5. Metode Penelitian Latar Belakang Masalah

Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009.

I. 5. Metode Penelitian

Untuk pemilihan topik, penulis mengikuti apa yang dikatakan Kuntowijoyo mengenai pemilihan topik yaitu berdasarkan kedekatan emosional. Di mana adanya kedekatan lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis. 11 Dalam Penelitian sejarah mempunyai lima tahapan yang seyogianya dilakukan oleh para sejarawan, yaitu pemilihan topik, pengumpulan data, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Tentunya saya tetap bersikap kritis dalam melakukan penelitian agar hasilnya tidak subyektif 12 Untuk kekurangan, saya lengkapi pada saat penelitian di lapangan. Dimana telah dilakukan metode wawancara untuk melengkapi data yang telah diteliti. Saya cenderung untuk mengikuti kelima tahapan tersebut. Dalam pemilihan topik, seperti yang telah diiuraikan di bagian latar belakang, penulis menggunakan kedekatan emosional. Pada tahapan pengumpulan sumber heuristik yang tediri dari pengumpulan sumber berdasarkan urutan penyampaian sumber primer dan sekunder dan pengumpulan sumber berdasarkan bahanya dokumen dan artefak, saya berada dalam posisi kedua. Maksudnya yaitu, sumber yang saya dapatkan masih kebanyakan berasal dari sumber sekunder, yaitu buku-buku yang menceritakan sejarah gerakan buruh. Pengumpulan buku-buku ini sebagai dasar dari penelitian kepustakaan. Selain buku-buku, saya juga akan berusaha melengkapinya dengan dokumen baik berupa arsip maupun klipping koran. 11 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yokyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, hal., 91-93 12 Louis Gottschalk, Understanding History : A Primer of Historical Method, Nugroho Notosusanto terj. Mengerti Sejarah, Jakarta : UI Press, 1985, Hal., 18-19 Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. Wawancara juga sangat memungkinkan mengingat periodesasi penelitian belum terlalu jauh ditambah lagi sumber tulisan tentang gerakan serikat buruh di Medan periode tersebut di atas masih sangat minim. Selanjutnya tahap verifikasi atau kritik sumber yaitu yang terdiri dari kritik internal kredibilitas dan kritik eksternal autensitas dan original dan interpretasi akan saya lakukan setelah data yang diinginkan telah memadai. Setelah dilakukan kritik maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menginterpretasi berdasarkan data-data yang telah diperoleh kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti baik secara analisis maupun sintesis. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjektifitas. Langkah terakhir yang dilakukan saya adalah historiografi dimana penulis akan menjabarkan hasil penelitian sekaligus rangkaiannya dengan kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan. Tongam Panggabean : Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990, 2009. BAB II GERAKAN SERIKAT BURUH SEBELUM TAHUN 1970

2.1. Gambaran Singkat Kondisi Umum Perburuhan

Kolonialisme Hindia Belanda dimulai sejak abad ke-19. pengusaha-pengusaha Eropa tampil sebagai penguasa yang pengelola industri perkebunan dan pabrik- pabrik, sementara kaum bumi putra disiapkan menjadi buruh. Struktur masyarakat kapitalistik juga secara tidak langsung terbentuk dengan lahirnya lembaga keuangan NHM Nederlanche Handels Maatschapij serta JB Javasche Bank. Buruh lahir karena hubungan industrial kapitalistik hubungan buruh dengan modal untuk memproduksi barang-barang dagangan secara massal. 13 Maka muncullah konflik perburuhan. Misalnya pada keresidenan Pekalongan di desa kaliepucan Kulon, Karang Anjur dan Wates Ageng. Buruh Planter penanam tebu melakukan tuntutan terhadap kebijakan yang membebani mereka untuk membayar pajak natura terbu. Bahkan mereka melakukan tuntutan balik untuk kenaikan upah dari 14,22 gulden manjadi 25 gulden. Protes ini terjadi pada tanggal Di pihak buruh, muncul kesadaran untuk mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Hal ini disebabkan terpinggirkannya nasib buruh. Para pengusaha selalu saja mengeksploitasi kaum buruh dengan sewenang-wenang. Sementara pemerintah Hindia Belanda menggunakan kekuasaan politiknya untuk menekan gerakan buruh. 13 Edi Cahyono, Zaman Bergerak di Hindia Belanda: Mozaik Bacaan Kaoem Buruh Tempo Doeloe, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003, Hal. 10