Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Lemak Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Serat

4.4. Pembahasan 4.4.1. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Protein Pada gambar II. Menunjukkan bahwasanya terjadi peningkatan kadar protein pada nata de oriza dengan adanya variasi air cucian beras pertama, kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan karena kandungan protein pada air cucian beras kedua jauh lebih sedikit dari pada kadar protein pada air cucian beras yang pertama dan ketiga. Namun dengan adanya proses pemanasan didalam oven dalam pengolahan nata juga dapat mempengaruhi kadar proteinnya, sehingga menyebabkan kadar protein juga dapat berkurang. Akibat adanya suhu, tambahan bahan-bahan kimia, pH dan sebagainya juga dapat menyebabkan protein mengalami denaturasi. Dikatakan terjadi denaturasi, apabila ada sebagian rantai polipeptida suatu molekul proteinnya berubah. Proses denaturasi ini dapat mengubah bentuk molekul proteinnya tetapi tidak merusak ikatan peptidanya.

4.4.2. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Lemak

Pada gambar III. Menunjukkan bahwasanya terjadi penurunan kadar lemak terhadap nata de oriza yang dihasilkan dari air cucian beras pertama, kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan karena kandungan lemak pada air cucian beras yang ketiga jauh lebih rendah dari pada kandungan lemak pada air cucian beras pertama dan ketiga. Menurut hasil penelitian dari badan penelitian pusat di LIPI Bogor menyatakan bahwa kandungan lemak untuk nata pada umumnya adalah 0,2 per 100 gram nata. Kandungan lemak juga akan semakin berkurang bias dikarenakan adanya pemanasan apada saat pengolahan natanya. Apabila terjadi konformasi pada molekul lemak misalnya karena perubahan suhu, pH ataupun karena adanya suatu reaksi dengan beberapa senyawa lain maka fungsi biokimiawinya juga akan berubah. Universitas Sumatera Utara

4.4.3. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Serat

Pada gambar I. Menunjukkan bahwasanya terjadi peningkatan kadar serat pada proses pengolahan nata de orizanya. Hal ini disebabkan karena nata de oriza yang kedua memiliki kandungan serat yang jauh lebih tinggi dari nata de oriza yang pertama dan ketiga. Menurut badan penelitian pusat di LIPI Bogor dan Badan POM BPOM menyatakan bahwa pada umumnya kandungan serat yang paling maksimum dalam 100 gram nata adalah 4,5 . Namun dalam penelitian ini jumlah kadar serat yang tinggi terdapat pada nata yang kedua yakni 4,82 dari jumlah yang seharusnya yakni 4,5 . Hal ini dapat saja terjadi akibat adanya pengaruh pemanasan, penambahan bahan kimia ataupun suhu dan lainnya. Sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada masing-masing nata yang dihasilkan terhadap kadar seratnya. Namun ada opini yang menyatakan bahwa nata sangat baik untuk kebutuhan diet, karena kandungan seratnya yang cukup tinggi selain dari kandungan airnya ynag juga besar.

4.4.4. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Abu