Data hasil pengamatan dianalisa dengan uji F, apabila dalam uji stastistik data diperoleh hasil signifikan maka pengujian dilanjutkan dengan uji DMRT
Duncan’s
Multiples Range Test
dan untuk menguji dua beda rataan perlakuan dengan uji t. Luas lahan
= 33 x 34 m = 1122 m
2
Luas plot = 3 m x 2 m = 6 m
2
Jarak antar blok 100 cm Jarak tanam
= 25 cm x 30 cm Jarak antar plot 50 cm
Jumlah tanamanplot = 80 tanaman
Jumlah sampelplot = 10 tanaman pengambilan sampel secara diagonal
Jumlah seluruh tanaman = 8.640 tanaman
Parameter yang Diamati 1. Tinggi tanaman cm
Pengukuran tinggi tanaman mulai dari dua minggu setelah tanam, diukur mulai leher akar sampai ujung tajuk tertinggi untuk 5 tanaman sampel. Pengukuran
tinggi tanaman dilakukan pada umur 2,4,6 dan 8 MST. 2. Jumlah anakan
Jumlah seluruh anakan dihitung pada setiap rumpun tanaman sampel dalam
setiap plot sampai tanaman memasuki fase generatif. 3. Jumlah anakan produktif
Jumlah anakan produktif dihitung pada setiap anakan yang mempunyai malai untuk 5 tanaman sampel dalam setiap plot dihitung setelah panen.
4. Luas Daun cm
2
Total luas daun dihitung dengan menggunakan leaf area meter pada 5 sampel destruktif umur 2,4,6 dan 8 MST.
Universitas Sumatera Utara
5. Bobot Kering Jerami g
Sebanyak 5 tanaman sampel destruktif dicabut sampai akarnya pada umur 2,4,6 dan 8 MST. Kemudian dibersihkan, dikeringanginkan dan diovenkan pada suhu
80°C hingga bobotnya konstan, selanjutnya tanaman ditimbang dengan timbangan digital.
6. Laju Tumbuh Relatif g.minggu
-1
Laju Tumbuh Relatif LTR atau Relative Growth Rate RGR ditentukan dengan rumus :
LTR =
lnW
2
– lnW
1
T
2
– T
1
Dimana : W
1
= Bobot kering tanaman pada waktu T
1
W
2
= Bobot kering tanaman pada waktu T
2
T = Waktu minggu
Penghitungan LTR dilakukan pada 5 sampel destruktif umur 2,4,6 dan 8 MST.
7. Laju Assimilasi Bersih g.cm
-2
. minggu
-1
Net Assimilation Rate NAR atau Laju Asimilasi Bersih LAB dinyatakan sebagai peningkatan bobot kering tanaman untuk setiap satuan luas daun dalam
waktu tertentu. Nilai LAB dihitung dengan rumus :
LAB = W
2
– W
1
. lnA
2
– lnA
1
T
2
– T
1
A
2
– A
1
Dimana : W
1
= Bobot Kering pada waktu T
1
W
2
= Bobot Kering pada waktu T
2
A
1
= Luas Daun pada waktu T
1
A
2
= Luas Daun pada waktu T
2
Penghitungan LAB pada 5 tanaman sampel destruktif umur 2,4,6 dan 8 MST.
Universitas Sumatera Utara
8. Jumlah Klorofil butir
Pengukuran kadar klorofil dilakukan dengan klorofilmeter, yang digunakan langsung di lapangan dan penghitungan secara digital. Pengamatan dilakukan
pada tanaman sampel yang berumur 8 MST. 9. Kerapatan Stomata jumlah stomatamm
2
Epidermis bagian bawah daun padi diolesi dengan kuteks, kemudian dibiarkan selama 2 jam agar kuteks benar-benar melekat dan kering. Setelah itu lapisan
kuteks dilepaskan dari daun dan diletakkan diatas objek gelas dengan bagian kuteks yang lekat di daun mengarah ke atas. Selanjutnya diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10, lalu obyek difoto dengan kamera digital. Jumlah stomata dihitung sesuai bidang pandang yang telah dibuat. Penghitungan
kerapatan stomata pada sampel destruktif umur 8 MST dengan rumus: Kerapatan stomata =
Jumlah stomata Satuan luas bidang pandang
10. Tebal kutikula µm