23
Dalam hal ini peserta meninggal dunia dan tidak ada jandaduda ataupun anak. Maka, dana yang merupakan hak peserta dibayarkan kepada
pihak yang ditunjuk oleh peserta. Maka, DPLK adalah sebagai salah satu dari program pensiun sangat
menarik, lentur, serta transparan dengan segmentasi yang luas sehingga mudah untuk dinikmati dan dilaksanakan para pesertanya dengan jangkauan
yang lebih menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pekerja swasta maupun pekerja mandiri saja, pegawai negeri sipil PNS dan ABRI
pun bisa menjadi peserta DPLK, yang nantinya akan merupakan pensiun ganda di samping pensiun PNS maupun ABRInya.
8
B. Landasan Hukum Dana Pensiun
Mengingat akan adanya pengembangan dana yang berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat
menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata lain, diperoleh keuntungan yang maksimal dan dapat menghindari resiko
yang timbul sebagai akibat dari penempatan dana tersebut.
9
Di dalam lembaga DPLK, tidak ditetapkan secara pasti akan peraturan dana pensiun terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya
8
Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Jakarta: Gramedia, 1999, hal 9-10.
9
Dahlan Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,
2004, edisi keempat, hal 472-476.
24
ditetapkan besarnya iuran secara pasti. Hal ini disebabkan karena manfaat yang akan diterima dan disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya,
sehingga perolehan keuntungan dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai
pengelola dana mudharib. Untuk itu, pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana. Keuntungan ini dinamakan yaitu
sistem bagi hasil. Yang dimaksud dengan sistem bagi hasil ialah suatu sistem yang meliputi
tatacara pembagian hasil usaha antara bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan adalah laba usaha yang telah
dihitung selama satu periode tertentu. Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti
di muka fixed dalam bentuk prosentase , keuntungan yang diperoleh ini termasuk ke dalam bunga. Sedangkan, membungakan uang merupakan kegiatan
usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan pengembaliaannya berupa bunga yang relative pasti dan tetap. Membungakan uang adalah sangat
dilarang oleh Allah SWT, dan kegiata n ini tidaklah sesui dengan syari’at Islam.
Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran Surat Ar-rum 39
........
25
Artinya : Dan sesuatu riba tambahan yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, Maka yang berbuat demikian Itulah orang-orang yang melipat gandakan pahalanya.
Berdasarkan surat tersebut, apabila bunga ditetapkan di muka fixed, dianggap mendahului takdir karena seolah-olah peminjam uang dipastikan akan
memperoleh keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan juga bunganya pada waktu yang telah ditetapkan.
10
Firman Allah SWT, Surat Al-Baqarah : 278-279
.
.............................. Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat dari
pengambilan riba, Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.
10
Karnaen A. Perwaatmadja, Peluang dan Strategi Operasional Bank Muamalat Indonesia, dalam buku Berbagai Aspek Ekonomi Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992, hal 146.
26
Demikianlah beberapa ayat yang menegaskan tentang pendirian Islam terhadap bunga begitu pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Maka bunga dan
riba adalah sama, dan dilarang dalam segala bentuknya.
C. Fungsi dan Macam-macam Dana Pensiun