Penaburan Bokashi Penentuan Dosis Pupuk N, P dan K Pemupukan Berdasarkan Rekomendasi Pemerintah

aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.

3. Penaburan Bokashi

Sepuluh hari sebelum tanam bokashi ditaburkan pada plot penelitian sesuai dosis perlakuan. Kemudian tanah diaduk-aduk agar bokashi dan tanah bercampur. Masa inkubasi bokashi selama 10 hari dimaksudkan agar bokashi benar-benar telah homogen dengan tanah dan hara telah tersedia sehingga dapat langsung diserap oleh akar tanaman.

4. Penentuan Dosis Pupuk N, P dan K Pemupukan Berdasarkan Rekomendasi Pemerintah

Petani menggunakan standar dosis anjuran untuk pemupukan berdasarkan Permentan No. 402007 sesuai rekomendasi pemerintah yaitu: 135 kg N, 36 kg P 2 O 5 dan 20 kg K 2 O per hektar. Petani melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk majemuk Phonska 15:15:15 dengan dosis 12 kgrante musim tanam yang diberikan 3 tahap yaitu pada awal pertumbuhan, umur 28 hari pada fase pembentukan anakan aktif dan pembentukan malai. Pemupukan yang dilakukan petani dengan dosis pupuk majemuk NPK Phonska 15:15:15 12 kg400 m 2 jika dikonversikan ke hektar, maka jumlah pupuk yang diberikan adalah 300 kgha. Pupuk Phonska yang diperlukan hanya = 2015 x 100 = 133 kgha. Dalam 133 kg Phonska terdapat 20 kg N, 20 kg P 2 O 5 dan 20 kg K 2 O. Maka dalam 300 kg Phonska terdapat 45 kg N, 45 kg P 2 O 5 dan 45 kg K 2 O. Hal ini menunjukkan pemupukan K sudah kelebihan sebesar 25 kgha K 2 O, karena kebutuhan K hanya 20 kgha. Sedangkan kandungan N hanya 45 kgha maka Universitas Sumatera Utara kekurangannya diberikan 90 kg N Urea 200 kgha. Maka penambahan urea per plot = 6x 10 -4 x 200 = 0,12 kg = 120 g ureaplot. Kebutuhan P sebanyak 36 kg maka terjadi kelebihan pemberian pupuk P sebanyak 9 kg P 2 O 5 ha. Oleh sebab itu tidak perlu lagi penambahan pupuk P. Pemberian pupuk berdasarkan kebutuhan setempat dapat menghemat jumlah pupuk kimia dan efisiensi biaya. Pemupukan Berdasarkan Analisis Tanah Untuk menentukan dosis pupuk N, P dan K yang harus ditambahkan secara spesifik lokasi maka dilakukan penghitungan dosis pupuk berdasarkan hasil analisis tanah dengan menggunakan rumus Damanik dan Rauf, 2009 sebagai berikut : Untuk kadar hasil analisis N-total tanah = 0,45 N tanah yang dapat diserap tanaman = 50 x 2 x N-total x Berat Tanah = 50 x 2 x 0,45 x 1,1 gcm 3 x 20cm x 6x10 4 cm 2 = 59,4 g N6m 2 msm Dosis anjuran N adalah 135 kgha, maka untuk 6 m 2 = 135x 6.10 - 2 = 81 g Maka dosis N yang harus ditambahkan : = 81 – 59,4 = 21,6 g N6m 2 msm = 10045 x 21,6 = 48 g ureaplot. Berarti pupuk urea yang harus ditambahkan hanya 48 g perplot. Untuk kadar P 2 5 P-tersedia = 76 ppm P tanah yang dapat diserap tanaman : 30 x P-tersedia x Berat Tanah = 30 x 76 ppm x 1,1 gcm 3 x 20 cm x 6.10 4 cm 2 Universitas Sumatera Utara = 3009,6 x 10-6 x 10 4 g = 30,1 g6m 2 msm Maka dosis P yang harus ditambahkan = dosis anjuran – 30.1 g6m 2 msm Kebutuhan P 2 O 5 = 36 kgha, maka kebutuhan P = 36x10 3 x6x10 -4 = 21,6 g6m 2 Kebutuhan P yang harus ditambahkan = 21,6 – 30,1 = -8,5 g6m 2 msm tidak perlu penambahan P Untuk hasil analisis K 2 O tanah = 1,36 me100g K tanah yang dapat diserap tanaman : = 50 x 390 x 10 -6 x 1,2 x 1,36 x 1,1 x 20 x 6x10 4 = 420,08 g6m 2 msm Dosis anjuran 20 kgha, maka untuk 6 m 2 : = 20 x 10 3 x 6 x 10 -4 = 12 g6m 2 msm Maka dosis K yang harus ditambahkan = 12 – 420,08 = -408,08 g6m 2 msm Tidak perlu penambahan K, karena kandungan di dalam tanah berlebih.

5. Penyemaian benih dan Pembibitan