8. Jumlah Klorofil butir
Pengukuran kadar klorofil dilakukan dengan klorofilmeter, yang digunakan langsung di lapangan dan penghitungan secara digital. Pengamatan dilakukan
pada tanaman sampel yang berumur 8 MST. 9. Kerapatan Stomata jumlah stomatamm
2
Epidermis bagian bawah daun padi diolesi dengan kuteks, kemudian dibiarkan selama 2 jam agar kuteks benar-benar melekat dan kering. Setelah itu lapisan
kuteks dilepaskan dari daun dan diletakkan diatas objek gelas dengan bagian kuteks yang lekat di daun mengarah ke atas. Selanjutnya diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10, lalu obyek difoto dengan kamera digital. Jumlah stomata dihitung sesuai bidang pandang yang telah dibuat. Penghitungan
kerapatan stomata pada sampel destruktif umur 8 MST dengan rumus: Kerapatan stomata =
Jumlah stomata Satuan luas bidang pandang
10. Tebal kutikula µm
Untuk mengukur tebal kutikula diambil dari daun yang segar sampel tanaman 8 MST dengan mengiris tipis secara melintang dari bagian atas ke bagian bawah
epidermis lalu difiksasi dalam alkohol 70, kemudian larutan fiksatif dibuang diganti dengan akuades. Selanjutnya direndam dalam larutan HNO
3
25 selama 15-30 menit untuk menghancurkan jaringan mesofil. Sebelum disayat
menggunakan silet, daun terlebih dahulu dicuci dengan akuades. Untuk menghilangkan klorofil dari mesofil yang terikat, sayatan epidermis direndam
dalam larutan bayclin selama 1-5 menit kemudian dicuci dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
akuades dan diwarnai dengan pewarna safranin selama satu menit kemudian dicuci kembali dengan akuades. Obyek berupa lapisan epidermis diletakkan di
atas gelas obyek kemudian ditetesi gliserin 10 dan ditutup dengan gelas penutup.
11. Volume Akar ml
Volume akar diukur dengan cara mencabut tanaman hingga ke akar. Kemudian akar dibersihkan dengan air bersih dan dimasukkan ke dalam beaker glass yang
berisi air. Volume air yang naik akibat dimasukkannya akar, dicatat sebagai volume akar. Pengamatan dilakukan pada tanaman umur 2,4,6 dan 8 MST.
12. Bobot 1.000 butir g
Bobot 1.000 butir diperoleh dengan menimbang 1.000 butir gabah dalam tiap
plot dengan menggunakan timbangan digital yang dilakukan setelah panen. 13. Bobot Gabah per Plot g
Bobot biji per plot diperoleh dengan menimbang gabah yang diperoleh saat panen dalam tiap plot dengan menggunakan timbangan digital yang dilakukan
setelah panen. 14. Analisis serapan N, P, K pada jaringan tanaman g.
Untuk mengetahui kandungan hara dalam jaringan tanaman dilakukan analisis laboratorium. Analisis serapan hara ditentukan dengan mengalikan kandungan
hara tertentu dan bobot keringnya.
15. Analisis Kandungan N, P, K dalam tanah
Analisis tanah dilakukan di laboraturim untuk menentukan kandungan hara di dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan lahan
Lahan yang digunakan adalah area persawahan yang tergolong tanah salin dengan tekstur liat, di daerah Kecamatan Percut Sei Tuan dengan pH = 8,2 dan DHL
= 5,9 mmhos.cm
-2
. Kriteria tanah salin diambil berdasarkan tipe luapan pasang air laut, di lahan yang mengalami intrusi air laut, tetapi tidak terluapi pasang besar
dengan kedalaman air tanah 50 cm. Lahan dibersihkan dengan membabat semak dan membuang gulma yang
tumbuh kemudian tanah dicangkul untuk membalik tanah. Cangkul kedua dilakukan 4 hari kemudian untuk menggemburkan dan menghaluskan tanah. Pada lahan sawah
dibuat plot dengan ukuran masing-masing 2 x 3 m, terdapat 36 plot sesuai dengan jumlah kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Jarak tanam
25 x 30 cm, jumlah tanaman perplot 80 tanaman dengan sampel destruktif sebanyak 5 tanaman dan sampel non destruktif sebanyak 5 tanaman yang diambil secara diagonal
pada luasan 1 x 1 m.
2. Pembuatan bokashi jerami