Latar Belakang Olahraga dalam perspektif hadis

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadis Nabi SAW dalam pandangan umat Islam merupakan salah satu sumber ajaran Islam. Secara structural hadis menduduki posisi setelah al-Qurân. Sedangkan secara fungsional hadis merupaikan bayân penjelas terhadap al- Qurân. Ini artinya hadis mempunyai posisi yang sangat signifikan dan strategis dalam menjelaskan ayat-ayat al-Qurân yang masih global. Oleh karena itu, sebagai umat Islam sangat berkepentingan untuk menggali butir-butir ajaran Islam yang terdapat dalam hadis-hadis tersebut. 1 Hadis adalah ucapan, perbuatan, taqrîr dan hal ihwal Nabi Muhammad SAW, menduduki tempat yang tinggi dalam jiwa umat Islam. Dalam kaitannya dengan fungsi dan kedudukan hadis Nabi terhadap al-Qurân, Allah SWT telah menerangkannya dalam al-Qurân seperti peran Nabi Muhammad SAW sebagai muffasir al-Qurân. Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 44 :           . Artinya : “Dan kami turunkan kepadamu Al Qurân, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” Q.S An-Nahl : 44. 2 Dari ayat di atas, jelaslah bahwa tugas Rasulullah SAW ialah menjelaskan baik dengan lisan atau perbuatan, hal-hal yang masih global dan sebagainya yang terdapat dalam al-Qurân. Tugas ini berdasarkan perintah Allah SWT, tentu saja 1 Sayid Agil Husein al-Munawar, Studi Hadis Nabi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, Cet. Ke-1, h. 8. 2 Al- Qur‟an dan Terjemahannya, DEPAG RI.,1997. QS. An-Nahl : 44 penjelasan terhadap al-Qurân bukanlah hanya sekedar membaca al-Qurân, banyak ayat-ayatnya yang masih memerlukan penjelasan praktis dan itu sudah dilakukan oleh Rasulullah SAW, karenanya Rasulullah SAW tidak bisa dilepaskan begitu saja dari tugas ini, menolak penjelasan Rasulullah SAW sama artinya menolak al- Qurân. 3 Hadis merupakan sumber ajaran Islam setelah al-Qurân. Al-Qurân dan hadis sebagai pedoman umat Islam, bukan saja berisi masalah-masalah hukum, tetapi juga mencakup pada kehidupan sosial, baik berupa masalah politik, ekonomi, kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, olahraga dan sebagainya. Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, berkuda, dan jenis olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan individu. Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat olahraga bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan Dalam Islam” oleh dr. Mahmud Ahmad Najib Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir, ditegaskan bahwa olahraga sangat berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat. Karena dengan berolahraga mampu menyembuhkan penyakit dan membantu manusia menuju kesehatan fisik dan batin. Selain itu juga bisa merilekskan jiwa dan raga kita serta mengeluarkan zat-zat jahat ditubuh dengan jalur keringat-keringat yang keluar dari dalam tubuh. 4 3 M.M Azami, Hadis Nabawi, Sejarah dan Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, h. 27. 4 Manfaat olahraga bagi tubuh manusia lih. Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari`at Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. I h. 83. Olahraga banyak macamnya mulai dari jalan kaki, lari, sepak bola, memanah, berkuda, berenang dan lain sebagainya. Dari olahraga yang mahal sampai termurah bahkan gratis tidak memerlukan biaya. Akan tetapi olahraga yang ditekankan “Rasulullah SAW” di antaranya adalah : berkuda, memanah, dan berenang. Sebagimana sabdanya: . Artinya : “Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Ahmad bin Husain al-Qadli telah mengabarkan kepada kami Abu Ja`far Muhammad bin Ali’Athar, mengabarkan kepada kami Ayahku, meriwayatkan kepada kami Qais dari Lais dari Mujahid dari Ibn Umar berkata: bersabda Rasulullah: “Ajarilah anak-anak kalian berenang, memanah, dan menenun bagi anak perempuan.” HR Imam al-Baihaqi. 5 . Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Abu Hasan Ahmad bin Muhammad bin Abdus al-Tharaifi, telah meriwayatkan kepada kami Utsman bin Sa ’id, telah meriwayatkan kepada kami Zaid bin Abdu Rabbah, telah meriwayatkan kepada kami Baqiyah dari Isa bin Ibrahim, dari al- Zuhri dari Abi Sulaiman, Maula Abu Rafi’ dari Abu Rafi’ berkata: bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah apakah seorang anak mempunyai hak atas kami, sebagaimana kami mempunyai hak atas mereka? Rasulullah menjawab: ia. Hak anak-anak atas orang tuanya, 5 Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah, 1989, juz VI, Cet. I, hadis 8664, h. 401. diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi sesuatu yang baik- baik.” HR Imam al-Baihaqi. 6 Adapun dalam hadis lain yang berbunyi sebagai berikut: . Artinya : “Telah meriwayatkan kepada kami Musa bin Harun, meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Rahawiyah, di dalam sanad yang lain telah menceritakan kepada Ja’far bin Muhammad al-Faryabi, dan telah menceritakan kepada kami Abu al-Asbaghi Abdul Aziz bin Yahya al- Harani, keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salamah bin Abdul Rahim, dan dari Abdul Wahab bin Bakhat, dari Atha’ bin Abu Rabah berkata: saya melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir bin Umair al-Anshari latihan memanah, lalu salah seorang diantara mereka merasa jenuh lalu temannya berkata engkau itu malas: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: setiap sesuatu yang bukan merupakan dzikir kepada Allah adalah permainan dan kelalaian,kecuali empat perkara yaitu: “seorang laki-laki berjalan diantara dua sasaran untuk memanah, seseorang yang melatih kudanya, belaian seorang suami terhadap istrinya, mengajarbelajar berenang.”HR. Imam at- Thabrani. 7 Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, apabila seseorang melakukan dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap perkembangan jasmaninya. Selain olahraga berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani manusia, juga memberikan pengaruh kepada perkembangan rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efensiensi kerja 6 Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syu’bal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, Juz VI, hadis 8665, h. 401. 7 Sulaiman bin Ahmad bin Ayub Abu al-Qasyim at-Thabrani, Al- Mu’jam al-Kabir fi Bab Jim, al-Maushul: Maktabah al-Ulum wal Hikam, 1983, Juz II, h. 193. terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur. 8 Allah SWT berfirman:                                   . Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya dirugikan. ” Q.S. al- Anfaal:60. Kemudian Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah Swt dari pada orang mukmin yang lemah. Namun begitu, kedua-duanya sama-sama mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu dalam keadaan situasi yang bermanfaat bagi dirimu dan mohonlah selalu pertolongan kepada Allah Ta’ala, dan jangan bosan. Jika engkau mendapat cobaan, jangan berkata : “seandainya tadi aku perbuat begini dan begitu tentu tidak akan 8 Jhon Huocks, terj, Teori Olah Tubuh dan Efektifitasnya, Jakarta:Media Pustaka, 1990, cet. II, h. 55. 9 Al- Qur‟an dan Terjemahannya, DEPAG RI.,1997. Q.S. al-Anfaal:60 begini jadinya.” Tetapi ucapkanlah “Allah Maha Kuasa berbuat sekehendak- Nya.” Karena kata-kata “law” seandainya memberi peluang bagi syai tan.” 10 Hadis diatas dapat dipahami bahwa orang mukmin yang jasmaninya dan rohaninya kuat akan lebih cinta kepada Allah dari pada orang mukmin yang lemah. Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga adalah sunnah atau dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama pelaksanaannya mengikuti ajaran Islam. Tetapi apabila dalam pelaksanaannya bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat dan menimbulkan nafsu seksual serta menimbulkan perbuatan maksiat, maka hukumnya adalah haram. Sementara sebagian ulama mempunyai pandangan bahwa hukum olahraga adalah mubah atau dibolehkan, selama pelaksanaannya menurut ajaran Islam, tetapi apabila situasi dan kondisi dari pelaksanaan olahraga itu berubah, maka hukumnya juga berubah sesuai dengan situasi dan kondisi dari orang yang melakukannya dan pelaksanaan olahraga itu sendiri. Dengan demikian maka hukum olahraga bisa menjadi wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Dari latar belakang pemikiran diatas, maka penulis mencoba meneliti dan menganalisis hadis-hadis tentang olahraga. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis sengaja mengambil judul : “Olahraga dalam Perspektif Hadis” 10 Ma‟mur Daud, terjemah Hadis Shahih Muslim, Malaysia: KLANG BOOK CENTRE, 1995, Cet ke-2, Jilid VIII, hadis 6945, h. 56.

B. Perumusan Masalah