Gambaran Umum Pulau Bali

Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PULAU BALI

3.1 Gambaran Umum Pulau Bali

Propinsi Daerah Tingkat I Bali terdiri dari Pulau Bali dan Pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 563.286 Ha atau 0,29 dari luas kepulauan Indonesia. Adapun pulau-pulau kecil tersebut adalah Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan dibelahan selatan menghadap samudra Hindia dan Pulau Menjangan di belahan utara Pulau Bali menghadap ke Laut Jawa.

3.1.1 Letak Geografis

Secara geografis Propinsi Bali terletak pada 8°340 - 8°5048 Lintang Selatan dan 114°2553 - 115°4240 Bujur Timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut: • Utara : Laut Bali • Timur : Selat Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat • Selatan : Samudera Indonesia • Barat : Selat Bali Propinsi Jawa Timur Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009 Dengan garis pantai sepanjang lebih kurang 529 Km dan topografi Pulau Bali ditengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur yang berupa sabuk hijau green belt berupa hutan sebagai sumber mata air dan diantara pegunungan ada gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan daerah Bali secara geografis terbagi menjadi 2 bagian yang tidak sama yakni Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai sedangkan Bali Selatan dengan dataran rendah dan landai. Selain itu pada bentangan sabuk hijau tersebut terdapat 4 Danau yaitu Danau Bratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Batur, yang dipergunakan sumber air bagi kehidupan. Secara administratif Propinsi Bali terdiri atas 1 pemerintahan kota dan 8 Kabupaten, 51 Kecamatan, 565 Desa, 79 Kelurahan dan 3.499 BanjarDusun dengan jumlah penduduk sekitar 2.968.933 jiwa. Tabel 3.1 Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali KabupatenKota Ibukota Luas km² Persentase Jembrana Negara 841,80 14,94 Tabanan Tabanan 839,30 14,90 Badung Badung 420,09 7,43 Denpasar Denpasar 123,98 2,20 Gianyar Gianyar 368,00 6,53 Klungkung Semarapura 315,00 5,59 Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009 Bangli Bangli 520,81 9,25 Karangasem Amlapura 839,54 14,90 Buleleng Singaraja 1.365,88 24,25 Jumlah 5.634,40 100,00 Sumber: Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 2006-2010

3.1.2 Topografi

Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi sebagian besar wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Di antara pegunungan itu terdapat gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Agung 3.142 m dan Gunung Batur 1.717 m. Beberapa gunung yang tidak aktif lainnya mencapai ketinggian antara 1.000 - 2.000 m. Rantai pegunungan yang membentang di bagian tengah Pulau Bali menyebabkan wilayah ini secara geografis terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dari kaki perbukitan dan pegunungan dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Ditinjau dari kemiringan lerengnya, Pulau Bali sebagian besar terdiri atas lahan dengan kemiringan antara 0 - 2 sampai dengan 15 - 40 . Selebihnya adalah lahan dengan kemiringan di atas 40 . Sebagai salah satu kriteria untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan dengan kemiringan di bawah 40 pada umumnya dapat diusahakan asal Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009 persyaratan lain untuk penentuan lahan terpenuhi. Sedangkan lahan dengan kemiringan di atas 40 perlu mendapat perhatian bila akan dijadikan usaha budidaya. Lahan dengan kemiringan 0 - 2 mendominasi daerah pantai bagian selatan dan sebagian kecil pantai bagian utara Pulau Bali, dengan luas areal 96,129 ha. Sedangkan lahan dengan kemiringan 2 - 15 sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Buleleng, dan sisanya tersebar secara merata di daerah sekitar pantai dengan luas mencapai 132.056 ha. Daerah dengan kemiringan 15 - 40 meliputi areal seluas 164.749 ha secara dominan terdapat di wilayah bagian tengah Pulau Bali, mengikuti deretan perbukitan yang membentang dari arah barat ke timur wilayah ini. Daerah dengan kemiringan melebihi 40 merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang terletak pada bagian Pulau Nusa Penida. Ditinjau dari ketinggian tempat, Pulau Bali terdiri dari kelompok lahan sebagai berikut: • Lahan dengan ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan yang cukup landai meliputi areal seluas 77.321,38 ha. • Lahan dengan ketinggian 50 - 100 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan berombak sampai bergelombang dengan luas 60.620,34 ha. • Lahan dengan ketinggian 100 - 500 m di seluas 211.923,85 ha didominasi oleh keadaan permukaan bergelombang sampai berbukit. Lusianna M. E. Hutagalung : “Ngaben” Upacara Kematian Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Budaya Di Bali, 2009. USU Repository © 2009 • Lahan dengan ketinggian 500 - 1.000 m di atas permukaan laut seluas 145.188,61 ha. • Lahan dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut seluas 68.231,90 ha. Dengan keadaan Sumber Daya Alam yang ada di Propinsi Bali dan sumber daya manusia beserta kultur sosial dan budaya serta ekonominya, daerah ini potensial sekali sebagai daerah agraris yang handal dan pariwisata, oleh karena itu Pembangunan Daerah Propinsi Bali bertumpu pada Sektor Pertanian yang didalamnya Sub Sektor Kehutanan dan Sektor Pariwisata. Secara langsung memang Sub Sektor Kehutanan tidak termasuk dalam Sub Sektor yang berperan terhadap PDRB Daerah Bali akan tetapi secara tidak langsung banyak menopang terhadap hidroorologis. Berkaitan dengan pelestarian Sumber Daya Alam, sesuai dengan kultur budaya masyarakat Bali yang menurut Ajaran Agama Hindu terkenal dengan Tri Hita Karana Hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan maka upaya tersebut menunjukkan hasil yang positif disamping terbinanya lingkungan yang baik juga mendukung pembangunan Kehutanan dan Pariwisata.

3.2 Peluang Investasi