Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
diajukan sebagai saksi di pengadilan. 5. Pembuatan foto atau sketsa itu harus memenuhi standart sehingga
kedua belah pihak yaitu dokter dan penyidik tidak akan memberikan penafsiran yang berbeda atas objek yang sama.
3. Cara Mengajukan Permintaan Bantuan Dokter
Ada beberapa langkah yang wajib dilakukan untuk mengajukan permintaan bantuan dokter sebagai ahli adalah sebagai berikut :
44
1. Permintaan itu harus diajukan secara tertulis. 2. Harus disebutkan dengan jelas pemeriksaan yang dikehendaki
misalnya dalam hal objek yang dimintakan pemeriksaan mayat itu harus ditegaskan untuk pemeriksaan luar saja atau bedah jenazah.
3. Surat permintaan tersebut harus disampaikan kepada dokter bersama-sama dengan objek yang akan diperiksanya terutama
mengenai objek korban hidup yang menderita luka-luka. 4. Hal ini sangat perlu untuk tidak menyulitkan dokter dalam
memberikan keterangannya berkenaan dengan rahasia kedokterannya.
5. Dalam hal objek orang mati itu sudah dikubur maka permintaan itu sudah tentu dapat diajukan terlebih dahulu, sedangkan objek orang
mati tersebut dapat digali di kemudian hari bersama-sama dokter.
4. Dokter yang Dapat Dimintai Bantuannya
Dari segi yuridis, setiap dokter adalah ahli, baik dokter itu ahli ilmu kedokteran kehakiman ataupun bukan, oleh sebab itu setiap dokter dapat dimintai
bantuannya untuk membantu membuat terang perkara pidana oleh pihak yang berwenang. Akan tetapi supaya dapat diperoleh suatu bantuan yang maksimal,
permintaan bantuan itu perlu diajukan pada dokter yang memiliki keahlian yang
sesuai dengan objek yang akan diperiksa.
45
_______________________
44. .
Hasil wawancara dengan dr Rita Mawarni,SpF. Pada tanggal 20 Mei 2008.
45.
Paper dr Rita Mawarni SpF, Pelaksanaan Bantuan Dokter Dalam Sidang Pidana, Medan, Tahun 2006, hal.15.
Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
Contohnya antara lain : 1.
untuk objek korban mati sebaiknya diminta kepada ahli ilmu kedokteran kehakiman.
2. untuk objek korban hidup yang menderita luka-luka sebaiknya
dimintakan kepada dokter ahli bedah. 3.
untuk objek korban hidup akibat tindakan pidana seksual sebaiknya dimintakan kepada dokter ahli kandungan.
4. untuk objek yang berakitan dengan gigi untuk kepentingan
identifikasi sebaiknya dimintakan bantuan kepada okter gigi. 5.
untuk objek terdakwa yang menderita diduga menderita penyakit jiwa sebaiknya dimintakan kepada dokter ahli jiwa.
Perlu diketahui bahwa jika disatu daerah tidak ada dokter dengan keahlian yang sesuai tersebut diatas , maka dokter umum dapat dimintakan bantuannya.
Tiap-tiap dokter yang diminta bantuannya sebagai ahli wajib memberikan bantuannya sebatas kemampuan yang dimilikinya.
46
Pemeriksaan tambahan yang tidak dapat ia lakukan wajib ia beritahukan kepada penyidik, agar penyidik dapat mengajukan permintaan pemeriksaan
tambahan itu kepada pihak lain. Perlu diketahui bahwa dari segi yuridis dokter tidak boleh melakukan
konsultasi langsung dengan dokter lain.
47
___________________________
Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
46. .
Hasil wawancara dengan dr Rita Mawarni,SpF. Pada tanggal 20 Mei 2008.
47.
I Ketut Murtika dan Djoko Prakoso, Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Forensik,
Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal.99.
Misalnya : Disuatu daerah terjadi pembunuhan dengan menggunakan racun, dalam
hal demikian ini otopsi terhadap jenazah korban dapat dilakukan oleh dokter Puskesmas di daerah itu, tetapi bagian-bagian dari tubuh korban yang perlu
dilakukan pemeriksaan toksikologi pemeriksaan bakteri di dalam tubuh, dokter yang melakukan otopsi itu tidak dibenarkan untuk mengajukan permintaan
pemeriksaan secara langsung kepada ahli toksikologi, ia wajib memberitahukan kepada penyidik agar bagian-bagian dari tubuh korban itu diambil dibuat berita
acara penyitaan untuk dimintakan pemeriksaan kepada ahli toksikologi, sudah barang tentu dokter tersebut perlu membantu penyidik tentang cara-cara
membungkus serta mengawetkan bagian-bagian dari tubuh tersebut. Tentang perawat, tidak dapat dimintakan bantuannya sebagai ahli,
alasannya karena mereka tidak memiliki dasar-dasar yang kuat tentang anatomi, fisiologi, biokimia dan patologi tubuh manusia. Disamping itu dalam KUHAP
juga tidak disebutkan tentang peranan perawat sebagai ahli, oleh sebab itu apabila di Puskesmas di suatu kecamatan tidak ada dokter, permintaan bantuan dokter
hendaknya diajukan ke Puskesmas di kecamatan sekitar yang ada dokternya. Dokter di Puskesmas yang terakhir itu wajib memberikan bantuannya meskipun
kasus itu tidak terjadi di daerahnya. Jadi permintaan bantuan dokter sebagai ahli itu tidak dibatasi oleh territorial.
Sri Ingeten Br Perangin Angin : Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan, 2008.
USU Repository © 2008.
5. Cara Dokter Dalam Menyampaikan Keterangannya