Asbab al-Wurud al-Hadis Olahraga dalam perspektif hadis

Menyia-nyiakan waktu dengan unsur melalaikan hak dan kewajiban kepada sang khaliq menurut Ahli fiqih hal tersebut yang dilarang, bahkan diharamkan keberadaannya. Akan tetapi hal lain yang dapat berguna baik untuk manusia itu sendiri juga orang lain, contohnya olahraga menurut ahli fiqih sangatlah dianjurkan bahkan diwajibkan keberadaannya. 24 Olahraga sangatlah berguna bagi kesehatan diri sendiri, juga orang lain. Dalam hal ini, menolong sesama manusia dalam unsur sosial kemasyarakatan yang di junjungnya dalam keadaan terdesak seperti bencana alam dan lain-lain.

B. Asbab al-Wurud al-Hadis

Dalam memahami suatu hadis, tidak cukup hanya melihat teks hadisnya saja, khususnya ketika hadis itu mempunyai Asbâb alWurûd, melainkan kita harus melihat konteksnya. Untuk menggali pesan moral dari suatu hadis, perlu memperhatikan konteks historisnya, kepada siapa hadis itu disampaikan Nabi SAW, dalam kondisi sosial kulturalnya Nabi SAW waktu menyampaikan. 25 Supaya tidak keliru dalam pemahaman suatu hadis harus memperhatikan konteks historisnya. Sangat penting Asbâb al-Wurûd itu dalam memahami suatu hadis agar tidak keliru dalam memahami suatu hadis. 1. Pengertian Asbâb al-Wurûd. Secara etimologis Asbâb al-Wurûd merupakan susunan idofah yang berasal dari kata asbâb dan al-wurûd. Kata asbâb adalah bentuk yang dapat menghubungkan kepada suatu yang lain. Atau penyebab terjadinya sesuatu. Sedangkan kata al-Wurûd merupakan isim masdar kata benda abstrak dari 24 Yusuf Al-Qardhawi, Pandangan-Pandangan Hukum Islam, Bandung: Mizan Press, 1999, cet.II, hal. 120. 25 Said Agil Husain Munawar, Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud studi kritis hadis nabi pendekatan sosio-historis-kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. I, hal. 5-6. warada, yaridu, wurudan yang berarti datang atau sampai. Dengan demikian Asbâb al-Wurûd adalah datangnya sesuatu, maka sebab-sebab atau latar belakang munculnya suatu hadis. 26 Menurut pendapat Hasbi Ash-Shiddiqe, bahwa Asbâb al-Wurûd adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW menurunkan sabdabya dan masa- masa Nabi SAW menuturkanya. 27 2. Fungsi dan Tujuan Asbâb al-Wurûd Asbâb al-Wurûd al-Hadis mempunyai fungsi lain untuk memahami ajaran islam secara komperhensif. Asbab al-wurud dapat juga membantu kita mana yang datang terlebih dahulu diantara dua hadis yang bertentangan. Adapun urgensi dan signifikasi Asbâb al-Wurûd menurut imam al-suyuti antara lain untuk : a. Membatasi pengertian hadis yang masih mutlak. b. Menentukan adanya takhsis yang bersifat umum. Yaitu menentukan kekhususan suatu hadis yang bersifat umum, dengan memperhatikan konteks asbab al-wurud. c. Mentafsil merinci hadis yang bersifat global. d. Menentukan ada dan tidaknya naskh mansukh dalam suatu hadis. e. Menjelaskan illat sebab-sebab ditetapkannya hukum. f. Menjelaskan maksud suatu hadis yang masih musykil sulit dipahami. 28 26 Said Agil Husain Munawar, Abdul Mustaqin, Asbabul Wurud studi kritis hadis nabi pendekatan sosio-historis-kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. I, hal. 7 27 M.Hasbi Ash Shiddiqe, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang , 1993. cet.II, hal. 164. 28 Muh. Zuhri, Hadis Nabi sejarah dan metodologi.Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,1997, cet. I, hal. 144. Dengan demikian dalam perspektif ini, mengetahui Asbâb al-Wurûd bukanlah tujuan melainkan hanya sebagai sarana untuk memperoleh ketetapan makna dalam memahami pesan moral suatu hadis. 3. Asbâb al-Wurûd al-Hadis Olahraga . Artinya : Telah meriwayatkan kepada kami Abu al-Qasyim Abdur-Rahman bin Muhammad al-Siraj, saya Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abdus al-Tharaifi, telah meriwayatkan kepada kami Zaid bin Abdu Rabbah, telah meriwayatkan kepada kami Baqiyah dari Isa bin Ibrahim, dari al- Zuhri dari Abi Sulaiman, Maula Abu Rafi’ dari Abu Rafi’ berkata: bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah apaah seorang anak mempunyai hak atas mereka? Rasulullah menjawab: iya. Hak anak-anak atas orang tuanya , diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi sesuatu yang baik- baik.”HR. Imam al-Baihaqi. Latar belakang hadis-hadis tersebut kenapa di buat? Pertama,, Nabi mendapat pertanyaan Abu Rafi’ mengenai masalah hak dan kewajiban anak terhadap orang tuanya dalam suatu majlis ilmu, Nabi menjawab dengan lantang dan jelas terhadap pertanyaan tersebut, “iya, ada hak atas kedua orang tuanya, diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi sesuatu yang baik-baik ”. Dalam keterangan di atas dijelaskan maksudnya adalah memberi makan, pakaian, pendidikan yang layak, kesehatan, sesuatu yang halal dan menjaganya dari semua yang diharamkan Allah Swt kepadanya. 30 29 Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Juz X, had. 19526, hal. 15. 30 Ibnu Hamzah al-Husain al-Hanafi al-Damasyiqi , al-Bayan Wa al- Ta’rif fi Asbab al- Wurud al-Hadis al-Syarif al-Dimasyqi:al-Bayan,1980, Jil. II. 245. lihat juga terj H.M. Suwarta Hal lain Nabi menjawab hak anak atas orang tuanya adalah memberi nama yang baik, member pendidikan tentang akhlak yang baik pula, yang nantinya menjadi anak yang shaleh yang berbakti sang penciptanya juga kepada orang tuanya yang melahirkannya dengan susah payah, artinya tahu diri, berbakti, yang akhirnya terpuji baik dari sang Khaliq dan manusia itu sendiri.

C. Analisis Matan Hadis