BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah: Variabel I
: Perilaku Konsumtif Variabel II
: Body image
B. Definisi Operasional 1. Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif merupakan pola perilaku individu dalam mengkonsumsi barang yang lebih mementingkan faktor keinginan untuk mendapatkan
kesenangan daripada untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku ini juga mencakup suatu tindakan penggunaan produk yang tidak tuntas namun sudah menggunakan
produk lain. Barang-barang yang dibeli berupa barang-barang yang dapat merawat diri dan menunjang penampilan diri seperti sepatu, pakaian, kosmetik dan
assesoris. Perilaku konsumtif akan diukur dengan menggunakan skala perilaku
konsumtif berdasarkan indikator perilaku konsumtif oleh Sumartono 2002, yaitu:
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah. b. Membeli produk karena kemasannya menarik.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. d. Membeli produk atas pertimbangan harga.
e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. f. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan produk. g. Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri.
h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan
semakin tinggi perilaku konsumtif dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan semakin rendah perilaku konsumtif
individu.
2. Body image
Body image adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa
penilaian positif atau negatif. Sikap yang dimiliki berupa pikiran, perasaan dan perilaku seseorang terhadap ukuran tubuh, berat dan aspek tubuh lainnya yang
mengarah pada penampilan fisik yang dapat berupa penilaian yang positif atau negatif.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Body image akan diukur dengan menggunakan aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Cash 2000, terdiri dari: a. Evaluasi penampilan
Mengukur perasaan menarik atau tidak menarik, kepuasaan atau ketidakpuasan yang secara intrinsik terkait pada kebahagiaan atau
ketidakbahagiaan, kenyamanan dan ketidaknyamanan terhadap penampilan secara keseluruhan. Skor tinggi menunjukkan kepuasan individu terhadap
penampilannya. b. Orientasi penampilan
Mengukur banyaknya usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki serta meningkatkan penampilan dirinya. Skor tinggi menunjukkan individu
menginvestasikan waktu yang banyak dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilannya.
c. Kepuasan area tubuh Mengukur kepuasan atau ketidakpuasaan individu terhadap area-area tubuh
tertentu. Adapun area-area tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah pantat, paha, pinggul, kaki, tubuh bagian tengah pinggang, perut, tampilan
otot, berat, ataupun tinggi badan. Skor tinggi menunjukkan kepuasan individu terhadap area-area tubuh tertentu.
d. Kecemasan menjadi gemuk Menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan dan kewaspadaan akan
berat badan yang ditampilkan melalui perilaku nyata dalam aktivitas sehari- hari seperti kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
membatasi pola makan. Skor tinggi menunjukkan adanya kecemasan menjadi gemuk.
e. Pengkategorian ukuran tubuh Mengukur bagaimana seseorang memandang dan melabel berat badannya.
Skor tinggi menunjukan bahwa individu positif dalam memandang berat badannya.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan semakin positif body image individu dan sebaliknya semakin rendah skor total
subyek maka menggambarkan semakin negatif body image individu.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki obyek atau subyek tersebut. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Sugiyono, 2004. Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Remaja putri 2. Berusia 16-19 tahun
3. Tidak cacat fisik
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila sesuai dengan karakteristik populasi Sugiyono, 2004.
3. Jumlah Sampel Peneliian
Berdasarkan statistika bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak Azwar, 2005. Oleh karena itu, Jumlah total subyek yang diambil
untuk penelitian ini adalah sebesar 99 orang remaja putri. Untuk uji coba diambil sampel sebanyak 86 orang. Semua subyek disesuaikan dengan karakteristik
populasi dari penelitian.
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur Hadi, 2000. Data penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan metode skala, yang menurut Azwar 2005 skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek
afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.
Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu Skala Body image dan Skala Perilaku konsumtif.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
1. Skala Perilaku Konsumtif
Skala perilaku konsumtif disusun berdasarkan indikator-indikator dari perilaku konsumtif. Pada pelaksanaannya, terlebih dahulu subyek diberikan
kuisioner berupa 8 delapan pernyataan yang mewakili 8 delapan indikator perilaku konsumtif yang diungkapkan oleh Sumartono 2002. Kuisioner direspon
dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Apabila subyek memilih 4 empat atau lebih pada jawaban “Ya” dari 8 delapan pernyataan kuisioner tersebut,
menunjukan bahwa subyek termasuk dalam kategori konsumtif dan akan dilanjutkan dengan mengisi skala respon.
Tabel 1. Bentuk Kuisioner NO
PERNYATAAN Y
T 1.
Saya senang membeli dan menggunakan barang yang menawarkan hadiah
2. Variasi warna pada suatu barang mempengaruhi saya untuk
membeli barang tersebut. 3.
Saya membelanjakan uang yang lebih banyak untuk membeli produk-produk yang membuat saya tampil cantik.
4. Saya akan berbelanja produk yang memberikan diskon yang
menarik 5.
Saya senang berbelanja produk-produk dengan merek terkenal agar tampak keren
6. Saya senang membeli produk-produk yang dipromosikan
oleh artis terkenal. 7.
Percaya diri saya meningkat ketika membeli dan menggunakan produk yang mahal.
8. Saya senang menggunakan produk dengan merek yang
berganti-ganti
Skala respon terdiri dari pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : ”selalu” SL, ”sering” SR, ”kadang-kadang” KD, dan ”jarang”
JR. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4, bobot penilaiannya yaitu
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
SL=4, SR=3, KD = 2, JR=1. Jumlah aitem total untuk skala ini adalah 40 aitem. Aitem-aitem yang terdapat pada skala ini mengungkap 8 delapan indikator dari
perilaku konsumtif yang telah ditetapkan oleh Sumartono 2002. yakni: Membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya menarik,
membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya, membeli produk
hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk
dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan mencoba lebih dari dua produk sejenis merek berbeda.
Adapun cetek biru yang digunakan dalam penyusunan skala yang mengukur perilaku konsumtif adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Cetak Biru Skala Perilaku Konsumtif Sebelum Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1
Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 24, 26, 35, 40 5
2
Membeli produk karena kemasannya menarik
5, 6, 15, 21, 31 5
3
Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi
3, 11, 12, 13, 32 5
4
Membeli produk atas pertimbangan harga
9, 17, 18, 25, 27 5
5
Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status
10, 16, 23, 36, 39 5
6
Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan
8, 20, 28, 34, 37 5
7
Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 7, 29, 30, 33 5
8
mencoba lebih dari dua produk sejenis merek berbeda.
4, 14, 19, 22, 38 5
Jumlah 40
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2. Skala Body image
Skala body image disusun berdasarkan aspek-aspek body image oleh Cash 2000. Untuk mengukur body image pada remaja putri, maka pada penelitian ini
digunakan skala model Likert. Skala ini terdiri dari pernyataan dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat sesuai SS, Sesuai S, Tidak
Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung dan tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1
sampai 4, bobot penilaian untuk pernyataan mendukung, yaitu SS= 4, S=3, TS=2, STS=1. Sedangkan untuk bobot pernyataan tidak mendukung, penilaiannya adalah
SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4. Jumlah aitem total untuk skala ini adalah 70 aitem yang terdiri dari 35 aitem
yang mendukung dan 35 aitem yang tidak mendukung. Aitem-aitem yang terdapat pada skala ini mengungkap 5 lima dimensi dari MBSRQ-AS Multidimensional
Body Self-Relation Questionnaire-Appearance Scales oleh Cash, yakni: evaluasi
penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh.
Tabel 3. Cetak Biru Skala Body image Sebelum Uji Coba No.
Dimensi Body image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
3,7,10,11,18,20,67 4,48,50,51,52,60,65
14
2. Orientasi penampilan
30,36,37,39,56,69,70 1,5,13,16,25,32,58 14
3. Kepuasan area tubuh
40,41,42,45,55,63,68 12,19,22,31,35,33,61 14
4. Kecemasan menjadi
gemuk
2,6,8,9,17,27,54 15,34,44,46,60,62,64
14
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
14,43,47,49,53,57,59 21,23,24,26,28,29,38 14
Jumlah
35 35
70
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
E. Uji Coba Alat Ukur
Sifat reliabel dan valid diperlihatkan oleh tingginya reliabilitas dan validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan
memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau individu yang dikenai tes tersebut Azwar, 2004.
1. Validitas alat ukur
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dikatakan
memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut Azwar, 2004. Azwar 2004 menyatakan bahwa sisi lain dari pengertian validitas adalah
kecermatan alat ukur. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran
yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya
diantara subyek yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Azwar 2004 validitas isi bertujuan
untuk melihat sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Pelaksanaan validitas isi dilakukan dengan menggunakan pertimbangan
professional judgment .
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
2. Uji Daya Beda
Parameter yang paling penting dalam seleksi aitem skala psikologi yang mengukur atribut afektif ialah daya beda aitem. Daya beda aitem adalah
sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2005.
Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem-aitem adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh
skala sebagai keseluruhan. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem
Azwar, 2005. Koefisien korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien
korelasi product-moment Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi daya beda aitem tersebut. Bila
koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala, daya bedanya tidak baik Azwar, 2005.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan alat ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
di antara individu lebih ditentukan oleh faktor kesalahan daripada faktor perbedaan sesungguhnya Azwar, 2005
Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien alpha dari Cronbach dengan bantuan SPSS versi 15.0 yang nantinya akan menghasilkan reliabilitas dari skala
perilaku konsumtif dan body image. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx`
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi relabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendah reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang mencapai angka r
xx`
= 1 tidak pernah dijumpai Azwar, 2005.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur 1. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Konsumtif
Uji coba skala perilaku konsumtif menggunakan korelasi product-moment
Pearson dengan interval kepercayaan 95 dan harga kritis indeks diskriminasi aitem rix adalah 0.325. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah sebanyak 40
aitem. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria bergerak dari rix = 0.327 sampai dengan rix = 0.641, yaitu berjumlah 34 aitem. Reliabilitas rxx` skala perilaku
konsumtif adalah 0.919.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Tabel 4. Penyebaran Aitem Skala Perilaku Konsumtif Setelah Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1 Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 24, 26, 35, 40 5
2 Membeli produk karena kemasannya menarik
6, 15, 31 3
3 Membeli produk demi menjaga penampilan diri
dan gengsi 3, 11, 12, 13, 32
5 4
Membeli produk atas pertimbangan harga 9, 17, 25.
3 5
Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status
10, 16, 23, 36, 39 5
6 Memakai produk karena unsur konformitas
terhadap model yang mengiklankan 8, 20, 28, 34, 37
5 7
Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 29, 30, 33 4
8 mencoba lebih dari dua produk sejenis merek
berbeda. 4, 19, 22, 38
4 Jumlah
34 Aitem-aitem yang memenuhi kriteria tersebut disusun kembali sehingga
menjadi susunan skala yang digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya. Adapun susunannya tampak pada tabel cetak biru skala penelitian perilaku
konsumtif sebagai berikut: Tabel 5. Cetak Biru Skala Perilaku Konsumtif Setelah Uji Coba
NO Indikator Perilaku Konsumtif
Aitem Jlh.
1 Membeli produk karena iming-iming hadiah
1, 19, 21, 29, 34 5
2 Membeli produk karena kemasannya menarik
5, 12, 25 3
3 Membeli produk demi menjaga penampilan diri
dan gengsi 3, 9, 10, 11, 26
5 4
Membeli produk atas pertimbangan harga 7, 14, 20.
3 5
Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status
8, 13, 18, 30, 33 5
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
6 Memakai produk karena unsur konformitas
terhadap model yang mengiklankan 6, 16, 22, 28, 31
5 7
Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri
2, 23, 24, 27 4
8 mencoba lebih dari dua produk sejenis merek
berbeda. 4, 15, 17, 32
4 Jumlah
34
2. Hasil Uji Coba Skala Body image
Uji coba skala body image menggunakan korelasi Pearson product-moment dengan interval kepercayaan 95 dan harga kritis indeks diskriminasi aitem rix
adalah 0.325. Jumlah aitem yang diuji cobakan adalah sebanyak 70 aitem. Aitem- aitem yang memenuhi kriteria bergerak dari rix = 0.325 sampai dengan rix =
0.768, yaitu berjumlah 52 aitem. Reliabilitas rxx` skala body image adalah 0.960.
Tabel 6. Penyebaran Aitem Skala Body image Setelah Uji Coba No.
Dimensi Body image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
3,7,10,11,18,20,67 48,50,51,52,60,65
13
2. Orientasi penampilan
30,36,39,56,70 5,13,32
8
3. Kepuasan area tubuh
40,41,45,63. 19,31,33,35,61
8
4. Kecemasan menjadi gemuk
2,6,8,9,17,27. 34,44,60,62,64.
10
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
14,43,47,49,53,57,59 23,24,26,28,29,38 13
Jumlah
29 23
52
Aitem-aitem yang memenuhi kriteria tersebut disusun kembali sehingga menjadi susunan skala yang digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Adapun susunannya tampak pada tabel cetak biru skala penelitian perilaku konsumtif sebagai berikut:
Tabel 7. Cetak Biru Skala Body image Setelah Uji Coba No.
Dimensi Body image Aitem
Mendukung Aitem Tidak
mendukung Jumlah
1. Evaluasi penampilan
2,5,8,9,13,14,51 36,38,39,40,49,50
13
2. Orientasi penampilan
21,27,29,42,52 3,10,23
8
3. Kepuasan area tubuh
30,31,34,48 22,24,26,46
8
4. Kecemasan menjadi gemuk
1,4,6,7,12,18 25,33,45,47
10
5. Pengkategorian Ukuran
Tubuh
11,32,35,37,41,43,44 15,16,17,19,20,28 13
Jumlah
29 23
52
G. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan menurut tahap-tahap berikut ini:
1. Tahap Penyusunan Alat Ukur Pengukuran perilaku konsumtif dan body image menggunakan alat ukur
berupa skala psikologis. Alat ukur tersebut dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada aspek-aspek perilaku konsumtif yang dikemukakan oleh
Sumartono 2002 dan aspek-aspek body image yang dikemukakan oleh Cash 2000. Dari aspek-aspek ini disusun sejumlah aitem yang sesuai dengan cetak
biru yang telah dibuat. Sebelum dijadikan alat ukur, maka skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Jumlah responden dalam uji coba tersebut sebanyak
86 orang. Dari hasil uji coba tersebut ditentukan aitem-aitem mana saja yang layak untuk dijadikan alat ukur melalui perhitungan uji daya beda aitem dan
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
reliabilitas. Aitem-aitem yang memenuhi kriteria disusun kembali dalam bentuk skala, yang digunakan untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah diujicobakan, selanjutnya penelitian dilakukan dengan memberikan
alat ukur kepada remaja putri secara aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila sesuai dengan karakteristik populasi yang sesuai dengan karakteristik sampel. Kemudian peneliti menjumpai langsung
subyek tersebut untuk memberikan alat ukur penelitian yang berupa skala. Pengambilan data berlangsung dari tanggal 13 – 19 Juni 2009.
3. Tahap Pengolahan Data Setelah kedua skala terkumpul, data-data tersebut dioleh dengan
menggunakan fasilitas komputrisasi SPSS versi 15.0 for windows. Data yang diperoleh diharapkan menunjukkan ada hubungan antara perilaku konsumtif
dengan body image pada remaja putri
H. Metode Analisa Data