kontrol : konsep dan tanggung jawab, 2. mengkomunikasikan hasil,

perusahaan lain yang sejenis meskipun perusahaan tersebut termasuk dalam bidang usaha yang sejenis. Adapun standar pengawasan internal dapat dilihat melalui buku Sawyers Internal Auditing 2005 : 23 terdapat statement on internal auditing standart SIAS atau pernyataan atas standar audit internal. Standar tersebut berisi :

1. kontrol : konsep dan tanggung jawab, 2. mengkomunikasikan hasil,

3. pencegahan, pendeteksian, investigasi, dan pelaporan kecurangan, 4. keyakinan kualitas, 5. hubungan auditor internal dengan auditor luar yang independen, 6. kertas kerja audit, 7. komunikasi dengan dewan direksi, 8. prosedur audit analitis, 9. penentuan resiko, 10. evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program, 11. pernyataan Omnibus 1992, 12. perencanakan penugasan audit, 13. menindak lanjuti laporan-laporan audit yang dilaporkan, 14. daftar kata, 15. pengawasan, 16. ketaatan audit terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, regulasi dan kontrak, 17. penilaian kinerja auditor eksternal, 18. penggunaan penyedia jasa dari luar. Sedangkan ciri-ciri suatu sistem pengawasan yang baik adalah adanya beberapa unsur seperti berikut ini : 1. Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat. 2. sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak agar tercapai pengawasan akuntansi cukup atas aktiva, hutang, hasil dan biaya. Universitas Sumatera Utara 3. Praktek yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. 4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab. Unsur-unsur tersebut di atas masing-masing sama pentingnya merupakan dasar pengawasan internal yang baik, namun tidak dapat menjamin tidak akan terjadinya penyelewengan sama sekali walaupun keseluruhan unsur berjalan dengan baik. Kelemahan yang menyolok dalam salah satu diantaranya dapat menghambat tujuan sistem itu sendiri. Keterbatasan atau kelemahan pengawasan internal merupakan kendala untuk tercapainya pengawasan internal yang baik. Adapun kelemahan pengawasan internal adalah sebagai berikut : 1. Kolusi, adalah kerjasama antara beberapa pegawai dalam suatu perusahaan untuk melakukan penyelewengan atau manipulasi. 2. Keterbatasan biaya penyelenggaraan, maksudnya biaya yang dibutuhkan untuk pengawasan yang baik tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh. Keterbatasan biaya penyelenggara pengawasan internal salah satu factor penghambat terlaksananya pengawasan internal yang memadai. 3. Manusia, maksudnya pelaksana pengawasan internal dilakukan oleh manusia, yang memungkinkan untuk melakukan pengawasan secara tidak baik dikarenakan banyaknya rutinitas serta kebutuhan lainnya. Sehingga hal ini menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dan memanfaatkan keadaan dengan melakukan penyewelengan. Universitas Sumatera Utara Kelemahan-kelemahan di atas merupakan indikasi bahwa pengawasan yang baik dapat terjadi apabila adanya suatu sistem pengawasan yang baik dan tingkat ke- cakapan yang tinggi dari seorang auditor sebagai pelaksana pengawasan itu sendiri. Hal ini dikarenakan manusia sebagai unsur dari pengawasan internal memegang peranan penting dari unsur lainnya.

C. Fungsi Auditor Internal