BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok yang dihasilkan dari padi Oryza sativa.L yang sangat penting dalam menu makanan Indonesia. Sebagai bahan
makanan pokok, beras menghasilkan beberapa keuntungan. Selain dengan rasanya yang netral, beras setelah dimasak memberikan kandungan kalori yang cukup
tinggi ; serta dapat memberikan zat gizi lain yang penting bagi tubuh, seperti halnya protein dan beberapa jenis mineral Moehyi. S, 1992.
Selain itu, beras juga merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama dikebanyakan negara-negara Asia. Negara-negara lain seperti di Eropa, Australia,
dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dari pada negara Asia. Selain dari pada beras yang bermanfaat untuk bahan makanan, jerami
padi juga dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani http:72.14.235.104search?q=cache:warintek.ristek.go.idpertanianpadi.htm.
Namun pada umumnya saat memasak beras, air cuciannya sering sekali dibuang begitu saja oleh masyarakat. Sedangkan, seperti yang kita ketahui
bahwasanya pada air cucian beras tersebut masih ada terkandung karbohidrat yang tersuspensi ketika pencucian, begitu juga dengan dedak abu yang tadinya masih
menyelimuti beras ikut terbuang. Karbohidrat yang terbuang itu oleh mikroorganisme akan dirombak menjadi produk yang lebih sederhana. Tetapi,
jika mikroorganisme tersebut sudah tidak mampu merombaknya maka akan menimbulkan aroma yang kurang sedap Rahman. A, 1992.
Oleh karena latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk memanfaatkan air cucian beras tersebut untuk diolah menjadi makanan berupa nata de oriza
dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum dan penambahan starter dari medium air kelapa. Serta penulis juga akan menganalisa nata yang dihasilkan dari air
cucian beras tersebut untuk dihitung berapa kadar karbohidrat, serat dan kadar protein dari masing-masing nata de oriza yang dihasilkan, dengan harapan
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan produk nata de oriza yang berkualitas dan bernilai ekonomis dengan tetap mempertahankan nilai gizinya.
1.2. Permasalahan