Dari tabel 19 diketahui bahwa responden yang tergolong kedalam kategori body image
sangat tinggi sebanyak 2 orang 2.02, responden yang tergolong kedalam kategori body image tinggi sebanyak 30 orang 30.3, responden yang
tergolong kedalam kategori body image sedang sebanyak 51 orang 51.51, responden yang tergolong kedalam kategori body image rendah sebanyak 14
orang 14.14, dan responden yang tergolong kedalam kategori body image sangat rendah sebanyak 2 orang 2.02. . Berdasarkan gambaran tersebut
maka dapat diketahui bahwa rata-rata skor body image reponden terletak pada kategori sedang.
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0.000 atau p 0.05, hal ini berarti hipotesa diterima yaitu terdapat hubungan negatif antara perilaku
konsumtif dengan body image pada remaja putri. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Tanoto 1999 yang
mengatakan bahwa media massa, baik tayangan iklan di televisi maupun majalah yang banyak menampilkan model-model ideal remaja dan menawarkan produk-
produk remaja akan dapat mempengaruhi remaja tersebut sehingga remaja akan mudah sekali untuk tertarik dan menjadi konsumtif terhadap penampilan mereka.
Remaja putri akan menjadi lebih boros membelanjakan uang sakunya untuk membeli barang-barang yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan akan
kecantikan dan penampilan dirinya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya, setiap remaja putri memiliki standar-standar tertentu tentang sosok ideal yang
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
didambakan, seperti standar cantik adalah berpostur tinggi, tubuh langsing dan kulit putih Rini, 2006. Matlin 2004 mengatakan bahwa kebanyakan remaja
putri pada umumnya percaya bahwa penampilan yang baik dan kecantikan fisik merupakan dimensi yang sangat penting untuk wanita. Kulit yang bersih, gigi
yang kuat dan mengkilat, serta rambut yang mengkilau, merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap wanita. Tubuh yang langsing juga merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh wanita. Ikon wanita kurus dan berkulit putih yang ditampilkan oleh media mengakibatkan remaja putri cenderung membandingkan
dirinya dengan wanita yang ada pada media tersebut dan sering kali membuat remaja putri tersebut merasa tidak puas dengan tubuhnya Widyarini, 2005.
Hasil penelitian tersebut terlebih dahulu juga didukung oleh pendapat Reynold, Scott, dan Warshaw 1973 yang mengatakan bahwa remaja putri
berusia antara 16 sampai dengan 19 tahun membelanjakan uangnya lebih banyak untuk keperluan menunjang penampilan diri seperti: sepatu, pakaian, kosmetik
dan asesoris serta alat-alat yang dapat membantu memelihara kecantikan dan penampilan dirinya.
Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi antara perilaku konsumtif dengan body image adalah sebesar -0.350. Hal ini berarti
bahwa terdapat hubungan negatif antara perilaku konsumtif dan body image pada remaja putri, berarti semakin positif body image maka semakin rendah perilaku
konsumtif pada remaja putri tersebut dan sebaliknya, semakin negatif body image maka semakin tinggi perilaku konsumtif pada remaja putri.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
Hasil nilai koefisien determinasi R
2
yang diperoleh sebesar 0.122 menunjukkan besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh body image
terhadap perilaku konsumtif yaitu sebesar 12 , sedangkan 88 sisanya menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel yang juga dapat mempengaruhi
perilaku konsumtif pada remaja putri. Dengan demikian dalam penelitian ini variabel body image bukanlah merupakan faktor utama yang dapat menimbulkan
perilaku konsumtif pada remaja putri. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard 1995, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku
konsumtif seperti kelompok referensi, situasi, kelas sosial dan gaya hidup.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan maka ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, sebagai berikut:
1. Hipotesa pada penelitian ini adalah “ada hubungan negatif antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri. Makna dari hubungan
negatif berarti semakin positif body image maka semakin rendah perilaku konsumtif pada remaja putri. Sebaliknya, semakin negatif body image, maka
semakin tinggi perilaku konsumtif pada remaja putri. Hal ini berarti menunjukkan hipotesa diterima.
2. Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku konsumtif dengan body image pada remaja putri,
akan tetapi sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel body image terhadap variable perilaku konsumtif sebesar 0.122. Hal ini berarti besarnya
pengaruh variabel body image tehadap variabel perilaku konsumtif hanya sebesar 12 dan sisanya sebesar 88 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tiurma Yustisi Sari : Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Body Image Pada Remaja Putri, 2009.