75
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu pengumpulan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan
simplisia, pembuatan ekstrak, pengamatan gejala toksik, kematian, LD
50
, berat badan, berat organ relatif dan makropatologi, kemudian dilakukan analisis
statistik.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, alat bedah Wells spencer, alumunium foil, blender
Miyako, cawan porselin, Freeze dryer Edwards, kamera digital, kandang mencit, lemari pengering, mortir dan stamfer, neraca hewan Presica
Geinweigher GW-1500, neraca listrik Vibra, oral sonde, rotary evaporator Heidolph VV-300 , spuit ukuran 1 ml Terumo.
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan tumbuhan yaitu bunga pepaya jantan Carica pepaya L. dan bahan kimia yaitu
akuades, etanol 80 dan natrium klorida 0,9.
3.2 Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan berat badan 30-35 gram, berumur 2-3 bulan. Sebelum pengujian, mencit
Universitas Sumatera Utara
76 diaklimasi terlebih dahulu selama 7-14 hari. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi
dalam 6 kelompok.
3.3 Penyiapan Sampel 3.3.1 Pengumpulan tumbuhan
Pengumpulan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Tumbuhan
yang digunakan adalah bunga pepaya jantan Carica pepaya L. yang diperoleh dari desa Gunung Berkat, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan,
Provinsi Sumatera Utara.
3.3.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi bunga pepaya jantan Carica pepaya L. dilakukan di Herbarium Medanense MEDA, Universitas Sumatera Utara.
3.3.3 Pembuatan simplisia
Bunga pepaya jantan Carica pepaya L. yang masih segar dipisahkan dari tangkainya, dicuci kemudian ditiriskan lalu ditimbang beratnya sebagai
berat basah. Selanjutnya dikeringkan pada lemari pengering hingga kering yang ditandai dengan sampel mudah dipatahkan, kemudian diblender dan
ditimbang sebagai berat serbuk simplisia.
3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Pepaya Jantan
Pembuatan EEBPJ dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 80.
Cara kerja :
Universitas Sumatera Utara
77 Sebanyak 400 g serbuk simplisia bunga pepaya jantan dimasukkan ke
dalam bejana, kemudian dituangi dengan 3 liter etanol 80. Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai
dan diperas. Ampas dicuci kembali dengan 1 liter etanol 80, dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama
2 hari, selanjutnya disaring Depkes RI, 1979. Maserat etanol yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator ± 40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental kemudian dipekatkan dengan freeze dryer ± -40
o
C.
3.5 Pengujian Efek Toksisitas
Pengujian efek toksisitas meliputi pembuatan sediaan uji EEBPJ, uji pendahuluan, pengujian toksisitas akut meliputi gejala-gejala klinis, kematian
hewan, LD
50
, perubahan berat badan dan makropatologi.
3.5.1 Pembuatan suspensi ekstrak etanol bunga pepaya jantan
Sediaan uji dibuat dengan konsentrasi 25 dan 50, ditimbang ekstrak kemudian dimasukkan ke dalam lumpang, ditambahkan akuades digerus
hingga merata. Sediaan uji EEBPJ dimasukkan ke dalam labu ukur, cukupkan dengan akuades hingga dicapai batas volume.
3.5.2 Uji pendahuluan
Sebanyak 10 ekor mencit dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 ekor. Kelompok kontrol diberi akuades 1 bb, kelompok
perlakuan diberi EEBPJ dosis 100, 200, 400 dan 800 mgkg bb secara oral selama 14 hari dan dilakukan pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
78
3.5.3 Uji toksisitas akut
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Thomson dan Weil dengan menggunakan kelipatan dosis. Dari hasil uji pendahuluan maka didapatkan
dosis untuk pengujian toksisitas akut. Mencit dikelompokkan menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit yaitu: kelompok kontrol
1 dan kelompok perlakuan 2-6. - Kelompok 1 : Kontrol normal,diberikan akuades 1 bb.
- Kelompok 2 : diberi EEBPJ dosis 1000 mgkg bb. - Kelompok 3 : diberi EEBPJ dosis 2000 mgkg bb.
- Kelompok 4 : diberi EEBPJ dosis 4000 mgkg bb. - Kelompok 5 : diberi EEBPJ dosis 8000 mgkg bb.
- Kelompok 6 : diberi EEBPJ dosis 16000 mgkg bb.
3.5.4 Pengamatan
Penimbangan mencit dilakukan pada hari ke-0, kemudian pada hari ke-1 diberi sediaan uji secara oral dan dilakukan pengamatan selama 14 hari
Angelina, dkk., 2008.
3.5.4.1 Gejala toksik
Pengamatan dilakukan setiap hari selama 14 hari, setelah pemberian diamati adanya kejang, salivasi, diare, lemas, tidur dan koma OECD 2001.
3.5.4.2 Kematian hewan
Kematian mencit diamati dari hari pertama sampai hari terakhir dan mencit yang mati setelah pemberian sediaan uji segera diotopsi Soeksmanto,
dkk., 2010.
Universitas Sumatera Utara
79
3.5.4.3 Nilai LD
50
Perhitungan nilai LD
50
berdasarkan metode Thomson dan
Weil Priyanto, 2009 dengan rumus: Log m = log D + d f + 1
Dimana : m = nilai LD
50
D = dosis terkecil yang digunakan d = log dari kelipatan dosis
f = suatu nilai dalam tabel Weil, karena angka kematian tertentu r 3.5.4.4 Berat badan
Perubahan berat badan dianalisis seminggu sekali. Pada akhir penelitian, hewan yang masih hidup ditimbang dan diotopsi OECD, 2001.
3.5.4.5 Berat Organ relatif
Organ yang akan ditimbang harus dikeringkan terlebih dahulu dengan kertas penyerap, kemudian segera ditimbang. Kemudian yang dianalisis adalah
berat relatif, yaitu berat organ dibagi berat badan OECD, 2001.
3.5.4.6 Makropatologi
Mencit yang mati segera diotopsi dan dilakukan pengamatan warna, permukaan dan konsistensi organ hati secara visual Anggraini, 2008.
3.6 Analisis Statistik
Pengamatan berat badan dianalisis statistik dengan menggunakan one- way analysis of variance ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada
program Statistic Product and Service Solutions SPSS versi 19.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Medanense MEDA, Universitas Sumatera Utara Medan, disebutkan tumbuhan yang digunakan
adalah tumbuhan bunga pepaya jantan Carica papaya L. suku Caricaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan gambar tumbuhan pada
Lampiran 2.
4.2 Hasil Ekstraksi Serbuk Bunga Pepaya Jantan
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80 yang bertujuan untuk menarik senyawa metabolit sekunder
yang terdapat dalam serbuk bunga pepaya jantan. Hasil maserasi dari 400 gram serbuk simplisia diperoleh ekstrak kental 31,5 gram randemen 7,875.
4.3 Hasil Uji Pendahuluan
Hasil uji pendahuluan selama 14 hari tidak ditemukan adanya gejala toksik dan kematian pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan dosis
100, 200, 400 dan 800 mgkg bb. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada
Lampiran 6. 4.4 Hasil Pengujian Toksisitas Akut
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Thomson dan Weil dengan menggunakan kelipatan dosis. Hasil uji pendahuluan dari EEBPJ maka
didapatkan dosis untuk pengujian toksisitas akut yaitu dosis 1000, 2000, 4000,
Universitas Sumatera Utara