Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
6. Richard Sihite Marpaung dan Bahar, 2000:46-47 menjelaskan definisi
pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain
meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-
mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
7. Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9
Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan,
pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.
8. Nyoman S. Pendit 2003:33 menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai
berkut : Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan laut atau
udara, jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya.
Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor
bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri
lainnya.
2.1.1 Pengertian Wisatawan
Ada banyak batasan mengenai apa yang dimaksud dengan “wisatawan”. Beberapa dapat kita lihat seperti penjelasan dibawah ini:
1. Dalam Intruksi Presiden No. 91969 dinyatakan : “Wisatawan adalah setiap orang
yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan itu.”
2. Pada tahun 1963 IUOTO Internasional Union Official Organization membuat
batasan untuk wisatawan dan diterima oleh United Nation Conference on International Travel and Tourism di Roma. Batasannya berbunyi sebagai berikut:
“Seorang yang bepergian dari tempat tinggalnya dan berdiam di tempat tujuannya lebih dari dua puluh empat jam, dengan tujuan untuk menggunakan waktu senggang
untuk rekreasi atau berlibur, untuk menjalankan ibadah agama, maupun olahraga dan keperluan lainnya.”
Menurut Liga Bangsa-bangsa dan IUOTO Internasional Union Official Organization, yang bisa dianggap wisatawan adalah: a. Mereka yang mengadakan
perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan, dan lain-lain, b.
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan perternuan-perternuan atau karena tugas-tugas tertentu iirnu pengetahuan,tugas pemerintahan, diplomasi, agama,
olah raga, dan lain-lain, c. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha, d. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun
tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam.
2.1.2 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata
Salah satu unsur dari berkembangnya suatu industri pariwisata adalah objek dan atraksi wisata. Pengertian objek dan atraksi wisata dapat dilihat dalam beberapa
artian dibawah ini, yakni:
1. Pengertian objek dan atraksi wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan
tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka. 2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro pertanian, wisata tirta air, wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah,
tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
2. Pengertian objek wisata atau tourist attraction, istilah yang lebih sering digunakan,
yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu
daerah tertentu Pengantar Ilmu Pariwisata, Drs. Oka A. Yoeti, 1985. 3. Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan objek wisata Ilmu
Pariwisata, Nyoman S. Pendit, 1994.
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek wisata atau atraksi wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan
nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.
2.1.3 Karakteristik Objek Wisata
Selain beberapa persyaratan diatas, adapula 3 karakteristik utama dari objek wisata yang harus diperhatikan dalam upaya pengembangan suatu objek wisata
tertentu agar dapat menarik dan dikunjungi banyak wisatawan. Seperti yang
diungkapkan oleh Drs. Oka A. Yoeti, 1985, karakteristik tersebut antara lain:
a. Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa
yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan kata lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus dan unik.
b. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”. Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat disaksikan, harus disediakan pula
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
fasilitas rekreasi atau amusement yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu.
c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to buy”. Artinya di tempat tersebut harus ada fasilitas untuk berbelanja, terutama
barang-barang souvenir dan kerajinan tangan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Ketiga hal tersebut merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: 1.
Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain. 2.
Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri. 3.
Harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dibidang pembangunan dan pengembangan.
4. Harus menarik, dalam pengertian secara umum bukan dari pengertian yang
subjektif, terdapat sarana dan prasarana, amenitas dan aksesibilitas serta sadar wisata masyarakat yang mampu mendukung objek wisata tersebut
Samsuridjal, 1997:34
2.1.4 Jenis-jenis Pariwisata
Sama halnya seperti pengertian pariwisata, kriteria dan jenis wisata pun dapat dibagi-bagi dalam banyak kategori. Kategori yang biasanya ditampilkan adalah
berdasarkan tujuan atau alasan seorang wisatawan datang ke suatu tempat.
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
Contoh jenis wisata:
1. Berdasarkan alasan tujuan perjalanan, adalah :
o
Holiday Tour wisata liburan, yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan dan diikuti oleh angggotanya guna berlibur, bersenang- senang dan menghibur diri.
o
Familiarization Tour wisata pengenalan, yaitu suatu perjalanan anjangsana
yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaan.
o
Educational Tour wisata pendidikan, yaitu suatu perjalanan wisata yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun
pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini
disebut juga study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan.
o
Scientific Tour wisata pengetahuan, yaitu perjalanan wisata yang tujuan
pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Misalnya: kunjungan melihat bunga
bangkai berbunga raflesia arnoldi, melihat gerhana matahari total, menyelidiki kehidupan konodo, dll.
o
Pileimage Tour wisata keagamaan, yaitu perjalanan wisata yang
dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
o
Hunting Tour wisata perburuan, yaitu suatu kunjungan wisata yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. Ex; berburu babi hutan
di Sumatera, berburu Kangguru di Australia, dan lain-lain.
2. Berdasarkan jumlahnya, adalah:
Individual Tour wisata perorangan, yaitu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh satu orang atau sepasang suami-isteri.
Family Group Tour wisata keluarga, yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.
Group Tour wisata rombongan, yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling
sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang kesebelas. Potongan ini besarnya berkisar antara 2 hingga 50
dari ongkos penerbangan atau penginapan. 3. Berdasarkan penyelenggarannya, adalah:
o
Excursion Ekskursi, yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang
ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih obyek wisata.
o
Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara
khusus dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan
Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009
maupun obyeknya bukan merupakan obyek kunjungan wisata pada umumnya. Misal: safari ke ujung kulon, safari ke Taman Safari Indonesia di Gianyar
Bali.
o
Cruize Tour wisata pesiar, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi obyek-obyek wisata bahari dan obyek wisata di
darat tetapi menggunakan kapal pesiar sebagai basis keberangkatannya.
o
Youth Tour wisata remaja,
yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut
golongan umur yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing.
o
Marine Tour wisata bahari, yaitu suatu kunjungan ke obyek wisata,
khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving menyelam dengan perlengkapan selam lengkap.
2.2 Agama, Adat, dan Budaya di Bali
Di Bali dikenal satu bait sastra yang intinya digunakan sebagai slogan lambang negara Indonesia, yaitu: Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Manggrua, yang bermakna “Kendati berbeda namun tetap satu jua, tiada duanya Tuhan - Kebenaran itu”. Bisa dipahami jika masyarakat Bali dapat hidup
berdampingan dengan pemeluk agama lain seperti Islam, Kristen, Budha, dan lainnya. Pandangan ini merupakan bantahan terhadap penilaian sementara orang
bahwa Agama Hindu memuja banyak Tuhan. Kendati masyarakat Hindu di Bali