Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Adapun jabatan pemangku itu dipilih dari kalangan anak beru dari lain marga dari perbapaan atau raja. Jadi mustahillah sipemangku itu tadi berhak atas kerajaan yang
dipangkunya untuk selama-lamanya, pasti disatu waktu akan dikembalikan kepada yang berhak. sedangkan kalau jabatan sebagai perbapaan atau raja dipegang oleh
kaum keluarga dari sipemangku yang berhak, misalnya saudara satu ayah lain ibu, ada kemungkinan akan mendakwa dan mempertahankan jabatan itu di kemudian hari,
terlebih kalau dia sudah bertahun-tahun sudah memangku jabatan itu, sehingga merasa segan malah menolak menyerahkannya kembali kepada yang berhak. keadaan seperti
ini juga pernah terjadi, malah menimbulkan perselisihan berkepanjangan antar kerabat yang seketurunan.
Dalam pemangkuan sementara itu, diadatkan sehingga merupakan kewajiban bagi si pemangku yaitu menyerahkan 13 dari semua pendapatan kerajaan kepada
orang yang seharusnya memangku jabatan tersebut. Seperti diuraikan di depan, baik perbapaan urung atau raja urung ataupun pengulu yang dibantu oleh “anak beru-
senina”, yang merupakan “telu sidalanen”, maka jabatan dari “anak beru-senina”
itupun juga bersifat turun temurun.
3.2 Masa Penjajahan Belanda
Dalam sistem ini pemerintah tradisional karo telah berjalan hampir ratusan tahun. sistem itu mengalami sedikit perubahan pada abad ke 18 ketika karo berada dibawah
pengaruh aceh dan masuknya belanda yang membentuk raja berempat di tanah karo.
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Masuknya pengaruh kekuasaan belanda ke daerah sumatera timur melalui kerajaan siak riau maka terjadi pula perubahan penting di dareah ini karena belanda juga ingin
menguasai seluruh tanah karo. di deli waktu itu sudah mulai berkembang perkebunan tembakau yang diusahai oleh pengusaha-pengusaha belanda. namun tidak selamanya
kekuasaan belanda tertanam dengan mudah di daerah Sumatera Utara terlebih-lebih di daerah dataran tinggi karo. dan bagi orang karo di masa lampau, kedatangan belanda
identik dengan pengambilan tanah rakyat untuk perkebunan. banyak penduduk di deli dan langkat yang kehilangan tanahnya karena sultan memberikan tanah secara tak
semena-mena untuk jangka waktu 99 tahun kemudian konsensi 75 tahun kepada perkebunan tanpa menghiraukan kepentingan rakyat. kegetiran dan penderitaan
penduduk melahirkan perang sunggal yang berkepanjangan 1872-1895 yang juga dikenal sebagai perang tanduk benua atau batakoorlog. dalam perang tersebut orang
melayu dan orang karo bahu-membahu menentang belanda, antara lain dengan membakari bangsal-bangsal tembakau.
Di satu pihak ada persoalan antara sultan deli dan datuk sunggal karena sultan deli memberikan konsensi kepada maskapai belanda untuk membuka perkebunan dan
daerah sunggal termasuk di dalamnya. perlawanan rakyat sunggal dipimpin oleh datuk kecil datuk muhammad dini, datuk abdul jalil dan datuk sulung barat. Bantuan dari
tanah karo dipusatkan di kampung gajah. tokoh karo yang sangat terkenal dalam peperangan ini adalah langgah surbakti, berasal dari kampung susuk tanah karo dan
nabung surbakti, dikenal sebagai penghulu juma raja. karena hebatnya serangan-serangan yang dilancarkan, pihak belanda mengirim ekspedisi ke sunggal
sampai tiga kali. akibat peperangan itu, di pihak tentara belanda banyak jatuh korban.
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
serdadu berkebangsaan eropah tewas 28 orang dan serdadu bumi putra tewas 3 orang. yang luka-luka, serdadu eropah 320 orang dan serdadu bumi putra 270 orang.
Pengabaran injil ke tanah karo 1894 tidak terlepas dari kerusuhan-kerusuhan perkebunan tersebut. Pihak perkebunan mengharapkan bahwa gangguan-gangguan
orang karo akan dapat dipadamkan melalui pekabaran injil, jadi yang membiayai misionari nederlands zendilingsgenotschap, ke karo adalah pihak perkebunan,
diprakarsai oleh j.th gremers, direktur perkebunan tembakau deli maatschappij pada saat itu. Garamata yang mengadakan perlawanan pada awal abad ini 1901-1905
juga berpendapat bahwa jika belanda dibiarkan ke tanah karo maka tanah rakyat mungkin sekali diambil untuk perkebunan. pikiran ini didasarkan pada pengalaman
orang karo di dataran rendah, di deli dan langkat. selanjutnya dia juga berpendapat bahwa orang karo mempunyai cara hidupnya sendiri dan istiadatnya sendiri dan tidak
perlu dicampuri oleh orang belanda lihat masri singarimbun, garamata: perjuangan melawan penjajah belanda, 1901-1905, balai pustaka, jakarta, 1992. namun kekuatan
belanda yang begitu besar tidak dapat dibendung.
Sebelumnya pembangkangan yang sangat terkenal dilakukan oleh sibayak pa tolong atau sibayak kuta buluh, yang melakukan pembangkangan terhadap
pembayaran pajak kepada belanda lihat bab VI buku darwan prinst dan darwin prinst: sejarah dan kebudayaan karo, penerbit grama jakarta, 1985.
3.3 Sistem Adat
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten karo disebut suku bangsa karo.Suku bangsa karo mempungai adat-istiadat yang sampai saat ini terpelihara dengan baik dan
sangat mengikat bagi suku bangsa karo sendiri yang terdiri dari 5 lima merga,tutur siwaluh dan rakut sitelu.
5 merga yaitu: •
Karo-karo •
Ginting •
Sembiring •
Tarigan •
Perangin-angin
Dari kelima merga tersebut masih ada sub-sub merga yang lain.Berdasarkan merga tersebut tersusunlah pola kekerabatan atau yang disebut dengan Rakut sitelu,
Tutut Ralut yaitu : •
Senina Sembuyak •
Kalimbubu •
Anak beru Dan Tutur siwaluh yaitu:
• Sepemereen
Anak beru menteri •
Sibaribanen Anak beru singalon
• Sipengalon
Kalimbubu •
Anak Beru Puang Kalimbubu
Perkade-kadeen sepuluh dua : •
Nini Bapa
Permen
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
• Bulang
Anak Mama
• Kempu
Bengkila Mami
• Nande
Bibi Bere
3.4 Kronologis Pembentukan Kecamatan Berastagi