2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.TN dan X.PB semester I SMK Lingga Kencana Depok tahun ajaran
20122013.
3. Sampel
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X.TN dan X.PB semester I, dimana Kelas X.PB terdiri dari 21 siswa dengan
komposisi perempuan 5 siswa dan laki-laki 16 siswa, yang metode pembelajarannya menggunakan ekspositori. Kelas X.TN
Terdiri dari 21 siswa dengan komposisi perempuan 5 siswa dan laki-laki 16 siswa.
“Adapun teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling yang dikenal
juga dengan sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-
pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu
”.
2
Besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
a Pertimbangan praktis yaitu menyangkut biaya, waktu, tenaga
dan kemampuan peneliti. b
Pertimbangan analisis data.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam hal ini penulis melakukan observasi terhadap sikap siswa dan juga terhadap cara mengajar guru dalam proses pembelajaran di kelas.
2
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. h. 63.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Dalam hal ini penulis mewawancarai seorang guru dan 10 orang siswa kelas X.PB serta 12 orang siswa kelas X.TN secara langsung untuk
mengetahui bagaimana ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS.
3. Metode Tes
Metode tes umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar IPS Terpadu siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang telah diberikan oleh guru sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Adapun
metode tes tersebut berupa 30 soal pilihan ganda yang diberikan kepada kelas X.PB dan X.TN, pada waktu yang telah ditentukan oleh
peneliti.
D. Pengujian Validitas Alat Ukur
Validitas dapat diartikan sebagai keshahihan. Sehingga salah satu ciri tes yang baik adalah tes hasil belajar yang diujikan bersifat valid.
Suatu alat ukur memiliki validitas bilaman alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang harusnya diukur dan sesuai dengan kriteria
tertentu.
3
Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
Penganalisisan terhadap tes hasil belajar dilakukan dengan melakukan uji validitas isi. Artinya validitas yang diperoleh setelah
dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Untuk mengukur validitas
maka instrument tes diujicoba pada kelas lain yang memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran tersebut, kemudian hasil dari uji
3
Anas Sujino, Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 93
instrument tersebut dihitung dengan menggunakan rumus produk moment poin biserial berikut.
R
pbi =
√
Dimana M
1 =
dan SD
t
=
√
Sedangkan dalam menentukan rata-rata peserta tes yang menjawab benar, maka digunakan persamaan berikut.
Mp =
Keterangan: R
pbi
:Koefesien korelasi poin biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variable I dengan variable II
Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee
Mt : skor rata-rata dari skor total Mean Total
SDt : deviasi standar dari skor total
P : proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal
yang sedang diuji validitasnya. q
: Proporsi testee yang menjawab salah terhdap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
Setelah didapatkan hasil, maka ditentukan nilai validitas dengan mengkonsultasikan pada table korelasi produc moment. Jika r hitung r
table maka soal tersebut dinyatakan valid, dan jika r hitung r table maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.