Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
sangat penting sekali terlebih banyak kasus-kasus kejahatan yang membutuhkan keahlian dalam bidang ini. Sarana pendukungnya juga tidak di fasilitasi dengan
baik oleh pemerintah, selain itu kemampuan rumah sakit atau institusi kesehatan menyimpan data rekam medis juga sangat terbatas.
65
____________________
64.
Muhammad Rusli, Op.Cit, hal.118.
65.
http:www.mail-archive.comdokteritb.ac.id.msg07902 .html. Diakses pada tanggal 16 Juli 2008 pukul 19.00 WIB.
2.Kurangnya Koordinasi Antara Penyidik dan Dokter
Didalam menyelesaikan suatu perkara tidak jarang seorang penyidik memerlukan bantuan dokter untuk ikut melakukan pemeriksaan di tempat
kejadian perkara TKP kesempatan ini diberikan kepada penyidik, karena ada penyidik yang merasa takut bila berhadapan dengan seorang mayat. Pemeriksaan
luar mayat di tempat kejadian perkara sangat diperlukan untuk dapat menentukan cara kematian. Biasanya yang datang lebih dahulu adalah penyidik , namun ada
beberapa kejadian yang terjadi pada saat dokter tiba di tempat kejadian tersebut posisi mayat sudah berpindah. Jelaslah disini bahwa koordinasi penyidik dengan
dokter sangat minim, alangkah baiknya apabila penyidik tidak memindahkan posisi mayat, sebelum dokter datang dan seluruh pemeriksaan TKP selesai.
Sehingga dokter dapat melakukan pemeriksaan dengan tenang. Penyidik dapat memindahkan posisi mayat apabila posisi mayat tersebut mengganggu kelancaran
lalu lintas.
66
3. Keberatan Dari Pihak Keluarga Korban
Di dalam Pasal 134 KUHAP menjelaskan :
67
Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
a Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah
mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban
b Dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik wajib menerangkan
dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukan pembedahan tersebut
c Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga
atau pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat 3
undang-undang ini
________________________
66
. Hasil wawancara dr. Agus Purwanto, SpF. Pada tanggal 28 Juli 2008.
67.
Njowito Hamdani, Op.Cit, hal.45.
Didalam Pasal 133 ayat 3 KUHAP menjelaskan : “ Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus dilakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,
dilak dengan cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat”.
Apabila keluarga korban keberatan untuk dilakukan pemeriksaan bedah mayat, maka penyidik harus menjelaskan bahwa pemeriksaan ini harus segera
dilakukan. Disamping mayat adalah merupakan barang bukti untuk memperlancar proses pemeriksaan juga tidak menutup kemungkinan bahwa keluarga itu sendiri
pembunuhnya dan dengan sendirinya keberatan untuk dilakukan bedah mayat. Jika alasan pihak keluarga adalah, bahwa bedah mayat tersebut
bertentangan dengan ajaran Agama Islam adalah tidak tepat. Seperti apa yang diputuskan oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syra Departemen
Kesehatan yang berupa Fatwa No.41995 yang berbunyi :
68
1 Bedah mayat itu mubah boleh hukumnya untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, pendidikan dokter dan penegakkan keadilan diantara umat manusia.
2 Membatasi kemubahan ini sekedar darurat saja menurut kadar yang tidak
boleh tidak harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
4. Identifikasi Pada Korban yang Tidak Dikenal