Karakteristik Olahraga Olahraga dalam perspektif hadis

kesehatan yang hakiki, baik kesehatan yang dinamis, atraktis dan rekreatis yang akan menjadi olahraga prestasi. Olahraga memang banyak macamnya dari yang termurah sampai termahal. Kalau dilihat dari segi unsurnya olahraga Airobik dapat dikatagorikan masuk ke dalam olahraga yang cukup terjangkau oleh masyaakat dengan kata lain olahraga tersebut dapat dilakukan oleh masyarakat dari golongan bawah, menengah sampai golongan atas. 6

B. Karakteristik Olahraga

Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, perkembangan olahraga semakin pesat dengan keanekaragaman ciri yang terdapat pada masing-masing cabang olahraga. Perkembangan macam-macam olahraga ini tidak terlepas dari pengaruh keadaan sosial, budaya, politik, ekonomi, geografis, dan politik. Meskipun demikian tetap ada beberapa karakter pokok yang tidak dapat dihilangkan dari kegiatan yang disebut olahraga. Berikut ini merupakan karakter atau ciri suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai olahraga : 1. Kegiatan Fisik Orientasi fisik merupakan ciri utama dalam kegiataan yang disebut dengan olahraga. Orientasi fisik dalam hal ini seperti aspek motorik, daya tahan, kecepatan, kekuataan, dan keterampilan yang merupakan unsur intern dari kegiatan olahraga. Oleh karena itu kegiatan olahraga selalu menampakan diri dalam wujud nyata kehadiran fisik, peragaan diri secara sadar, dan disertai dengan penggunaan alat-alat yang konkrit. Setiap bentuk permainan sejati dalam olahraga terdiri atas kegiataan yang lebih menekan aspek gerak sehingga unsur jasmaniah menjadi sangat dominan. 7 2. Permainan Menurut Dini Rosdiani dalam buku Dinamika Olahraga Dan Pengembangan Nilai, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu: permainan adalah bentuk kegiatan yang dikerjakan dengan mengikuti aturan tertentu yang biasa disebut aturan permainan. Agar menjadi jelas permainan biasanya dibandingkan dengan pekerjaan. Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari makna atau tujuan kegiatan tersebut. Dalam bekerja selalu diharapkan hasil pekerjaan, yaitu sebagai akibat dari kegiatan yang telah dilakukan. 6 Wasis Ekyono DKK, Teori Olahraga, Jakarta: CV. Karya, 1981, cet. IV, hal. 10. 7 H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga Bandung : Alfabeta, 2010 hal. 137. Dikutip oleh Mohammad Hasan “Olahraga Perspektif Hadis Studi Ma’ani al-Hadis”,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 14 Januari 2013. Sedangkan dalam permainan yang dicari adalah kepuasan dalam melakukan kegiatan tersebut. 8 Ciri inilah menurut penulis merupakan ciri paling hakiki dari kegiatan olahraga. 3. Realitas Olahraga Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, perilaku dalam olahraga sering digambarkan bukan hanya bersifat artifisial, imaginer, atau hanya ilusi, sebaliknya olahraga dikatakan sebagai kegiatan yang real dan nyata. Keterlibatan seseorang dalam olahraga tidak semata-mata terpaku mengikuti peranan yang telah ditetapan melainkan dia bersama pemain yang lain memainkan permainan yang real dalam konteks permainan. 9 Dengan kata lain seseorang yang sedang melakukan kegiatan olahraga dituntut untuk berjuang dengan sungguh-sungguh. Hal ini karena ada tantangan yang harus dilawan dan diatasi. Seorang atlet baru akan merasa puas jika bisa bermain lebih baik dari lawannya, hal ini kerana dalam olahraga selalu ada tantangan yang harus dijawab oleh seorang atlet dengan prestasi yang lebih baik dari lawannya. 4. Prinsip Prestasi Kompetisi Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, olahraga pada dasarnya tidak selalu mengacu pada maksud dan tujuan eksternal seperti halnya semua bentuk permainan. Olahraga juga selalu diwarnai oleh drama dalam setiap gerakkanya. Karena itu upaya untuk mempertahankan „unsur ketegangan‟ sebagai titik tengah antara kondisi yang membosankan dan tuntunan yang berlebihan merupakan komponen yang absolut dari cirri dunia olahraga. 10 Artinya untuk membedakan olahraga dengan permainan pada umumnya harus ada satu membedakan olahraga dengan permainan pada umumnya harus ada satu tujuan tertentu yang ditetapkan setinggi-tingginya yaitu prestasi yang melebihi pencapaian orang lain sebagai pengakuan bahwa kegiatan olahraga yang dilakukan tersebut berbeda dengan permainan yang hanya mengandalkan unsur keberuntungan yang tidak rasional. Pencapaian prestasi ini akan melibatkan kesulitan tertentu yang menghadang, resiko, frustasi dan kemungkinan kegagalan. Dengan demikian prinsip prestasi ini dinyatakan melalui aspek jasmaniah sesuai dengan realitas olahraga dan olahraga sebagai kegiatan fisik. 5. Dimensi Sosial Menurut H.J.S Husdarta dalam buku Sejarah Dan Filsafat Olahraga, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, olahraga tidak mungkin dilakukan seorang diri. Hal ini karena dalam olahraga apa prinsip permainan dan prinsip pestasi. Dengan dua prinsip tersebut akan selalu ada pihak lain yang harus ditandingi permainan dan prestasinya. Bahkan untuk olahraga yang 8 Dini Rosdiani, Dinamika Olahraga Dan Pengembangan Nilai Bandung : Alfabeta, 2012 hal. 78. Dikutip oleh Mohammad Hasan “Olahraga Perspektif Hadis Studi Ma’ani al- Hadis ”,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 14 Januari 2013. 9 H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga Bandung : Alfabeta, 2010 hal. 138. 10 H.J.S. Husdarta,Sejarah Dan Filsafat Olahraga Bandung : Alfabeta, 2010 hal. 139. hanya bersifat single misalnya, seperti angkat besi tetap ada pihak lain yang lawan yang harus diungguli prestasinya. Artinya dalam olahraga akan mungkin terjadi interaksi sosial yang akan membentuk kelompok sosial. Prinsip dimensi social ini juga ada kaitannya dengan ciri olahraga yang terakhir yaitu sikap fairplay sportif atau ksatria. 11 6. Sportif atau Ksatria. Menurut Dini Rosdiani dalam buku Dinamika Olahraga Dan Pengembangan Nilai, yang dikutip oleh Mohammad Hasan yaitu, sikap sportif merupakan sikap yang melandasi perilaku yang tepat terhadap orang lain yang menjadi lawan dalam kegiatan olahraga yang sedang dilakukan. Maksudnya sikap sportif ini adalah sikap yang memandang lawan sebagai kawan yang diperlukan untuk bersama-sama dapat menampilkan pertunjukan olahraga yang sebaik- baiknya. Tanpa lawan sebagai kawan tidak mungkin kegiatan olahraga dapat dilaksanakan. Lawan bermain bukan musuh yang harus disingkirkan melainkan kawan yang harus dihargai dan dihormati agar terjadi interaksi social yang baik dan terbentuk kelompok yang bagus. 12

C. Jenis-Jenis Olahraga