2.9. Syarat Mutu
Syarat mutu merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas nata pada umumnya di perdagangan Internasional.
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Keadaan :
1.1 Bau -
Normal 1.2 Rasa
- Normal
1.3 Warna -
Normal 1.4 Tekstur
- Normal
2 Bahan asing
- Tidak boleh ada
3 Bobot tuntas
Min 50 4
Jumlah gula dihitung sebagai sakarosa
Min 15
5 Serat makanan
Maks 4,5 6
Bahan tambahan makanan : 6.1 Pemanis buatan
- Sakarin - Siklamat
Tidak boleh ada Tidak boleh ada
6.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995
6.3 Pengawet Na-Benzoat Sesuai SNI 01-0222-1995
7 Campuran logam :
7.1 Timbal Pb mgkg
Maks 0,2 7.2 Tembaga Cu
mgkg Maks 2
7.3 Seng Zn mgkg
Maks 5,0 7.4 Timah Sn
mgkg Maks 40,0250,0
8 Cemaran Arsen As
Maks 0,1 9
Cemaran mikroba : 9.1 Angka lempeng total
Kolonig Maks 2,0 x 10
2
9.2 Coliform APMg
3 9.3 Kapang
Kolonig Maks 50
9.4 Khamir Kolonig
Maks 50 Sumber : SNI 01 – 2881 – 1992
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Pengambilan Sampel
Beras ramos IR-64 diperoleh dari Pasar Pagi Padang Bulan-Medan. Beras ramos IR-64 diperoleh dari satu pembeli dari pasar pagi padang bulan dan
diperkirakan sudah dapat mewakili dari beberapa pedagang yang ada. Beras ramos IR-64 yang digunakan sebanyak 4 muk ± 1 kg. Beras ramos IR-64 dicuci
sebanyak 3x pencucian dan masing-masing air pencucian beras tersebut ditempatkan kedalam wadah yang berbeda.
3.2. Bahan dan Alat yang digunakan 3.2.1. Bahan-bahan
− Air kelapa − Air cucian beras
− Buffer asetat pH 4
− Starter − Alkohol 70
p.a E. Merck − Urea [CoNH
2 2
− Gula pasir Gulaku
] p.a E. Merck
− Aquades − H
2
SO
4p
p.a E. Merck − Indikator Fenolftalein
p.a E. Merck − NaOH
s
− HCl 37 p.a E. Merck
p.a E. Merck − H
2
SO
4 P
− H p.a E. Merck
3
BO
3
− H 3
p.a E. Merck
2
C
2
O
4
.2H
2
− n-heksan p.a E. Merck
O p.a E. Merck
Universitas Sumatera Utara
− Alkohol 96 p.a E. Merck
− Selenium p.a E. Merck
− Indikator metil merah p.a E. Merck
− Indikator metil biru p.a E. Merck
− CH
3
− CH COOH
p. a E. Merck
3
− Kertas saring ash less Whattman 40
COONa p. a E. Merck
3.2.2. Alat-alat
− Termometer
Fisher
− Gelas ukur 100 mL
Pyrex
− Gelas Erlenmeyer 250 mL
Pyrex
− Gelas Beaker 250 mL
Pyrex
− Oven
Memmert
− Neraca Analisis
Meller
− Labu takar 100 mL
Pyrex − Labu takar 1000 mL
− Tripot − Batang pengaduk
− Aluminum foil − Statif dan klemp
− Buret
Pyrex − Desikator
− Botol aquades − Alat sokhlet
− Kjeldahl term
Gerhardt
− Tanur
Gallen Kamp
− Hot plate
Fisions
− Ayakan 80 mesh
Fisher
− Alat destilasi
Gerhard Born
− Pendingin balik
Pyrex
Universitas Sumatera Utara
− Cawan porselen − Ayakan 100 Mesh
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pembuatan Buffer Asetat 0,2 M pH 4
pH = pKa + log ]
[ ]
[ asam
garam untuk pH 4 dan pKa 4,76
Log ]
[ ]
[ asam
garam = pH – pKa = 4 – 4,76 = - 0,76
Jadi, ]
[ ]
[ asam
garam = 0,1737
garam = ]
[ ]
[ 1
] [
] [
asam garam
asam garam
+ x 100
= 1737
, 1
1737 ,
+ x 100
= 14,893
asam = ]
[ ]
[ 1
1 asam
garam +
x 100
= 1737
, 1
1 +
x 100 = 85,201
Untuk buffer asetat 0,2 M denagn pH 4 dapat ditentukan massa asam dan massa garamnya sebagai berikut :
Gram garam CH
3
COONa = garam x [garam] x massa molekul garam = 14,893 x 0,2 M x 82,4 gmol
= 500 mL 245,43 gL = 2,0548 gL
Universitas Sumatera Utara
Gram asam CH
3
a Pembuatan indikator Fenolftalein 1 bv
COOH = asam x [asam] x massa molekul asam = 85,201 x 0,2 M x 60,05 gmol
= 500 mL 1023,26 g L = 0,4886 g L
3.3.2. Pembuatan Reagen
Ditimbang 1 g indikator fenolftalein dan dilarutkan dengan alkohol 96 dalam labu takar 100 mL sampai garis tanda
b Pembuatan larutan NaOH 40
Ditimbang 40 g kristal NaOH dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 mL hingga garis tanda
c Pembuatan larutan H
3
BO
3
− Ditimbang 3 g H 3 bv
3
BO
3
− Ditambahkan 900 mL aquades, lalu dipanaskan sehingga volumenya bertambah menjadi 1000 mL
, lalu dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 mL hinggga garis tanda
d Pembuatan indikator Tashiro
Dicampurkan 2 bagian indikator metal biru 0,2 bv dan 1 bagian indikator metal merah 0,2 bv dalam alkohol 96
e Pembuatan larutan NaOH
Ditimbang 0,4 g kristal NaOH dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 1000 mL hingga garis tanda
Standarisasi larutan − Dipipet 10 mL larutan NaOH lalu dimasukkan kedalam gelas
Erlenmeyer − Ditambahkan dengan indiktor fenolftalein
− Dititrasi dengan asam oksalat 0,01 N hingga larutan berwarna
bening − Dicatat volume asam oksalat
− Dilakukan hal yang dama sebanyak 3 x
1. Volume H
2
C
2
O
4
= 10,35 mL
Universitas Sumatera Utara
2. Volume H
2
C
2
O
4
= 10,35 mL 3. Volume H
2
C
2
O
4
= 10,35 mL Volume rata-rata :
V
1
.N
1
= V
2
.N
2
10 . N
1
= 10,35 X 0,01 N N
1
= 0,0103 f. Pembuatan larutan H
2
C
2
O
4
0,01 N bv Ditimbang 0,63 g kristal H
2
C
2
O
4
.H
2
- Dipipet 10 mL HCl lalu dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer
O dan dilarutkan dengan aquades sampai dalam labu takar 100 mL sampai garis tanda
g. Pembuatan larutan HCl Sebanyak 0,83 g mL HCl 37 diencerkan dengan aquades dalam labu
takar 1000 mL sampai garis tanda. Standarisasi larutan HCl 0,01 N
- Ditambah dengan 3 tetes indicator fenolftalein
- Dititrasi dengan NaOH 0,0103 N hingga berwarna merah
lembayung -
Hal yang sama dilakukan sebanyak 3 kali 1. Volume NaOH
= 9,65 mL 2. Volume NaOH
= 9,65 mL 3. Volume NaOH
= 9,60 mL Volume rata-rata
= 9,63 mL V
1
.N
1
= V
2
.N
2
10 . N
1
= 9,63 x 0,0103 N N
1
= 0,00991 N h. Pembuatan Buffer Asetat 0,2 M pH 4
Ditimbang 2,0548 g Na-asetat p.a dan 0,4886 g asam asetat glasial dimasukkan kedalam labu takar 500 mL lalu ditambahkan dengan
aquades hingga garis tanda i. Pembuatan larutan NaOH 1
Ditimbang 1 gram NaOH dimasukkan kedalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan akuades hingga garis tanda
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Pembuatan Starter
− Air kelapa 1000 mL didiamkan hingga terpisah dari endapannya − Ditambahkan urea 5 g
− Ditambahkan gula 250 g − Ditambahkan asam aetat 25 ± 5 mL setetes demi setetes hingga
diperoleh pH antara 3 – 4 − Lalu campuran semua bahan diatas dipanaskan hinga mendidih
temperaturnya 104°C, setelah itu langsung diinginkan − Kemudian campuran diatas dimasukkan sebanyak 200 mL kedalam gelas
Erlenmeyer yang telah disterilkan terlebih dahulu didalam oven pada temperatur 210°C
− Dan yang terakhir ditambahkan dengan starter awal sebanyak 20 kedalam campuran bahan tadi.
3.3.4. Pembuatan Nata de Oriza
− Disediakan 1000 mL air cucian beras − Ditambahkan 80 g gula pasir
− Ditambahkan 5 g urea − Setelah itu semua bahan diatas dicampurakn dan dipanaskan sambil
diaduk-aduk hingga rata dipanaskan hingga suhu 108°C − Kemudian ditambahkan dengan buffer asetat setetes demi setetes hingga
pH mencapai pH 4 ± 45 mL − Lalu diaduk kembali hingga rata, setelah itu didinginkan
− Dimasukkan kedalam wadah fermentasi yang telah disterilkan terlebih
dahulu − Ditambahkan starter 10 kedalam larutan nata tadi
− Lalu ditutup dengan kertas koran yang bersih − Kemudian diletakkan dalam ruang fermentasi selama 10 – 14 hari
lamanya, hingga terbentuk lapisan nata yang berwarna putih suhu ruang fermentasi adalah suhu kamar antara 28 – 32 °C
Universitas Sumatera Utara
3.3.5. Penentuan Kadar Protein
− Sampel ditimbang sebanyak 0,4 gram lalu dimasukkan kedalam tabung
reaksi
− Kemudian ditambahkan dengan 0,3 g selenium dan 2,5 mL H
2
SO − Didestruksi sampel dalam tabung reaksi dengan menggunakan Kjeldahl
term pada suhu 400 °C sehingga larutan yang ada didalam tabung reaksi
menjadi jernih
4 p
− Ditambahkan dengan 50 mL aquades − Dipindahkan sampel tersebut kedalam tabung destilasi lalu ditambahkan
dengan 3 tetes indikator fenolftalein dan juga 5 mL NaOH 40
− Disediakan penampung hasil destilat berupa gelas Erlenmeyer yang telah berisi 5 mL H
3
BO
3
− Dipasang tabung destilat pada alat destilasi, kemudian diletakkan destilasi
sampai diperoleh destilat berwarna hijau muda 3 dan 3 tetes indikator tashiro dan 30 mL aquades
− Destilat dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda
merah lembayung − Dicatat volume titran yang diperoleh dan ditentukan N
3.3.6. Kadar Lemak
− Ditimbang 10 gram nata, dikeringkan dan dihaluskan kemudian
dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat sokhlet
− Kedalam labu destilasi dimasukkan n-heksan sebanyak 23 bagian labu,
kemudian nata diekstraksi selama ± 6 jam
− Ekstrak yang diperoleh dipindahkan kedalam cawan porselen yang telah
diketahui beratnya − Dikeringkan dalam oven pada suhu 100 - 110 °C
− Didinginkan dalam desikator dan ditimbang − Dihitung kadar lemaknya
Universitas Sumatera Utara
3.3.7. Kadar Air − Ditimbang 2 gram nata dalam kruskrusibel yang telah diketahui beratnya
− Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 – 105 °C selama sekitar
6 jam − Didinginkan kruskrusibel kedalam desikator selama 20 menit. Setelah
dingin kruskrusibel ditimbang − Penimbangan dilakukan berulang hingga diperoleh berat yang konstan
− Dihitung kadar kadar airnya
3.3.8. Kadar Abu
− Ditimbang 2 gram nata dalam kruskrusibel yang telah diketahui beratnya − Diletakkan dalam tanur pengabuan, kemudian dibakaar pada suhu 500°C
hingga diperoleh abu yang berwarna putih abu-abu − Didinginkan dalam desikator dan ditimbang
− Penimbangan dilakukan berulang hingga diperoleh berat yang konstan − Dihitung kadar abunya
3.3.9. Penentuan Kadar Karbohidrat − Dihitung jumlah persentase dari kadar protein, lemak, air dan abu
− Kadar karbohidrat diketahui dengan menghitung selisih antara 100
dengan jumlah dari persentase tersebut
− Kadar karbohidrat = 100 - Protein + Lemak + Air + Abu +
Serat
3.3.10. Kadar Serat − Pemisahan lemak dengan metode sokletasi
Nata de Oriza yang telah dikeringkan pada suhu 110°C dilarutkan dalam 50 mL alkohol 96 dan diuapkan, selanjutnya ditambahkan 50 mL n-
heksan, kemudian direfluks dan disaring.
− Ditambahkan 150 mL aquades dan 100 mL H
2
SO
4
− Residu dicuci dengan air panas hingga pH netral
1,25 , kemudian
direfluks dan disaring
Universitas Sumatera Utara
− Delignifikasi serat kasar dengan menggunakan NaOH 1 − Residu yang telah dicuci dididihkan dengan 200 mL NaOH 1 dan
direfluks selama ± 60 menit, lalu disaring dan residu dicuci sampai keadaan netral dengan menggunakan pH universal. Kemudian dikeringkan
pada suhu 105-110°C selama ± 1 jam − Kemudian diblender atau dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh
Universitas Sumatera Utara
3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Pembuatan Starter
Didiamkan
Disaring
Ditambah urea 5 g
Ditambah gula 250 g Ditambah asam asetat 25 5 mL hingga pH 3-4
Dipanaskan hingga mendidih Didinginkan
Dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer 250 mL
Ditambah starter induk 20 1 L air kelapa
Air kelapa Kotoran
Larutan asam bergula
Starter
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Pembuatan Nata de Oriza
Ditambah 80 g gula Ditambah 5 g urea
Dicampur Dipanaskan sambil diaduk hingga
rata Ditambah buffer asetat 0,2 M
hingga pH 4 ± 45 mL Diaduk kembali hingga rata
Didinginkan
Dimasukkan ke dalam wadah fermentasi
Ditambah starter 10 Ditutup dengan kertas koran bersih
Diikat hingga rapat Diletakkan dalam ruang fermentasi
selama 10 – 14 hari lamanya 1 L air cucian beras
Larutan asam bergula
Lapisan putih Nata de Oriza
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Penetapan Kadar Protein
Dimasukkan kedalam tabung
reaksi Ditambah 0,3 g Selenium Se
Ditambah 2,5 mL H
2
SO
4 P
Didestruksi dengan Kjeldahl term hingga larutan jernih
Ditambah 50 mL aquades
Dipindahkan kedalam tabung reaksi
Ditambah 3 tetes indikator Fenolftalein
Didestilasi
Ditampung dalam gelas Erlenmeyer yang berisi 5 mL
H
3
BO
3
Ditambah 30 mL aquades 3 dan indikator tashiro
3 tetes Dipasang alat destilasi, lalu
destilat didestilasi
Dititrasi dengan HCl 0,01 N
Dicatat volume titran HCl 0,01 N Dihitung N-nya
0,4 g Nata de oriza
Larutan sampel
Larutan putih kekuningan
Destilat
Larutan hijau muda
Larutan merah lembayung
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.4. Penetapan Kadar Lemak
Dihaluskan Dibungkus dengan kertas saring
Dimasukkan kedalam alat soklet Ditambahkan pelarut n-heksan
kedalam labu destilasi sebanyak 23 bagian
Diekstraksi selama ± 6 jam atau hingga tidak berwarna lagi
Dipindahkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui
beratnya Dikeringkan dalam oven pada suhu
100°C
Didinginkan didalam desikator Dihitung kadar lemak-nya
10 g nata de oriza kering
Ekstrak
Lemak
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.5. Penetapan Kadar Serat
Dikeringkan pada suhu 100-110°C
Dihaluskan
Diayak dengan ayakan 80 mesh
Ditimbang sebanyak 5 gram Ditambahkan 50 mL alkohol 96 dan
diuapkan 15 menit Ditambah 50 mL n-heksan, direfluks selama
30 menit Disaring
Ditambahkan akuades 150 mL
100 mL H
2
SO
4
Disaring 1,25,
direfluks selama 30 menit
Dicuci dengan air panas sampai pH
netral Didihkan dengan 200 mL NaOH 1
Direfluks selama 60 menit Disaring derngan kertas saring telah
diketahui beratnya
Dicuci sampai pH netral dengan akuades
Diovenkan pada suhu 100-110°C selama 60 menit Didinginkan, ditimbang sampai berat konstan
Nata de oriza
Nata bubuk
Nata halus
Filtrat Residu
Filtrat Residu
Residu Filtrat
Serat kasar
Universitas Sumatera Utara
3.4.6. Penetapan Kadar Air
Dihaluskan
Dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
Dimasukkan kedalam oven pada suhu 100 - 105°C selama ± 6 jam
Didinginkan dalam desikator selama ± 20 menit
Ditimbang
Dihitung kadar airnya 2 g nata de oriza
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.7. Penetapan Kadar Abu
Dikeringkan
Dihaluskan Dimasukkan kedalam cawan
porselen yang telah diketahui beratnya
Dibakar dalam tanur pada suhu 500°C selama ± 6 jam
Didinginkan dalam desikator selama ± 20 menit
Ditimbang Dihitung kadar abunya
3.4.8. Penetapan Kadar Karbohidrat
Dikurangkan dengan kadar protein
Dikurangkan dengan kadar lemak Dikurangkan dengan kadar air
Dikurangkan dengan kadar abu Dikurangkan kadar serat kasar
2 g nata de oriza
Hasil
Berat Aliquot 100
Kadar Karbohidrat
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah dan diuji secara statistik dengan menggunakan :
- Metode statistik dengan ANOVA
Pengolahan data meliputi : -
Perhitungan kadar protein, lemak, abu, air, karbohidrat, dan serat kasar.
Tabel 4.1.1. Data Hasil Pengukuran Volume Titran HCL 0,01 N
Variasi perbandingan antara air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar protein pada nata de oriza dilakukan dengan metode Kjeldahl. Jumlah
volume HCL 0,01 N yang terpakai pada tahap titrasi dapat dilihat pada table berikut ini :
Sampel Nata de Oriza Air cucian beras pertama, kedua,
ketiga V
1
mL V
2
mL V
3
mL Nata de oriza I
13,20 13,15
13,15 Nata de oriza II
13,15 13,10
13,15 Nata de oriza III
13,25 13,20
13,25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.2. Data Hasil Pengukuran Kadar Protein Pada Nata de Oriza
Variasi perbandingan air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar protein pada pembuatan nata de oriza dengan menggunakan metode Kjeldahl
term. Persen kadar protein yang diperoleh utnuk nata de oriza terdapat pada tabel
berikut ini :
Sampel Nata de Oriza Air
cucian Beras I, II dan III
Ulangan Berat
Sampel g
Volume HCl
mL Volume
Blanko mL
Kadar Nitrogen
Kadar Protein
Nata de Oriza I I
II III
0,4361 0,4375
0,4401 13,20
13,15 13,15
0,30 0,30
0,30 0,45
0,45 0,44
2,81 2,81
2,75 Nata de Oriza II
I II
III 0,4756
0,4653 0,4701
13,15 13,10
13,15 0,30
0,30 0,30
0,41 0,42
0,42 2,56
2,63 2,63
Nata de Oriza III I
II III
0,4573 0,4621
0,4694 13,25
13,20 13,25
0,30 0,30
0,30 0,43
0,42 0,42
2,69 2,63
2,63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.3. Data Hasil Pengukuran Kadar Serat Pada Nata de Oriza
Variasi perbandingan air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar serat pada pembuatan nata de oriza yang dilakukan dengan metode
pendelignifikasian. Persen kadar serat yang diperoleh untuk nata de oriza terdapat pada tabel
berikut ini :
Sampel Nata de Oriza Air cucian
Beras I, II dan III Ulangan
Berat Sampel
g Berat
Kertas Saring
g Berat
Sampel +
Kertas Saring
g Berat
Sampel +
Kertas Saring
Setelah Pengeri
ngan g
Berat Serat
g Kadar
Serat
Nata de Oriza I I
II III
5,0219 5,0242
5,0278 0,8332
0,8348 0,8352
5,8551 5,8590
5,8630 1,0054
1,0237 1,0512
0,1722 0,1889
0,2160 3,43
3,76 4,30
Nata de Oriza II I
II III
5,0219 5,0233
5,0264 0,8332
0,8308 0,8342
5,8551 5,8541
5,8606 1,0737
1,0692 1,0819
0,2405 0,2384
0,2477 4,79
4,75 4,93
Nata de Oriza III I
II III
5,0219 5,0301
5,0297 0,8332
0,8351 0,8364
5,8551 5,8652
5,8661 1,0366
1,0469 1,0732
0,2034 0,2118
2,2368 4,05
4,21 4,71
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.4. Data Hasil Pengukuran Kadar Lemak Pada Nata de Oriza
Variasi perbandingan air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar lemak pada pembuatan nata de oriza yang dilakukan dengan metode ekstraksi
sokletasi dengan alat soklet. Persen kadar lemak yang diperoleh untuk nata de oriza terdapat pada tabel
berikut ini :
Sampel Nata de Oriza Air cucian
Beras I, II dan III Ulangan
Berat Sampel
g Berat
Cawan g
Berat Cawan +
Lemak g Berat
Lemak g
Kadar Lemak
Nata de Oriza I I
II III
10,0109 10,0134
10,0156 8,8103
8,8201 8,8195
8,8315 8,8413
8,8406 0,0212
0,0212 0,0211
0,21 0,21
0,22 Nata de Oriza II
I II
III 10,0109
10,0263 10,0172
8,8103 8,8127
8,8142 8,8284
8,8318 8,8333
0,0181 0,0191
0,0191 0,18
0,19 0,19
Nata de Oriza III I
II III
10,0109 10,0215
10,0239 8,8103
8,8197 8,8205
8,8284 8,8368
8,8356 0,0181
0,0171 0,0151
0,18 0,17
0,15
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.5. Data Hasil Pengukuran Kadar Air Pada Nata de Oriza
Variasi perbandingan air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar air pada pembuatan nata de oriza yang dilakukan dengan metode penguapan air.
Persen kadar air yang diperoleh untuk nata de oriza terdapat pada tabel berikut :
Sampel Nata de Oriza Air cucian
Beras I, II dan III Ulangan
Berat Sampel
g Berat
Cawan g
Berat Cawan
+ Sampel
g Berat
Cawan + Sampel
Setelah Pengeri
ngan g
Berat Uap
Air g
Kadar Air
Nata de Oriza I I
II III
2,0123 2,0132
2,0104 8,8103
8,8358 8,8572
10,8226 10,8490
10,8676 9,2615
9,2942 9,3019
1,5611 1,5548
1,5585 77,58
77,23 77,52
Nata de Oriza II I
II III
2,0123 2,0136
2,0212 18,1306
18,1543 18,1649
20,1429 20,1679
20,1861 18,5812
18,6055 18,6136
1,5617 1,5624
1,5725 77,61
77,59 77,80
Nata de Oriza III I
II III
2,01232 2,0016
2,0011 17,7432
17,7624 17,7695
19,7555 19,7640
19,7706 18,1944
18,2106 18,2179
1,5611 1,5534
1,5527 77,58
77,61 77,59
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1.6. Data Hasil Pengukuran Kadar Abu Pada Nata de Oriza
Variasi perbandingan air cucian beras pertama, kedua dan ketiga terhadap kadar abu pada pembuatan nata de oriza yang dilaukan dengan metode pembakaran
dalam tanur. Persen kadar abu yang diperoleh untuk nata de oriza terdapat pada tabel
berikut ini :
Sampel Nata de Oriza Air
cucian Beras I, II dan III
Ulangan Berat
Sampel g
Berat Cawan
g Berat
Cawan +
Sampel g
Berat Cawan +
Sampel Setelah
Pengeri ngan
g Berat
Cawan + Sampel
Setelah Pengabuan
g Berat
Abu g
Kadar Abu
Nata de Oriza I
I II
III 2,0123
2,0132 2,0104
8,8103 8,8358
8,8572 10,8226
10,8490 10,8676
9,2615 9,2942
9,3019 10,8221
10,8230 10,8203
0,0005 0,0005
0,0004 0,025
0,025 0,020
Nata de Oriza II
I II
III 2,0123
2,0136 2,0212
18,1306 18,1543
18,1649 20,1429
20,1679 20,1861
18,5812 18,6055
18,6136 20,1423
20,1437 20,1513
0,0006 0,0005
0,0005 0,030
0,025 0,025
Nata de Oriza III
I II
III 2,01232
2,0016 2,0011
17,7432 17,7624
17,7695 19,7555
19,7640 19,7706
18,1944 18,2106
18,2179 19,7550
19,7443 19,7440
0,0005 0,0005
0,0003 0,025
0,025 0,015
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pengolahan Data