BAB III METODE PENELITIAN
A.  Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah: Variabel I
: Perilaku Konsumtif Variabel II
: Body image
B.  Definisi Operasional 1.   Perilaku Konsumtif
Perilaku  konsumtif  merupakan  pola  perilaku  individu  dalam  mengkonsumsi barang  yang  lebih  mementingkan  faktor  keinginan  untuk  mendapatkan
kesenangan  daripada  untuk  memenuhi  kebutuhan.  Perilaku  ini  juga  mencakup suatu tindakan penggunaan produk  yang tidak tuntas namun sudah menggunakan
produk lain. Barang-barang yang dibeli berupa barang-barang yang dapat merawat diri  dan  menunjang  penampilan  diri  seperti  sepatu,  pakaian,  kosmetik  dan
assesoris. Perilaku  konsumtif  akan  diukur  dengan  menggunakan  skala  perilaku
konsumtif  berdasarkan  indikator  perilaku  konsumtif  oleh  Sumartono  2002, yaitu:
a.  Membeli produk karena iming-iming hadiah. b.  Membeli produk karena kemasannya menarik.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
c.  Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. d.  Membeli produk atas pertimbangan harga.
e.  Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. f.  Memakai  produk  karena  unsur  konformitas  terhadap  model  yang
mengiklankan produk. g.  Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri.
h.  Mencoba lebih dari dua produk sejenis. Semakin  tinggi  skor  total  yang  diperoleh  subyek  maka  menggambarkan
semakin tinggi perilaku konsumtif dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh  subyek  maka  menggambarkan  semakin  rendah  perilaku  konsumtif
individu.
2.  Body  image
Body    image adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa
penilaian  positif  atau  negatif.  Sikap  yang  dimiliki  berupa  pikiran,  perasaan  dan perilaku  seseorang  terhadap  ukuran  tubuh,  berat  dan  aspek  tubuh  lainnya  yang
mengarah  pada  penampilan  fisik  yang  dapat  berupa  penilaian  yang  positif  atau negatif.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Body    image akan  diukur  dengan  menggunakan  aspek-aspek  yang
dikemukakan oleh Cash 2000, terdiri dari: a.   Evaluasi penampilan
Mengukur  perasaan  menarik  atau  tidak  menarik,  kepuasaan  atau ketidakpuasan  yang  secara  intrinsik  terkait  pada  kebahagiaan  atau
ketidakbahagiaan,  kenyamanan  dan  ketidaknyamanan  terhadap  penampilan secara  keseluruhan.  Skor  tinggi  menunjukkan  kepuasan  individu  terhadap
penampilannya. b.  Orientasi penampilan
Mengukur banyaknya usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki serta meningkatkan  penampilan  dirinya.  Skor  tinggi  menunjukkan  individu
menginvestasikan waktu yang banyak dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilannya.
c.  Kepuasan area tubuh Mengukur  kepuasan  atau  ketidakpuasaan  individu  terhadap  area-area  tubuh
tertentu. Adapun area-area tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah pantat, paha, pinggul, kaki, tubuh bagian tengah pinggang, perut, tampilan
otot, berat, ataupun tinggi badan. Skor tinggi menunjukkan kepuasan individu terhadap area-area tubuh tertentu.
d.  Kecemasan menjadi gemuk Menggambarkan  kecemasan  terhadap  kegemukan  dan  kewaspadaan  akan
berat  badan  yang  ditampilkan  melalui  perilaku  nyata  dalam  aktivitas  sehari- hari seperti kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
membatasi pola makan. Skor tinggi menunjukkan adanya kecemasan menjadi gemuk.
e.  Pengkategorian ukuran tubuh Mengukur  bagaimana  seseorang  memandang  dan  melabel  berat  badannya.
Skor  tinggi  menunjukan  bahwa  individu  positif  dalam  memandang  berat badannya.
Semakin  tinggi  skor  total  yang  diperoleh  subyek  maka  menggambarkan semakin  positif  body  image  individu  dan  sebaliknya  semakin  rendah  skor  total
subyek maka menggambarkan semakin negatif body image individu.
C.  Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1.   Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai  kuantitas  dan  karakterisrik  tertentu  yang  ditetapkan  oleh  peneliti
untuk  dipelajari  dan  kemudian  ditarik  kesimpulannya.  Populasi  bukan  sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi  meliputi seluruh
karakteristik  atau  sifat  yang  dimiliki  obyek  atau  subyek  tersebut.  Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Sugiyono, 2004. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Remaja putri 2.  Berusia 16-19 tahun
3.  Tidak cacat fisik
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2.  Teknik Pengambilan Sampel
Teknik  pengambilan  sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah teknik  aksidental  yaitu  teknik  penentuan  sampel  berdasarkan  kebetulan,  yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila sesuai dengan karakteristik populasi Sugiyono, 2004.
3.   Jumlah Sampel Peneliian
Berdasarkan  statistika  bahwa  jumlah  sampel  yang  lebih  dari  60  orang  sudah cukup banyak Azwar, 2005. Oleh karena itu, Jumlah total subyek yang diambil
untuk penelitian ini adalah sebesar 99 orang remaja putri. Untuk uji coba diambil sampel  sebanyak  86  orang.  Semua  subyek  disesuaikan  dengan  karakteristik
populasi dari penelitian.
D.  Metode dan Alat Pengumpulan Data
Alat  ukur  yang  digunakan  hendaknya  disesuaikan  dengan  tujuan  penelitian dan  bentuk  data  yang  akan  diambil  dan  diukur  Hadi,  2000.  Data  penelitian  ini
diperoleh dengan menggunakan metode skala, yang menurut Azwar 2005 skala adalah  suatu  prosedur  pengambilan  data  yang  merupakan  suatu  alat  ukur  aspek
afektif  yang  merupakan  konstruk  atau  konsep  psikologis  yang  menggambarkan aspek kepribadian individu.
Penelitian  ini  menggunakan  dua  skala,  yaitu  Skala  Body  image  dan  Skala Perilaku konsumtif.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
1.  Skala Perilaku Konsumtif
Skala  perilaku  konsumtif  disusun  berdasarkan  indikator-indikator  dari perilaku  konsumtif.  Pada  pelaksanaannya,  terlebih  dahulu  subyek  diberikan
kuisioner  berupa  8  delapan  pernyataan  yang  mewakili  8  delapan  indikator perilaku konsumtif yang diungkapkan oleh Sumartono 2002. Kuisioner direspon
dengan  pilihan  jawaban  “Ya”  dan  “Tidak”.  Apabila  subyek  memilih  4  empat atau  lebih  pada  jawaban  “Ya”  dari  8  delapan  pernyataan  kuisioner  tersebut,
menunjukan  bahwa  subyek  termasuk  dalam  kategori  konsumtif  dan  akan dilanjutkan dengan mengisi skala respon.
Tabel 1. Bentuk Kuisioner NO
PERNYATAAN Y
T 1.
Saya  senang  membeli  dan  menggunakan  barang  yang menawarkan hadiah
2. Variasi  warna  pada  suatu  barang  mempengaruhi  saya  untuk
membeli barang tersebut. 3.
Saya membelanjakan uang yang lebih banyak untuk membeli produk-produk yang membuat saya tampil cantik.
4. Saya  akan  berbelanja  produk yang memberikan  diskon yang
menarik 5.
Saya  senang  berbelanja  produk-produk  dengan  merek terkenal agar tampak keren
6. Saya  senang  membeli  produk-produk  yang  dipromosikan
oleh artis terkenal. 7.
Percaya  diri  saya  meningkat  ketika  membeli  dan menggunakan produk yang mahal.
8. Saya  senang  menggunakan  produk  dengan  merek  yang
berganti-ganti
Skala  respon  terdiri  dari  pernyataan  dengan  menggunakan  empat  pilihan jawaban yaitu : ”selalu” SL, ”sering” SR, ”kadang-kadang” KD, dan ”jarang”
JR.  Nilai  setiap  pilihan  bergerak  dari  1  sampai  4,  bobot  penilaiannya  yaitu
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
SL=4, SR=3, KD = 2, JR=1. Jumlah aitem total untuk skala ini adalah 40 aitem. Aitem-aitem yang terdapat pada skala ini mengungkap 8 delapan indikator dari
perilaku konsumtif yang telah ditetapkan oleh Sumartono 2002. yakni: Membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya menarik,
membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya, membeli produk
hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk
dengan  harga  mahal  akan  menimbulkan  rasa  percaya  diri  yang  tinggi,  dan mencoba lebih dari dua produk sejenis merek berbeda.
Adapun  cetek  biru  yang  digunakan  dalam  penyusunan  skala  yang  mengukur perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Cetak Biru Skala Perilaku Konsumtif Sebelum Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1
Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 24, 26, 35, 40 5
2
Membeli produk karena kemasannya menarik
5, 6, 15, 21, 31 5
3
Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi
3, 11, 12, 13, 32 5
4
Membeli produk atas pertimbangan harga
9, 17, 18, 25, 27 5
5
Membeli  produk  hanya  sekedar  menjaga  simbol status
10, 16, 23, 36, 39 5
6
Memakai  produk  karena  unsur  konformitas terhadap model yang mengiklankan
8, 20, 28, 34, 37 5
7
Membeli  produk  dengan  harga  mahal  untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 7, 29, 30, 33 5
8
mencoba  lebih  dari  dua  produk  sejenis  merek berbeda.
4, 14, 19, 22, 38 5
Jumlah 40
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2.   Skala Body  image
Skala  body    image  disusun  berdasarkan  aspek-aspek  body  image  oleh  Cash 2000. Untuk mengukur body  image pada remaja putri, maka pada penelitian ini
digunakan  skala  model  Likert.  Skala  ini  terdiri  dari  pernyataan  dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat sesuai SS, Sesuai S, Tidak
Sesuai  TS,  dan  Sangat  Tidak  Sesuai  STS.  Skala  disajikan  dalam  bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1
sampai 4, bobot penilaian untuk  pernyataan mendukung, yaitu SS= 4, S=3, TS=2, STS=1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung, penilaiannya adalah
SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4. Jumlah aitem total untuk skala ini adalah 70 aitem yang terdiri dari 35 aitem
yang mendukung dan 35 aitem yang tidak mendukung. Aitem-aitem yang terdapat pada skala ini mengungkap 5 lima dimensi dari MBSRQ-AS Multidimensional
Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales oleh Cash, yakni: evaluasi
penampilan,  orientasi  penampilan,  kepuasan  area  tubuh,  kecemasan  menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh.
Tabel 3. Cetak Biru Skala Body  image Sebelum Uji Coba No.
Dimensi Body  image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
3,7,10,11,18,20,67 4,48,50,51,52,60,65
14
2. Orientasi penampilan
30,36,37,39,56,69,70  1,5,13,16,25,32,58 14
3. Kepuasan area tubuh
40,41,42,45,55,63,68  12,19,22,31,35,33,61 14
4. Kecemasan menjadi
gemuk
2,6,8,9,17,27,54 15,34,44,46,60,62,64
14
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
14,43,47,49,53,57,59  21,23,24,26,28,29,38 14
Jumlah
35 35
70
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
E.  Uji Coba Alat Ukur
Sifat  reliabel  dan  valid  diperlihatkan  oleh  tingginya  reliabilitas  dan  validitas hasil  ukur  suatu  tes.  Suatu  alat  ukur  yang  tidak  reliabel  atau  tidak  valid  akan
memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau individu yang dikenai tes tersebut Azwar, 2004.
1.   Validitas alat ukur
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan  fungsi  ukurnya.  Suatu  alat  tes  atau  instrumen  pengukuran  dikatakan
memiliki  validitas  yang  tinggi  apabila  alat  tersebut  mampu  menjalankan  fungsi ukurnya  atau  memberikan  hasil  ukur  yang  sesuai  dengan  maksud  dilakukannya
pengukuran tersebut Azwar, 2004. Azwar  2004  menyatakan  bahwa  sisi  lain  dari  pengertian  validitas  adalah
kecermatan  alat  ukur.  Suatu  alat  ukur  yang  valid,  tidak  sekedar  mampu mengungkapkan  data  yang  tepat  akan  tetapi  juga  harus  memberikan  gambaran
yang  cermat  mengenai  data  tersebut.  Cermat  berarti  bahwa  pengukuran  tersebut mampu  memberikan  gambaran  mengenai  perbedaan  yang  sekecil-kecilnya
diantara  subyek  yang  satu  dengan  yang  lainnya.  Dalam  penelitian  ini,  validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Azwar 2004 validitas isi bertujuan
untuk  melihat  sejauhmana  isi tes  mencerminkan  ciri  atribut yang  hendak  diukur. Pelaksanaan  validitas  isi  dilakukan  dengan  menggunakan  pertimbangan
professional judgment .
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2.   Uji Daya Beda
Parameter  yang  paling  penting  dalam  seleksi  aitem  skala  psikologi  yang mengukur  atribut  afektif  ialah  daya  beda  aitem.  Daya  beda  aitem  adalah
sejauhmana  aitem  mampu  membedakan  antara  individu  atau  kelompok  individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2005.
Prinsip  kerja  yang  dijadikan  dasar  untuk  melakukan  seleksi  aitem-aitem adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh
skala  sebagai  keseluruhan.  Pengujian  daya  diskriminasi  aitem  menghendaki dilakukannya  komputasi  koefisien  korelasi  antara  distribusi  skor  aitem  dengan
distribusi  skor  skala  itu  sendiri.  Komputasi  ini  akan  menghasilkan  koefisien korelasi  aitem  total  yang  dikenal  dengan  sebutan  parameter  daya  beda  aitem
Azwar, 2005. Koefisien  korelasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  koefisien
korelasi product-moment Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi daya beda aitem tersebut. Bila
koefisien  korelasinya  rendah  mendekati  nol  berarti  fungsi  aitem  tersebut  tidak cocok dengan fungsi ukur skala, daya bedanya tidak baik Azwar, 2005.
3.   Uji Reliabilitas
Reliabilitas  mengacu  kepada  konsistensi  atau  kepercayaan  alat  ukur,  yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
di  antara  individu  lebih  ditentukan  oleh  faktor  kesalahan  daripada  faktor perbedaan sesungguhnya Azwar, 2005
Teknik  yang  digunakan  adalah  teknik  koefisien  alpha  dari  Cronbach  dengan bantuan  SPSS  versi  15.0 yang  nantinya  akan  menghasilkan  reliabilitas  dari  skala
perilaku konsumtif dan body image. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx`
yang angkanya  berada  dalam  rentang  dari  0  sampai  dengan  1,00.  Semakin  tinggi
koefisien  reliabilitas  mendekati  angka  1,00  berarti  semakin  tinggi  relabilitas. Sebaliknya  koefisien  yang  semakin  rendah  mendekati  angka  0  berarti  semakin
rendah  reliabilitas.  Dalam  pengukuran  psikologi,  koefisien  reliabilitas  yang mencapai angka r
xx`
= 1 tidak pernah dijumpai Azwar, 2005.
F.   Hasil Uji Coba Alat Ukur 1.  Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif
Uji  coba  skala  perilaku  konsumtif  menggunakan  korelasi  product-moment
Pearson  dengan  interval  kepercayaan  95  dan  harga  kritis  indeks  diskriminasi aitem  rix  adalah  0.325.  Jumlah  aitem  yang  diuji  cobakan  adalah  sebanyak  40
aitem.  Aitem-aitem  yang  memenuhi  kriteria  bergerak  dari  rix  =  0.327  sampai dengan  rix  =  0.641,  yaitu  berjumlah  34  aitem.  Reliabilitas  rxx`  skala  perilaku
konsumtif adalah 0.919.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Tabel 4. Penyebaran Aitem Skala Perilaku Konsumtif Setelah Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1 Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 24, 26, 35, 40 5
2 Membeli produk karena kemasannya menarik
6, 15, 31 3
3 Membeli produk demi menjaga penampilan diri
dan gengsi 3, 11, 12, 13, 32
5 4
Membeli produk atas pertimbangan harga 9, 17, 25.
3 5
Membeli  produk  hanya  sekedar  menjaga simbol status
10, 16, 23, 36, 39 5
6 Memakai  produk  karena  unsur  konformitas
terhadap model yang mengiklankan 8, 20, 28, 34, 37
5 7
Membeli  produk  dengan  harga  mahal  untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 29, 30, 33 4
8 mencoba  lebih  dari  dua  produk  sejenis  merek
berbeda. 4, 19, 22, 38
4 Jumlah
34 Aitem-aitem  yang  memenuhi  kriteria  tersebut  disusun  kembali  sehingga
menjadi susunan skala yang digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya. Adapun  susunannya  tampak  pada  tabel  cetak  biru  skala  penelitian  perilaku
konsumtif sebagai berikut: Tabel 5. Cetak Biru Skala Perilaku Konsumtif Setelah Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1 Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 19, 21, 29, 34 5
2 Membeli produk karena kemasannya menarik
5, 12, 25 3
3 Membeli produk demi menjaga penampilan diri
dan gengsi 3, 9, 10, 11, 26
5 4
Membeli produk atas pertimbangan harga 7, 14, 20.
3 5
Membeli  produk  hanya  sekedar  menjaga simbol status
8, 13, 18, 30, 33 5
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
6 Memakai  produk  karena  unsur  konformitas
terhadap model yang mengiklankan 6, 16, 22, 28, 31
5 7
Membeli  produk  dengan  harga  mahal  untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 23, 24, 27 4
8 mencoba  lebih  dari  dua  produk  sejenis  merek
berbeda. 4, 15, 17, 32
4 Jumlah
34
2.  Hasil Uji Coba Skala Body image
Uji  coba  skala  body  image  menggunakan  korelasi  Pearson  product-moment dengan interval kepercayaan 95 dan harga kritis indeks diskriminasi aitem rix
adalah 0.325. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah sebanyak 70 aitem. Aitem- aitem  yang  memenuhi  kriteria  bergerak  dari  rix  =  0.325  sampai  dengan  rix  =
0.768,  yaitu  berjumlah  52  aitem.  Reliabilitas  rxx`  skala  body  image  adalah 0.960.
Tabel 6. Penyebaran Aitem Skala Body image Setelah Uji Coba No.
Dimensi Body  image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
3,7,10,11,18,20,67 48,50,51,52,60,65
13
2. Orientasi penampilan
30,36,39,56,70 5,13,32
8
3. Kepuasan area tubuh
40,41,45,63. 19,31,33,35,61
8
4. Kecemasan menjadi gemuk
2,6,8,9,17,27. 34,44,60,62,64.
10
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
14,43,47,49,53,57,59  23,24,26,28,29,38 13
Jumlah
29 23
52
Aitem-aitem  yang  memenuhi  kriteria  tersebut  disusun  kembali  sehingga menjadi susunan skala yang digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Adapun  susunannya  tampak  pada  tabel  cetak  biru  skala  penelitian  perilaku konsumtif sebagai berikut:
Tabel 7. Cetak Biru Skala Body image Setelah Uji Coba No.
Dimensi Body  image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
2,5,8,9,13,14,51 36,38,39,40,49,50
13
2. Orientasi penampilan
21,27,29,42,52 3,10,23
8
3. Kepuasan area tubuh
30,31,34,48 22,24,26,46
8
4. Kecemasan menjadi gemuk
1,4,6,7,12,18 25,33,45,47
10
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
11,32,35,37,41,43,44  15,16,17,19,20,28 13
Jumlah
29 23
52
G.  Prosedur Penelitian
Adapun  prosedur  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dijelaskan  menurut tahap-tahap berikut ini:
1.   Tahap Penyusunan Alat Ukur Pengukuran  perilaku  konsumtif  dan  body  image  menggunakan  alat  ukur
berupa skala psikologis. Alat ukur tersebut dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengacu  kepada  aspek-aspek  perilaku  konsumtif  yang  dikemukakan  oleh
Sumartono  2002  dan  aspek-aspek  body  image  yang  dikemukakan  oleh  Cash 2000.  Dari  aspek-aspek  ini  disusun  sejumlah  aitem  yang  sesuai  dengan  cetak
biru  yang  telah  dibuat.  Sebelum  dijadikan  alat  ukur,  maka  skala  tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Jumlah responden dalam uji coba tersebut sebanyak
86  orang.  Dari  hasil  uji  coba  tersebut  ditentukan  aitem-aitem  mana  saja  yang layak  untuk  dijadikan  alat  ukur  melalui  perhitungan  uji  daya  beda  aitem  dan
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
reliabilitas.  Aitem-aitem  yang  memenuhi  kriteria  disusun  kembali  dalam  bentuk skala, yang digunakan untuk penelitian.
2.   Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah  diujicobakan,  selanjutnya  penelitian  dilakukan  dengan  memberikan
alat  ukur  kepada  remaja  putri  secara  aksidental  yaitu  teknik  penentuan  sampel berdasarkan  kebetulan,  yaitu  siapa  saja  yang  secara  kebetulan  bertemu  dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila sesuai dengan karakteristik populasi yang sesuai dengan karakteristik sampel. Kemudian peneliti menjumpai langsung
subyek  tersebut  untuk  memberikan  alat  ukur  penelitian  yang  berupa  skala. Pengambilan data berlangsung dari tanggal 13 – 19 Juni 2009.
3.   Tahap Pengolahan Data Setelah  kedua  skala  terkumpul,  data-data  tersebut  dioleh  dengan
menggunakan  fasilitas  komputrisasi  SPSS  versi  15.0  for  windows.  Data  yang diperoleh  diharapkan  menunjukkan  ada  hubungan  antara  perilaku  konsumtif
dengan body image pada remaja putri
H.  Metode Analisa Data