81 8000 dan 16000 mgkg bb. Pengamatan dilakukan selama 14 hari meliputi
gejala klinis, kematian hewan, berat badan dan makropatologi.
4.4.1 Hasil pengamatan gejala toksik
Hasil pengamatan yang dilakukan setiap hari selama 14 hari terhadap adanya kejang, diare, salivasi, lemas, tidur dan koma OECD, 2001 dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pengamatan gejala toksik
Kelompok Kejang
Diare Salivasi Lemas
Tidur Koma
P1 -
- -
- -
- P2
- -
- -
- -
P3 -
- -
- -
- P4
- -
- -
- -
P5 +
- -
+ +
+ P6
+ -
- +
+ +
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4, 5 dan 6 = dosis 1000, 2000, 4000, 8000 dan 16000 mgkg bb; bb = berat badan; - = tidak
menunjukkan gejala; + = menunjukkan adanya gejala
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pemberian EEBPJ tidak ditemukan adanya gejala toksik pada kelompok kontrol dan perlakuan pada
dosis 1000, 2000 dan 4000 mgkg bb. Pada dosis 8000 dan 16000 mgkg bb ditemukan gejala klinis yaitu terjadi kejang, lemas, tidur dan koma pada
mencit. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara dosis dan efek toksik, dimana makin besar dosis yang diberikan maka makin besar pula efek
toksik yang timbul Lu, 1995. Zat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan berkaitan dengan dosis yang diberikan yaitu efek samping, efek
merugikan dan efek toksik Priyanto, 2009. Evaluasi toksisitas akut tidak hanya mengenai LD
50
, tetapi juga terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi dan aktivitas motorik hewan uji untuk
Universitas Sumatera Utara
82 mendapatkan gambaran tentang sebab kematian Darmansjah dan Wiria, 2007.
Setiap zat bila diberikan dengan dosis yang cukup besar akan menimbulkan gejala-gejala toksik Wirasuta dan Niruri, 2006. Dalam uji toksisitas akut, data
yang dikumpulkan berupa tolak ukur ketoksikan kuantitatif yaitu kisaran dosis letaltoksik dan tolak ukur ketoksikan kualitatif yaitu gejala klinis Donatus,
1996.
4.4.2 Hasil pengamatan kematian
Hasil pengamatan kematian hewan selama waktu pemberian sediaan uji dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil pengamatan kematian Kelompok
Jumlah mencit Jumlah kematian
P1 5
P2 5
P3 5
P4 5
P5 5
3 P6
5 5
Keterangan: P = perlakuan; 1 = kontrol; 2, 3, 4, 5 dan 6 = dosis 1000, 2000, 4000, 8000 dan 16000 mgkg bb; bb = berat badan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemberian EEBPJ pada kelompok kontrol, dosis 1000, 2000 dan 4000 mgkg bb tidak terdapat mencit
yang mati, dosis 8000 mgkg bb terdapat 3 ekor mencit yang mati dan pada dosis 16000 mgkg bb terdapat kematian mencit terbesar dari semua kelompok
perlakuan yaitu 5 ekor mencit yang mati. Hal tersebut dikarenakan besarnya dosis EEBPJ yang menyebabkan kematian pada mencit. Efek toksik bertambah
dengan naiknya dosis Koeman, 1987. Takaran dosis yang dianjurkan pada toksisitas akut paling tidak terdapat
empat peringkat dosis. Dari dosis terendah yang tidak atau hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan dosis tertinggi yang dapat
mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji Donatus, 1996.
Universitas Sumatera Utara
83
4.4.3 Hasil nilai LD