Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Abu Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Air

4.4.3. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Serat

Pada gambar I. Menunjukkan bahwasanya terjadi peningkatan kadar serat pada proses pengolahan nata de orizanya. Hal ini disebabkan karena nata de oriza yang kedua memiliki kandungan serat yang jauh lebih tinggi dari nata de oriza yang pertama dan ketiga. Menurut badan penelitian pusat di LIPI Bogor dan Badan POM BPOM menyatakan bahwa pada umumnya kandungan serat yang paling maksimum dalam 100 gram nata adalah 4,5 . Namun dalam penelitian ini jumlah kadar serat yang tinggi terdapat pada nata yang kedua yakni 4,82 dari jumlah yang seharusnya yakni 4,5 . Hal ini dapat saja terjadi akibat adanya pengaruh pemanasan, penambahan bahan kimia ataupun suhu dan lainnya. Sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada masing-masing nata yang dihasilkan terhadap kadar seratnya. Namun ada opini yang menyatakan bahwa nata sangat baik untuk kebutuhan diet, karena kandungan seratnya yang cukup tinggi selain dari kandungan airnya ynag juga besar.

4.4.4. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Abu

Pada gambar IV. Menunjukkan bahwasanya terjadi penurunan kadar abu pada masing-masing nata yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan, pada saat pencucin beras yang pertama sekali yang larut adalah kotoran abu yang biasanya disebut dengan dedak. Sehingga dihasilkan jumlah kadar abu yang cukup besar pada nata yang pertama dan semakin berkurang selanjutnya untuk nata kedua dan ketiga. Tetapi kadar abu yang dihasilkan juga berpengaruh terhadap kadar air yang sebelumnya diperiksa terlebih dahulu. Namun dalam penelitian ini, jumlah kadar abu yang diperoleh tidak begitu penting.

4.4.5. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Air

Pada gambar V. Menunjukkan bahwasanya terjadi peningkatan kadar air pada masing-masing nata yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan karena kandungan air pada nata yang ketiga memiliki kandungan air yang cukup tinggi dari kadar air Universitas Sumatera Utara yang seharusnya. Menurut Warisno 2005 menyatakan bahwa kandungan air di dalam 100 gram nata pada umumnya adalah 80 . Namun pada saat pengolahan air cucian beras yang kedua untuk diubah menjadi nata de oriza yang kedua diperoleh kadar air yang cukup besar yakni 77,66 . Oleh karena itulah nata dengan kandungan air yang besar ini sering sekali dipakai oleh para konsumen sebagai pelepas dahaga, terutama disaat mereka sedang dalam keadaan lelah.

4.4.6. Pengaruh Perbandingan Air Cucian Beras Pertama, Kedua dan Ketiga Terhadap Kadar Karbohidrat