jabrohim, 2001:8. Oleh karena itu, upaya penelitian dalam rangka pengembangan ilmu memerlukan
metode yang bersifat ilmiah. Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah dengan dukungan dan sebagai landasan
dalam mengambil kesimpulan Jabrohim, 2001:8. Menurut Narbuko 1997:3 Penelitian adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisa dengan menyusun laporan, sedangkan metode penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang digunakan atau
dilewati untuk mencapai pemahaman. 3.1. Metode Dasar
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam meneliti adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif,
bertujuan menggambarkan secara tepat tata isi cerita rakyat Nilam Baya dalam masyarakat Melayu Batubara. Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesa-
hipotesa, mungkin juga belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan Koentjaraningrat, 1991: 29 sedangkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menurut Suryabrata S, 1985: 176 penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atau informasi yang bersifat
sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspekbidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan
populasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Dalam mengumpulkan data-data yang nantinya dapat digunakan untuk
menjawab segala permasalahan yang ada, Nettl, 1963: 62-64 menawarkan cara kerjanya yaitu dengan kerja lapangan field work. Dalam penelitian
lapangan penulis langsung berinteraksi dengan komunitas atau masyarakat
yang membutuhkan. 3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Pahang Kecamatan Talawi, Asahan. Propinsi Sumatera Utara.
3.3. Metode Pengumpulan Data