c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. d. Membeli produk atas pertimbangan harga.
e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. f. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan produk. g. Membeli produk dengan harga mahal untuk meningkatkan rasa percaya diri.
h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan
semakin tinggi perilaku konsumtif dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan semakin rendah perilaku konsumtif
individu.
2. Body image
Body image adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa
penilaian positif atau negatif. Sikap yang dimiliki berupa pikiran, perasaan dan perilaku seseorang terhadap ukuran tubuh, berat dan aspek tubuh lainnya yang
mengarah pada penampilan fisik yang dapat berupa penilaian yang positif atau negatif.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Body image akan diukur dengan menggunakan aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Cash 2000, terdiri dari: a. Evaluasi penampilan
Mengukur perasaan menarik atau tidak menarik, kepuasaan atau ketidakpuasan yang secara intrinsik terkait pada kebahagiaan atau
ketidakbahagiaan, kenyamanan dan ketidaknyamanan terhadap penampilan secara keseluruhan. Skor tinggi menunjukkan kepuasan individu terhadap
penampilannya. b. Orientasi penampilan
Mengukur banyaknya usaha yang dilakukan individu untuk memperbaiki serta meningkatkan penampilan dirinya. Skor tinggi menunjukkan individu
menginvestasikan waktu yang banyak dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilannya.
c. Kepuasan area tubuh Mengukur kepuasan atau ketidakpuasaan individu terhadap area-area tubuh
tertentu. Adapun area-area tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah pantat, paha, pinggul, kaki, tubuh bagian tengah pinggang, perut, tampilan
otot, berat, ataupun tinggi badan. Skor tinggi menunjukkan kepuasan individu terhadap area-area tubuh tertentu.
d. Kecemasan menjadi gemuk Menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan dan kewaspadaan akan
berat badan yang ditampilkan melalui perilaku nyata dalam aktivitas sehari- hari seperti kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
membatasi pola makan. Skor tinggi menunjukkan adanya kecemasan menjadi gemuk.
e. Pengkategorian ukuran tubuh Mengukur bagaimana seseorang memandang dan melabel berat badannya.
Skor tinggi menunjukan bahwa individu positif dalam memandang berat badannya.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subyek maka menggambarkan semakin positif body image individu dan sebaliknya semakin rendah skor total
subyek maka menggambarkan semakin negatif body image individu.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel