63 etil asetat sebagai antimutagenik Fransisca, 2012, ekstrak etanol sebagai
antioksidan Henova, 2012, fraksi n-heksan dan fraksi etilasetat sebagai antioksidan Sianipar, 2013, ekstrak metanol sebagai antibakteri Iman, 2009
dan ekstrak etanol sebagai antikanker payudara Suwarso, dkk., 2013.
2.2 Metode Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Depkes, 2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung BPOM, 2012.
Ekstraksi dalam istilah farmasi yaitu proses pemisahan bagian senyawa aktif yang berkhasiat sebagai obat dari jaringan tanaman atau hewan
dengan menggunakan pelarut tertentu, sesuai prosedur standart yang akan menghasilkan ekstrak Depkes, 1979. Zat aktif yang terdapat dalam simplisia
dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain Ditjen POM, 2000. Tujuan utama ekstraksi adalah untuk
mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan Syamsuni, 2006.
Metode ekstraksi yang umum digunakan antara lain yaitu: • Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan,
Universitas Sumatera Utara
64 sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000. Maserasi digunakan untuk simplisia yang zat aktifnya tidak tahan terhadap
pemanasan. Pelarut yang dipakai adalah air atau pelarut organik BPOM, 2012.
• Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu
baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembapan bahan, tahap
perendaman, tahap perkolasi penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh perkolat Depkes, 2000. Perkolasi umumnya digunakan
untuk mengekstraksi serbuk kering simplisia terutama untuk bahan yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji kayu dan akar. Pelarut yang digunakan
umumnya adalah etanol atau campuran etanol-air BPOM, 2012. • Refluks
Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut
terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes, 2000. • Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan pada suhu 40 – 50
C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan BPOM, 2012.
• Sokletasi
Universitas Sumatera Utara
65 Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana
pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi dan merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet,
setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-ulang Ditjen POM, 2000.
• Infundasi Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air
pada temperatur 90°C selama 15 menit Depkes, 2000. • Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Depkes, 2000.
2.3 Toksisitas