Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
2.2 Hipotesa
Hipotesa secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih
kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga Pembuktian itu hanya
dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah: 1.
Hipotesis harus muncul dan ada hubungannya dengan teori serta masalah yang diteliti.
2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang
diteliti. 3.
Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang besar kemungkinannya didukung oleh data empiris.
Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan
hubungan dua atau lebih variable yang akan diteliti.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol
o
H , hipotesa alternatif
a
Η ,hipotesis kerja
k
Η
. Tetapi yang biasa adalah Η yang
merupakan bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel
independent x tidak mempengaruhi variabel dependent y.
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
2.3 Analisa Yang Digunakan
2.3.1 Analisa Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing independent dan variabel dependent.
2.3.2 Analisa Bivariat
Hipotesa yang diuji biasanya adalah kelompok itu berbeda dalam ciri khas tertentu, dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya
anggota-anggota kelompok ke dalam beberapa katagori. Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing-masing
kelompok yang termasuk dalam berbagai katagori dan membandingkan proporsi dari kasus-kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari
kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-Kuadrat.
2.4 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistic yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat
Chi dibaca Square ; Chi dibaca:kai; symbol dari huruf yunani:
2
Χ yang ditemukan oleh Helmet pada tahun 1875, tetapi pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan
kembali oleh Karl Pearson
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
. Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel
Variabel yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas
apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesia yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasan Goodness of fit test, karena untuk menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi
teoritis seperti distribusi normal, uniform, binomial, dll .
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesia nol yang ditetapkan benar,
karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tiadak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu berupa penghitungan
frekuensi pemunculan tertentu.
Penghitungan frekuensi pemuculan juga sering dikaitkan dengan perhitungan persentase, proporsi atau yang lain yang sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik statistik
yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi yang
diobservasi, observed frequencies disingkat Fo atau E dengan frekuensi yang diharapkan, expected frequencies disingkat
h
F
atau E .
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-kuadrat,yaitu
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
1. Chi-kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk
frekuensi. 2.
Chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa.
3. Chi-kuadrat pada dasarnya belum dapat mengasilkan kesimpulan
4. Chi-kuadrat cocok digunakan untuk data katagori, data diskrit atau
data nominal
Cara memberikan interprestasi terhadap Chi-kuadrat adlah dengan menentukan DF degree of freedom atau DB Derajat bebas. Setelah itu berkonsultasi tabel harga
kritik kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-kuadrat dari hasil perhitungan deng
Η
an harga kritik Chi-kuadrat, akhirnya mengambil kesimpulan dengan ketentuan :
1. Bila harga Chi-kuadrat
2
X sama atau lebih besar dari tabel
Chi-kuadrat maka hipotesa nol Η ditolak dan hipotesa alternative
Η diterima. 2.
Bila harga Chi-kuadrat
2
X lebih kecil dari tabel Chi-kuadrat maka
hipotesa nol Η diterima dan hipotesa alternative
Η Ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat dari Chi-kuadrat diantaranya adalah:
1. Uji idenpendent antara dua faktor
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa faktor,karakteristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut terdiri dari
beberapa klasifiksi, katagori, golongan atau mu ngkin tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian akan diselidiki mengenai asosiasi atau
hubungan atau kaitan antara faktor-faktor itu, bisa dikatakan bahan faktor-faktor itu bersifat independent atau bebas, tepatnya bebas statistik. selain daripada itu akan
diselidiki ada atau tidaknya pengaruh beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor terhadap kejadian fenomena.
Secara umum untuk menguji independent antara dua faktor di jelaska sebagai berikut: misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n, dan tiap pengamatan
tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan Faktor II terbagi atas k taraf. Banyak pengamatan yang terjadi
ke-1 faktor ke-1 I=1,2,…..,b dan taraf ke-j faktor ke-II j=1,2…..,k akan dinyatakan dengan
ij
Ο . Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan dta dengan memakai penyesuaian persyaratan
data yang diuji sebagai berikut: Η : kedua faktor bebas statistik
1
Η
: kedua faktor tidak bebas statistik
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan kemudian dibentuk tabel kontingensi. Data tabel tersebut di atas agar dapat dicari
hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji Chi-kuadrat.
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Pengujian eksak sukar digunakan, karena di sini hanya akan dijelaskan pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teoritik atau
banyak gejala yg diharapkan terjadi yang di sini akan dinyatakan dengan
ij
Ε . Rumusnya adalah sebagai berikut:
ij
Ε =
oj io
xn n
n
Dengan:
ij
Ε = banyak data teoritik banyak gejala diharapkan terjdi
io
n = jumlah barisan ke-i
n
oj
= jumlah baris ke-j n = total jumlah data
Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing data:
11
Ε
=
01 10
xn n
n;
12
Ε
=
02 10
xn n
n
21
Ε
=
01 20
xn n
n;
22
Ε
=
02 20
xn n
n Dan seterusnya…………..
Jelas bahwa n = +
+…+ =
+ +…+
Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diatas adalah:
2
Χ
=
∑
=
−
n j
i ij
ij ij
E E
O
1 ,
2
Dengan :
ij
Ο adalah jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009 ij
Ε adalah banyak kasus yang diharapkan untuk di kategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak
Η jika
2
Χ hitung ≥
2
Χ tabel Terima
Η jika
2
Χ hitung ≤
2
Χ tabel Dalam taraf nyata
α =0,05 dan darajat kebebasan dk untuk distribusi Chi-kuadrat adalah b-1 k-1, dalam hal yang lainnya kita terima hipotesis
Η .
2. Koefisien Kontingensi
Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi simbol C,adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubugan antara dua veriabel yang mempunya gejala ordinal
katagori, paling tidak berjenis nominal. Cara kerja atau pengitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika di
nilai Chi-kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu, biasanya para peneliti menghitung harga koefisien kontingensi telah menemukan harga Chi-kuadrat. Fleksibilitas
rumusan ini adalah, tidak terbatas pada beberapa banyaknya kategori-kategori pada sel-sel petak atau tabel Chi-kuadrat. Tess signifikasi yg digunakan tetap mengunakan
tabel kritik Chi- kuadrat, dengan derjat kebebasan db sama dengan jumlah kolom dikurangi atau dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu b-1 kali k-1. Rumus
untuk menghitung koefisien kontingensi adalah :
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
C = N
hitung X
hitung X
+
2 2
Keterangan: C = Koefisien kotingensi
hitung X
2
= Hasil perhitungan Chi-kuadrat N = Banyak data
3. Metode Analisa
Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah- langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian pada
penduduk yang ada di Kecamatan Berastagi. Langkah 2:
Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi Langkah 3:
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kotingensi frekuensi yang diamati seperti dibawah ini:
Tabel 2.4.1 Daftar Kotingensi
F A
KT OR
B T
ARAF Faktor II K TARAF
JUMLAH 1
2 K
1
11 12
………….
k 1
10
η
2
21 22
………….
k 2
20
η
: :
: :
: :
: :
: :
: :
B
1 B
2 B
…………..
BK
Bo
η
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
JUMLAH
01
η
2 o
η
………….
ok
η
N
Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar
kontingensi dengan b dan k kolom. Nij adalah frekuensi yang diamati . i=1,2,3,……b
j=1,2,3,……k Langkah 4:
Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan Rumus :
ij
Ε =
n xn
n
oj oi
Dengan :
ij
Ε adalah frekuensi yang diharapkan n adalah jumlah data yang diamati
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kotingensi dari frekuensi yang di harapkan.
Tabel 2.4,2 Daftar Kotingensi b
xk
Dari Frekuensi Yang Diharapkan
F A
KT OR
I
B T
ARAF 1
2 K
1 E
11
E
12
………… E
K 1
10
η
2 E
12
E
22
………… E
K 2
20
η
: :
: :
: :
: :
: :
: :
B E
1 B
E
2 B
…………. E
BK
Bo
η
FAKTOR II K TARAF JUMLAH
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
JUMLAH
01
η
02
η
………….
ok
η
N
Dengan terbentuk daftar frekuensi yang diamati dan daftar frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan harga
2
Χ . Langkah 5 :
Untuk menghitung harga Chi-kuadrat, perlu diperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20
2. Frekuensi teoritis
ij
Ε minimum harus 5 setiap kotak, sebab
2
Χ hanya berlaku apabila
ij
Ε ≥ 5, dengan kata lain apabila
ij
Ε 5 maka
2
Χ terhadap data tidak dapat dipertanggungawabkan. Untuk tabel dua
baris dan dua kolom dan untuk tabel lebih dari 2 x 2 sebelum menghitung X
2
perlu diperhatikan dahulu
ij
Ε pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau baris perlu
di bangun. 3.
setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari satu.setelah kriteria. kriteria di atas dipenuhi maka harga X
2
dapat di hitung dengan rumus:
X
2
=
∑
=
Ε Ε
−
n j
i ij
ij ij
o
1 ,
2
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Untuk menguji apakah harga
2
Χ dianggap berarti pada suatu level of significant tertentu harus diketahui nilai kritis dari
2
Χ dengan menggunakan daftar pencarian pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari hasil perhitugan.Dengan membaca nilai Chi-Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai dan dengan perkalian
K-1dan b-1 atau baris dikalikan kolom. Degree of Freedom = k-1 b-1
Langkah 6: Hipotesa yang diajukan dalah seperti yang di bawah ini:
Η : Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orangtua Terhadap pendidikan anak
1
Η
: terdapat hubungan antara tingkat pendapatan orangtua Terhadap pendidikan anak
Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai berikut: Tolak
Η jika
2
Χ hitung
≥
2
Χ tabel Terima
Η jika
2
Χ hitung
2
Χ tabel Langkah 7:
Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensi C dengan Menggunakan rumus sebagai berikut:
C= N
hitung x
hitung x
+
2 2
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan: C
= Contingency coefficient N
= Ukuran jumlah data X
2
hitung = Harga Chi-kuadrat
Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum adapun
harga koefisien kontingensi maksimum dihitung dengan runus sebagai berikut:
C
maks
=
m m
1 −
dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.
Langkah 8: Dengan membandingkan C dengan C
maks
maka keeratan hubungan Variabel I dan variabel II ditentukan oleh presentasenya. Hubungan kedua
Variabel ini disimbolkan Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q menjauhi 1 maka hubungan kedua variabel itu semakin kurang erat.
Q =
100 x
C C
maks
Symbol Q: untuk menyatakan persentase derajat hubungan variabel I dan variabel II
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
C : koefisien kontingensi C
maks
: koefisien kontingensi maksimum
Dengan ketentuan-ketentuan Davis1971 sebagai berikut: 1.
Sangat erat jika Q ≥0,70
2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69
3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49
4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29
5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09
6. Tidak ada jika Q= 0,
BAB 3
Kurniawan Sembiring : Hubungan Tingkat Pendapatan Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Di Kecamatan Berastagi, 2009.
USU Repository © 2009
SEJARAH SINGKAT KECAMATAN BERASTAGI
3.1 Sebelum Penjajahan Belanda