Latar Belakang Munculnya Gerakan Alternatif

Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. BAB IV DARI GERAKAN SERKAT BURUH KE GERAKAN ALTERNATIF

4.1. Latar Belakang Munculnya Gerakan Alternatif

Sepanjang tahun 1971-an sangat jarang muncul protes-protes dari serikat buruh yang mencoba mengkritik kebijakan ekonomi dan perburuhan pemerintah di Medan. Vakumnya aksi-aksi buruh ini menunjukkan keberhasilan pemerintahan orde baru dalam meredam segala gejala protes yang ada. Keluarnya peraturan pemerintah pada tahun 1982 yang mengharuskan semua organisasi menerima pancasila sebagai azas tunggal semakin mempersempit ruang gerak buruh yang tergabung dalam waah tunggal Federasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia SPSI. Setelah berlakunya azas tunggal tersebut, buruh yang kritis tidak lagi berdaya karena peluang untuk melakukan kegiatan politik di tingkatan lapangan kerja sudah tertutup. Masalah internal SPSI yang sering terjadi dan sangat melemahkan gerakannya adalah kedekatan dengan partai politik tertentu yaitu Golongan Karya Golkar, partai pemerintah orde baru. Para pimpinan serikat buruh ini lebih condong berfungsi sebagai mesin politik penyokong legitimasi dan keberlangsungan status quo. Selain itu, lemahnya serikat buruh ini juga karena ketidakmandirian dalam hal pendanaan. Di mana dana yag hanya diizinkan mengalir ke kas serikat adalah harus dari pemerintah. Sentralisassi kebijakan SPSI dari pusat ke daerah juga menjadi dilema bagi perkembangan dan pergerakan buruh di Medan. Dalam menanggapi kebijakan Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. perburuhan pemerintah, SPSI tingkat daerah tidak mempunyai kemandirian. Hal ini karena di tingkatan pusat sudah terjadi kompromi dengan pemerintah dan itu harus juga dijalankan oleh daerah. Sementara proses penyadaran politik yang seharusnya dilakukan oleh FBSI terhadap anggotanya tidak dapat berjalan dengan maksimal. Minimnya penyadaran politik ini menjadi kendala bagi prkembangan gerakan serikat buruh pada masa itu. Sebagai serkat buruh tunggal yang mempunyai banyak massa sudah sewajarnya jika FBSI menjadi kekuatan yang mampu menekan pemerintahan namun hal ini tidak terlaksana. Banyaknya kader-kader FBSI tidak dilengkapi dengan proses penyadaran politik yang sistmatis dan berkelanjutan menyeret mereka ke dalam jebakan politik orde baru. Sikap kompromi yang tetap dipertahankan oleh serikat buruh tunggal ini dalam melihat berbagai permasalahn yang sedang terjadi serta ketakutan terhadap sikap refresif pemerintah. Kondisi dan faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan munculnya gerakan-gerakan alternatif di Sumatera Utara baik dalam bentuk kelompok buruh alternatif, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan organisasi mahasiswa Ormawa. Ini menjadi harapan satu-satunya bagi buruh untuk melanjutkan aksi ketidakpuasannya. LSM hadir dalam setiap bidang kehidupan dan dalam beberapa kasus menjadi penggerak utama perubahan di dalamnya. Peranan LSM tersebut adalah melakukan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah yang selama ini menjadi Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. pengendali perubahan dalam skala besar atau melakukan hal yang sama dengan pemerintah tetapi dengan cara yang berbeda. Dengan mempertimbangkan semangatnya yang hendak menciptakan perbedaan ini, serta keberhasilan relatif di tengah ketiadaan kekuatan lain yang berani berhadapan dengan pemerintah, wajar saja kiranya untuk menyebut LSM sebagai salah satu pendorong dinamika sosial dan politik masyarakat. Dalam hubungan dan situasi seperti inilah maka sebagian orang lebih suka menyebut lembaga-lembaga ini sebagai Organisasi Non-Pemerintah, atau Ornop, yang merupakan terjemahan lurus dari istilah Inggris Non-Governmental Organization NGO. Dalam situasi politik Indonesia di akhir abad ke-20, LSM sangat berperan penting sebagai kekuatan elternatif penentang kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada buruh. sesuai dengan namanya sebagai penganjur keswadayaan, berperan sebagai pelopor masyarakat sipil yang masih jauh dari kuat. Pengertian LSM yang profilnya dimuat dalam hal ini adalah lembaga-lembaga di luar sektor pemerintah maupun bisnis swasta, yang bergerak dalam aktivitas pembangunan atau pembelaan kepentingan umum, dan menekankan pencarian pola- pola alternatif serta pemberdayaan masyarakat khusunya buruh. Pada umumya lembaga-lembaga itu berbentuk yayasan, dan ada pula yang berbentuk perkumpulan. LSM tersebut antara lain: Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009.

4.1.1. Lembaga Bantuan Hukum Medan

Adanya kesan selama ini bahwa penegakan hukum hanya dikenakan pada rakyat kecil yang disebabkan oleh tidak berjalannya demokrasi, telah mendorong sejumlah aktivis sosial pada 28 Januari 1978 mendirikan Lembaga Bantuan Hukum LBH Medan. Sedangkan tujuan lembaga ini adalah untuk memberikan bantuan hukum khususnya pada rakyat tak mampu, memberikan penyadaran hukum, dan aktif dalam membina dan memperbarui hukum, serta turut mengawasi pelaksanaannya. Sesuai latar belakang dan tujuannya, bidang kegiatan utama lembaga ini meliputi hukum, Hak Asasi Manusia HAM dan demokrasi, yang ditunjang kegiatan di bidang buruhtenaga kerja, masalah perkotaan dan gender, sebagai bidang penunjang. Bidang-bidang kegiatan tersebut dilaksanakan melalui berbagai bentuk kegiatan: pendidikan dan pelatihan, pendampingan masyarakat dan advokasi, selain itu juga seminar dan lokakarya. Lembaga ini pernah melakukan berbagai macam bantuan hukum dan beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan. Sedangkan wilayah kerjanya meliputi Medan. Fokus yang dikerjakan adalah pengorganisasian masyarakat korban ketidak adilan seperti sengketa pertanahanlingkungan dan masyarakat adat, pengorganisasian buruh Belawan. Kampanye dan publikasi terhadap isu sengketa pertanahanlingkungan akibat pembangunan Medan, pendampingan terhadap korban pelanggaran HAM 65 Medan dan Sumatera Utara, Kampanye dan publikasi terhadap korban pelanggaran HAM serta kebijakan pemerintah yang tidak peduli akan HAM, Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. pendampingan terhadap korban kesewenangan pengusaha terhadap buruh di Kawasan industri Medan, Kampanye dan publikasi terhadap isu dan kebijakan pengusahapenguasa terhadap perburuhan dan pendidikan dan pelatihan bagi Organisasi Rakyat OR dampingan seperti, petani, nelayan, dan buruh.

4.1.2. Kelompok Studi Analisa Perkotaan KSAP

Dibangun oleh para aktivis pergerakan mahasiswai yang berpusat di kampus Universitas HKBP Nommensen, Medan. Pada tahun 1986, menamakan dirinya sebagai Kelompok Studi Analisa Perkotaan KSAP. Kepedulian awal berdirinya adalah bahwa konsep pembangunan dan industrialisasi yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi justru menjadikan rakyat sebagai korban. KSAP mengangkat 3 issue keprihatinan utama bagaimana berjuang bersama buruh yang tereksploitasi dan tertindas, rakyat korban penggusuran tanah untuk kentingan industri, dan pencemaran lingkungan hidup. 32 Buruh mulai sadar akan pentingnya organisasi sebagai alat perjuangan dengan membentuk kelompok belajar dan forum buruh yaitu Forum Aspirasi Kaum Buruh FAKB. Hasilnya,dibawah rezim diktator orde baru, kaum buruh dengan Pada tahun 1990-an terjadi perluasan kawasan industrialisasi khususnya manufaktur dari Jakarta ke Medan, maka permasalahan pelanggaran hak- hak normatif dan hidup buruh semakin mendesak. Dalam menjalankan misinya, melakukan pengorganisasian, pendidikan dan advokasi dalam rangka menyadarkan buruh melalui pendampingan dan pendidikan kritis agar buruh berani bicara dan memperjuangkan hak-haknya. 32 Hasil Wawancara dengan Benget Silitonga pada 16 Juni 2009. Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. berani memperjuangkan hak-haknya lewat demonstrasi baik ditingkat pabrik maupun secara bersama-sama. Sepanjang tahun 1990, perjuangan buruh meningkat baik lewat mogok ditingkat pabrik maupun secara bersama-sama. 33 Bidang kegiatan utama lembaga ini adalah gender, wanita dalam pembangunan, buruh, anak, demokrasi dan hak asasi manusia. Selain itu juga usaha kecil dan perkoperasian, serta hukum sebagai penunjangnya. Sedangkan bentuk Visi lembaga ini memperkuat serikat buruh dan organisasi rakyat sehingga mampu menperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial, dan politik yang berkeadilan gender melalui proses pengorganisasian dengan pendekatan pendidikan, pembelaan dan kampanye, riset dan kajian gerakan, serta pengembangan ekonomi maupun pengembangan jaringan nasional dan internasional. 4.1.6.HAPSARI Pembentukan lembaga ini diinisiasi oleh kondisi hak-hak sipil dan politik rakyat, terutama kalangan perempuan dan anak-anak, belum dihormati dan cenderung dilanggar. Karena itu para pendirinya menetapkan tujuan lembaga yakni untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat desa dan menumbuhkan kesadaran mereka terhadap hak asasi manusia, yang diselenggarakan melalui pendidikan alternatif berupa sanggar belajar pedesaan. Lembaga ini berdiri pada 14 Maret 1990. 33 Memuncak pada demonstrasi buruh besar-besaran 50.000 buruh pada ”Gerakan Buruh 14 April 1994” yang merupakan gerakan buruh terbesar di zaman diktator orde baru. Buruh menuntut kenaikan upah, kebebasan berserikat dan tunjangan hari raya. Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. kegiatannya adalah pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan pendampingan masyarakat dan advokasi, serta penerbitan. Program-program yang pernah dilakukan di antaranya program pelatihan gender, training untuk kader LSM, training dan advokasi feminisme. Dalam perjuangnnyan lembaga ini menerbitkan Buletin SUARA HAPSARI sebagai media sosialisasi perjuangan dan pendidikan politik.

4.1.7. PONDOKAN Pondok Rakyat Kreatif

Kondisi buruh yang sangat menderita karena cenderung dieksploitasi, memotivasi beberapa aktivis pada 23 November 1990 mendirikan yayasan. Tujuan utama yayasan ini adalah untuk memperjuangkan hak-hak buruh, khususnya buruh perempuan dan buruh anak. Bidang kegiatan utama lembaga ini adalah pembelaan terhadap hak buruh perempuan dan anak, pengembangan demokrasi, hak asasi manusia, serta penyadaran tentang gender. Sementara itu bentuk-bentuk kegiatannya adalah pendidikan dan pelatihan, penelitian, survai, serta advokasi. Program yang pernah dilakukan di antaranya perlindungan dan pemberdayaan buruh anak dan advokasi pendampingann terhadap buruh perempuan. Dalam sosialisasi dan gerakan penyadaran politiknya, lembaga ini menerbitkan buletin HAK. Wilayah kerja Kawasan Industri disekitar kota Medan Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan