BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HOMOSEKSUAL
A. Pengertian Homoseksual dan Sejarahnya
Secara terminologi, homoseks mempunyai arti memiliki kelainan yang sama. Sedangkan secara etimologi, berarti ketertarikan seksual untuk mengadakan
hubungan seks dengan yang berjenis kelamin sama, baik laki-laki dengan laki-laki ataupun perempuan dengan perempuan.
54
Homoseks bukanlah hal yang baru, karena sejak zaman Nabi Luth sekitar tahun 2245 SM kasus seperti ini sudah ada. Oleh sebab itu, homoseks dalam istilah
Arab dikenal dengan istilah Liwath yang dinisbatkan kepada perbuatan kaum Nabi Luth. Luth adalah Nabi dan Rasul Allah, menurut riwayat Luth adalah putra Harun
bukan Nabi Harun yang bersaudara dengan Ibrahim, Nabi Luth setelah pernah
54
Ali bin Abdul aziz Musa, Kekejian Perilaku Kaum Nabi Luth, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006, h.5
berada di Mesir bersama Ibrahim, menetap di Negeri Sodum Sodom, dengan berada di sekitar Ordon atau Yordan sekarang.
55
Menurut bahasa Liwath itu berarti homoseksual atau sodomi.
56
Dan menurut istilah fiqih pun dikatakan bahwa Liwat itu ialah sejenis persetubuhan oleh laki-laki
terhadap laki-laki lain melalui dubur anus jalan belakang
57
Dalam bukunya Anang Zamroni dan ma’ruf Ansori yang berjudul Bimbingan Seks Islami
dijelaskan bahwa pada awalnya kaum Nabi Luth menyetubuhi wanita melalui duburnya, dan lama-kelamaan hal itu juga dilakukan terhadap kaum lelaki
dan dikenal dengan istilah sodomi.
58
Dalam Ensiklopedi Indonesia, istilah homoseks menunjukan adanya gejala dorongan seksual dan tingkah laku homoseks terhadap orang lain dari kelamin
sejenis. Menurut Marzuki Umar Sa’abah dalam Seks dan Kita menuturkan bahwa homoseks adalah rasa tertarik dan mencintai sesama jenis. Untuk kaum pria dikenal
sebagai kaum gay, sedangkan untuk perempuan dikenal sebagai kaum lesbi.
59
Dengan demikian mereka yang mempunyai kelainan seperti itu, secara tidak sadar
55
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992 h.581
56
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1996 Cet.1 hal. 1566
57
M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995, Cet.2 Hal. 176
58
Anang Zamroni dan Ma’ruf Ansori, Bimbingan Seks Islami, Jakarta: Pustaka Anda, 1997, h.183
59
Hasan Sadhily, et. al. Ensiklopedi Indonesia, h.3060
identita
ubungan kelamin dengan sesama lelaki, tidak d
uth mempunyai kekuatan atau dapat berlindung kepada keluarga kuat, te
terjadi di permukaan bumi
s diri mereka telah bertentangan dengan identitas social di suatu komunitas masyarakat.
Mereka didorong oleh hawa nafsu yang jahat untuk melakukan perbuatan- perbuatan keji dan sangat dicela oleh tabi’at manusia dan tentu saja oleh agama.
Perilaku keji tersebut adalah mengadakan h engan wanita dan mereka secara terang-terangan mengadakan berbagai
kemungkaran di setiap balai pertemuannya. Kaum Luth yang sudah biasa mengerjakan hubungan kelamin sesama jenis,
bergegas datang menghampiri tamu-tamu itu para malaikat yang menyerupai pemuda tampan untuk melaksanakan perbuatan yang keji, namun Nabi Luth
berusaha untuk memalingkan kejahatan mereka dengan menawarkan puteri-puterinya dan gadis-gadis kaumnya untuk dinikahi, akan tetapi mereka tetap menolak.
Seandainya Nabi L ntu beliau tidak ragu-ragu untuk bertindak menghalangi perbuatan kaumnya
yang terkutuk itu. Negeri Sodom yang dihuni oleh kaum Nabi Luth itu dihancurkan oleh hujan
batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar hangus lalu jatuh kepada mereka secara bertubi-tubi. Oleh karena itu, setiap malapetaka yang
janganlah dipandang hanya bencana alam saja, akan tetapi benar-benar merupakan peringatan dari Allah kepada setiap penghuni bumi.
Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan bahwa sesungguhnya Luth telah mengetahui bahwa kaumnya tidak mempunyai hasrat kepada wanita-wanita untuk
mereka kawini, sehingga Luth berusaha menawarkan puteri-puterinya untuk mereka nikahi, namun tetap saja mereka menolak karena tidak ada hasrat sedikitpun terhadap
wanita.
ng perempuan kafir dan pengkh
pada mereka dengan menghancurkan negerinya hingga Yang menimbulkan hasrat dan birahi mereka justru adalah sesama jenis
bukan lawan jenis seperti manusia pada umumnya.
60
Dalam kitab Lubab tafsir Min Ibnu Katsir dijelaskan bahwa para malaikat berkata kepada Luth setelah mereka melihat kesusahan yang dilalui oleh Luth karena
perbuatan kaumnya. Malaikat berkata kepada Luth,” Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan tuhanmu, kami diutus untuk membinasakna mereka dan
menyelamatkan kamu dari keburukan mereka. Oleh karena itu Luth diperintahkan untuk segera meninggalkan kampungnya bersama keluarganya untuk mencapai
perbatasan kampong pada malam hari. Dari salah satu keluarganya, yaitu istri Luth sendiri cendrung kepada kaumnya, karena ia merupakan seora
ianat, sesungguhnya perempuan itu akan ditimpa azab yang setimpal dengan kaumnya itu, oleh sebab itu kebinasaan akan terjadi padanya.
Dengan demikian, Allah memerintahkan Luth untuk meninggalkan kampungnya itu dengan secepatnya, karena saat untuk dijanjikan penyiksaan mereka
adalah pada waktu subuh. Karena diwaktu itulah mereka telah berkumpul seluruhnya dirumah masing-masing, sehingga tidak aka nada seorang pun yang lolos. Saat itulah
Allah menurunkan azab ke
60
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Toha Putra, 1993, h.122
jungkir
ereka yang sakit, mereka juga selalu dihemb
al dengan kedurhakaan mereka. elampiasan syahwat
dilakukan dengan lawan jeni
B.
arang dan mengharamkan perbuatan dan prilaku homoseks yang menyebutkan keharaman
homoseks antara lain:
63
balik, lalu Allah menghujani mereka dengan hujan batu yang bercampur tanah secara bertubi-tubi.
61
Pada dasarnya mereka itu tidak menikmati dan tidak pernah merasakan kenikmatan atas apa yang mereka lakukan, apalagi untuk kepuasan syahwat. Selain
karena akal mereka telah rusak, dan hati m usi oleh setan dan hal-hal yang seolah-olah menyenangkan, padahal
sesungguhnya hanyalah tipu daya belaka.
62
Itulah gambaran kehancuran akan azab Allah yang diberikan kepada kaum Nabi Luth, dan merupakan sanksi yang setimp
Bukankah mereka juga memutarbalikan fitrah, seharusnya p s bukan sesama jenis.
Dasar Larangan Homoseksual Dalam al-Quran dan Hadis
Dalam banyak ayat yang terdapat dalam al-Quran dan juga Hadis dengan jelas dan gamblang Allah mel
dengan bentuk dan kondisi apapun. Ayat-ayat
1. Surat al-A’raf ayat 80-81 yang berbunyi:
61
Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002 vol.5 h.308
62
Utsman At-Thawil, Ajaran Islam tentang Fenomena Seksual, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, h.75
63
Abdurrahman I. Doi, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta 1992, Cet.1 h.40-41
rbuatan faahisyah itu, yang belummu?
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu kepada mereka,
☺ ⌧
manusia, Artinya:
Dan kami juga telah mengutus Luth kepada kaumnya. ingatlah tatkala Dia berkata
p ke ada mereka: Mengapa kamu mengerjakan pe
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun di dunia ini se bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. al-A’raf
ayat 80-81 2.
Surat as-Syua’ra ayat 165-166 yang berbunyi:
Artinya: Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara
Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. as-Syua’ra ayat 165-166
3. Surat Hud ayat 79-82 yang berbunyi:
⌧
⌧ ⌧
☺
tu subuh; Bukankah subuh itu sudah
perbuatan atau prilaku homoseksual dalam bentuk atau kondisi apapun, Hadis yang menye
Artinya: Mereka menjawab: Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa Kami tidak mempunyai
keinginan terhadap puteri-puterimu; dan Sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya Kami kehendaki.
Luth berkata: Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan.
Para utusan malaikat berkata: Hai Luth, Sesungguhnya Kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu Pergilah
dengan membawa keluarga dan Pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu.
Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena Sesungguhnya
aat jatuhnya azab kepada mereka ialah di wak s
dekat?. Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah kami balikkan, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Hud ayat 79-82
Dan juga terdapat di dalam Hadis yang menjelaskan tentang haramnya
butkan keharaman homoseks antara lain:
64
64
Abdur Rahman I.Doi, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam, Jakarta, Rineka cipta, 1992 cet. Pertama h.40-41
ﺎ ﺪ ﻮ أ
ﺮﻜ دﺎ
هﺎ ا ﺎ ﺪ
ﺪ ﺎ ثرﺎ ا
ﺎ ﺪ ﺔ
ةدﺎ ﺔ ﺮﻜ
ا سﺎ
لﺎ ر
ﻮ ل
ﷲا ﷲا ﻰ
و :
ا ر
ﺔ ﻮ
ن ﷲا
و ﻮ
ن ﻂ
ﷲا ,
و ه
ﺎ ر
ﻮ ل
ﷲا ؟
لﺎ ا
ﻬ ﺮ ا
لﺎ ﺎ
ءﺎ ,
و ا
ﻬ تﺎ
ا ءﺎ
ﺮ ﺎ لﺎ
, و
ا ﺬ
ي ﺄ
ا ﻬ
ﺔ ,
وا ﺬ
ي ﺄ
ا ﺮ
لﺎ .
65
ari dalam kemurkaan Allah dan melalui malamnya
kelamin dengan hewan serta lelaki yang berhubungan ki.
s.a.w.
كﺎ ا
نﺎ ،
ﺔ ﺮ نﺎ
، ﺮآ
، لﺎ
ا ر سﺎ
ﷲا ا
ن ر
ﻮ ل
ﷲا
Artinya: Dari Abu bakar bin khoad Al-bahily dari Kholid bin Haris dari Su’bah dari Qotadah
dari Ikrimah dari Ibnu Abbas. Telah bersabda Rasulullah S.A.W.:”Ada empat macam rang yang bangun di pagi h
o dengan kebencian Allah. ”Beliau ditanya :” Siapakah mereka yaa Rasulullah?” Nabi
s.a.w. menjawab:”yaitu orang laki-laki yang berupaya menyerupai lelaki; orang yang melakukan hubungan
kelamin dengan sesama lela
Oleh karena itu, homoseks merupakan suatu dosa besar dalam Islam. Nabi telah bersabda pula:
أ ﺮ
ﺎ ا
نﺎ ،
ﺪ ﺎ
أ ﻮ
ﻜ ﺮ
أ ﺔ
، ﺎ ﺪ
ﻮ أ ﺪ ﺎ
ﺮ ﻷا ،
65
Ibnu majah, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Syamilah,tt, juz.6, hal.18
ﷲا و
لﺎ :
ﻈ ﺮ
ﷲا ﺰ
و ا
ر أ
ر أ
و ا
ﺮ أة
د ﺮ
ه ﺎ
66
Artinya: Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa sesungguhnya Nabi s.a.w. telah bersabda:”
Allah yang Maha Perkasa dan Maha Agung tak akan melihat lelaki yang melakukan hubun
wanita
ﺪ ﺮ ا
ﺪ ﺎ ءاﺬ ا
ا ﺮ
ﻰ أ ﻰ ﻮ
لﺎ لﺎ
لﻮ ر ﷲا
ﻰ ﷲا
و لﺎ
ا ة
وا م
: ذا
اأ ا ﻰ
ﺮ ا
ﺮ ﻬ
ز ﺎ ا
نﺎ و
اذ أ ا
ا ﻰ ﺮ
أة ا
Nabi s.a.w. telah bersabda:” Apabila seorang lelaki berhubungan kelamin dengan berdua berzina, dan bila seorang perempuan
melakukan tindakan serupa dengan perempuan lain, berarti mereka berdua juga berzina
C. Homoseks Menurut Ulama Fiqh