Strategi pemasaran dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah (studi pada DPLK bank Muamalat Indonesia)

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

SYARIFATUL MAULA

107046202057

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i  

ﻚ ﺮﺷﻻ

ﺪ و

ﷲاﻻا

اﻻ

نأ

ﺪﻬﺷأ

.

ﻮ رو

اﺪ

نأ

ﺪﻬﺷأو

.

ﺟأ

ﺻو

أ

ﻰ و

و

ﻬ ا

,

ﺎ أ

 

Pada kesempatan ini penyusun menghaturkan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta bimbingan-Nya

kepada penyusun dalam mengarungi proses pembelajaran akademik di Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita baginda nabi agung Muhammad Saw beserta ahlul baitnya, dan para sahabat yang telah membuka keluasan ilmu pengetahuan serta dengan sabar mengajarkan pada ummatnya.

Skripsi berjudul “Strategi Pemasaran Dana Pensin Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Dalam Peningkatan Jumlah Nasabah” disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islampada Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu sebagai bentuk penghargaan dan rasa ta’dhim, penyusun haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Orang tua ku tercinta Ibunda Siti Saodah dan ayahanda Ahmad Baehaqi salam ta’dzim penulis haturkan kepada keduanya yang telah dengan sabar mendidik dan mengajarjan kepada penulis


(6)

ii  

penulis, terimakasih atas doa’ dan motivasinya

2. Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum 3. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum 4. Bapak mu’min Rouf, MA selaku Sekretaris Prodi serta doseen pembimbing akademik yang

selalu memberikan bimbingan dan arahan serta semangat selama masa pekulihan hingga penulisan skripsi ini selesai

5. Bapak AM.Hasan Ali, MA dan Bapak Prof. Dr.H. Hasanudin, AF, MA sebagai pembimbing skripsi yang telah meluangakan waktu di sela-sela kesibukan dalam memberikan masukan ataupun nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen fakultas yang telah mentranfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis 7. Segenap staf akademik dan perpustakaan Fakultas Syariah serta perpustakaan Utama

8. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2007 khususnya Asuransi A (Nani, Iis, Mila, Ulfha, Fika, Tiara, Dilla dan teman- teman putra yang tidak dapat disebut satu persatu

9. Rekan-rekan IMMAN , rekan-rekan IRMAFA, rekan-rekan NIELSEN dan rekan-rekan Yasmin

10.Suka duka dalam kesetiaan persahabatan merupakan suatu motivasi bagi penulis dalam menghasilkan karya ilmiah ini untuk Cibul, Zie, Irma, Dian kalian yang slalu membuat aku tersenyum disaat sedih, membuat aku bangun disaat terjatuh , membuat aku kuat disaat lemah, cepetan nyusul wisuda ya kawan..you are always be the best


(7)

iii  

terimakasih banyak atas motivasi dan segala bantuannya luph U All...

Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak yang terkait tersebut mendapat balasan dari Allah SWT Jazakumullah Khoiru Jaza. Akhir kata kami mengharap ampunan dan ridla Allah SWT semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan menambah khazanah pengetahuan dan perkembangan Muamalat Amin

Jakarta, 31 Mei 2011 M.

27 Jumadil Akhir 1432 H.  

 

            Penyusun

 


(8)

iv  

saat memasuki usia pensiun (retirement benefit).

Sebagai implementasinya PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang disingkat DPLK Muamalat, yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuanagn No. KEP-485/KM.17/1997 Tanggal 10 Oktober 1997.

Penelitian pada DPLK Bank Muamalat Indonesia dilakukan oleh penulis untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK Syariah dalam peningkatan jumlah nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan library research dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran DPLK Bank Muamalat Indonesia berpengaruh secara positif dalam peningkatan jumlah nasabah.

Kata Kunci: Syariah, strategi pemasaran  


(9)

v  

Abstrak ……… iv

Daftar Isi ……….. v

Daftar Tabel ……… vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kerangka Teori dan Konseptual ... 8

E. Review Studi Terdahulu ... 12

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi ... 17

2. Konsep Pemasaran ... 19


(10)

vi  

B. DPLK

1. Pengertian DPLK ... 40

2. Fungsi dan tujuan DPLK ... 42

3. Jenis dan Program Dana Pensiun ... 45

4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun ... 52

5. Syarat Kepersetaan dan Manfaat DPLK ... 54

BAB III : PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA 1. Sejarah Berdirinya DPLK BMI ... 57

2. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI ... 58

3. Stuktur Organisasi dan Tata Kerja ... 59

4. Jenis Produk Dana Pensiun Muamalat ... 64

5. Manfaat DPLK BMI ... 66

6. Mekanisme Prosedur peserta DPLK BMI ... 68

BAB IV : ANALISA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA A. Aplikasi Strategi Pemasaran DPLK BMI ... 74


(11)

vii  

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 91 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perbedaan DPPK dan DPLK

Tabel 2 : Target Jumlah peserta DPLK BMI

Tabel 3 : Realisasi perkembangan jumlah peserta DPLK BMI


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia yang berkembang cepat dan pesat di berbagai sektor, dihadapkan pada timbulnnya dampak dan fenomena baru yang memberikan pengaruh dan perubahan, baik yang menguntungkan maupun merugikan, seperti bertambah besarnya risiko-risiko yang tidak dapat diduga, yaitu hilangnya harta atau jiwa.

Segala risiko yang mungkin timbul, akibat hal-hal yang tidak diinginkann tersebut dan guna menutup kemungkinan dari risiko-risiko kerugian, maka kehadiran asuransi dibutuhkan untuk menjamin manusia dari berbagai risiko. Institusi ini telah menjadi basis bagi kehidupan modern dan mempunyai pengaruh yang sangan luas, dapat diaplikasikan di semua bidang.

Saat ini kebutuhan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam kehidupan dan perekonomian, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti kematian, atau risiko dalam menghadapi kerugian atas harta benda yang dimiliki.

Asuransi memang tidak bisa mencegah risiko, tapi setidaknya bisa menanggulangi dampak financial dengan risiko yang terjadi. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin


(13)

dapat mengganggu kesinambungan usahanya.1

Pada tahun 70 an sampai 80 an terutama masyarakat pedesaan di Indonesia berlomba-lomba masuk jadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap. Setelah berakhir masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat masih berfikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pilihan pertama mereka adalah pegawai negeri karena pegawai negeri pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun disaat setelah mereka tidak bekerja.

Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan kesejahteraan pada karyawan, keberadaan kesejahteraan tersebut meningkatkan karyawan memeperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan, atau bahkan meninggal dunia. Risiko-risiko tresebut memberikan dampak financial.2

Di Negara-negara maju penyelenggaraan program pensiun sudah dilakukan sejak tahun 1800 an sedangkan dalam pemerintahaan islam program pensiun diselenggarakan pada masa pemerintahaan Umar Bin khattab. Penyelenggaraan program pensiun sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan karyawan dan penyelenggaraan ini bisa dilakukan oleh pemerintah maupun

      

1

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h.1 

2

Dahlan Siamat, Manajemen Keuangan (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2004), Edisi ke-4 h.465 


(14)

perusahaan-perusahaan swasta.

Pada masa ini belum banyak perusahaan yang menyediakan dana pensiun bagi karawannya sehingga relative banyak karyawan yang belum dapat menikmati hari tua mereka setelah tidak bekerja, para karyawan yang bekerja pada perusahaan swasta yang tidak menyelenggarakan program pensiun.3

Sampai akhir 2006, di Indonesia telah terdapat 23 unit bank syariah dan 105 BPR Syariah. Nilai aset bank syariah nasional terus mengalami pertumbuhan di mana hingga Desember 2006 telah mencapai Rp 26,72 triliun. Melalui berbagai formulasi kebijakan dan program akselerasi, BI juga telah menargetkan pangsa pasar bank syariah tahun 2008 untuk dapat mencapai lima persen. Selain itu, terdapat 36 unit asuransi syariah yang telah beroperasi. Total nilai emisi obligasi syariah yang tercatat di pasar modal hingga Juli 2006 sebanyak 17 produk dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp 2,21 triliun. Adapun reksa dana syariah dalam periode yang sama, membukukan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp 566,8 miliar.

Tentunya pertumbuhan lembaga keuangan syariah tersebut, secara lambat tapi pasti juga akan mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Sampai sekarang, baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariah di antaranya; Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia) dan Allianz. Lambannya pertumbuhan dana pensiun syariah disebabkan beberapa faktor di antaranya; keterbatasan regulasi; keterbatasan instrumen investasi, belum jelasnya model tata       

3


(15)

kelola dana pensiun syariah serta kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya dana pensiun syariah

Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relative tertinggal disbanding dengan industri keuangan syariah yang lainnya. Hal ini disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi.

Akan tetapi pesaing bukanlah sesuatu halangan yang harus ditakuti atau bahkan dimusuhi. Justru sebaliknya, para kompetitor harus dirangkul sebagai mitra komplementer yang saling sinergis, diantaranya pesaing akan membuka, menciptakan dan melebarkan pasar. Pesaing bias kita jadikan sebagai sumber inspirasi dalam memperbaiki kinerja manajemen perusahaan sehingga menjadikan perusahaan selalu lebih professional. Pesaing dapat mendorong kita bekerja lebih kreatif dalam menghasilkan produk ataupun jasa dengan bekerja secara lebih efisien dan kreatif. 4

Dalam mengelola program pensiun, diperlukan komitmen pendiri dan pengelola untuk mengelola dana peserta secara hati-hati (prudent), meminimalkan segala kemungkinan moral hazad untuk kepentingan pihak tertentu yang tidak ada kaitannya dengan upaya peningkatan kesejahteraan peserta. Selain itu juga dibutuhkan komitmen Pendiri untuk memenuhi kewajibannya, baik akibat adanya masa kerja lalu, maupun pendanaan untuk jangka panjang guna mencapai kekayaan yang cukup untuk membayar pensiun yang dilakukan melalui proses pengumpulan       

4  

Abdullah Amrin, Strategi pemasaran Syariah (Memenangkan Pesaing Usaha Bisnis Asuransi Dan Bank Syariah Secara Syariah, PT. Gramedia Widisarana Indonesia.( Jakarta: 2007). h.7-8 


(16)

dan pengelolaan dana dengan memastikan bahwa investasi yang dilakukan sudah tepat dengan biaya seefisien mungkin.

Oleh karena itu, dalam mengelola Dana Pensiun agar dapat memenuhi harapan para stakeholder, perlu dikelola secara profesional. Salah satunya dengan menerapkan Tata Kelola Dana Pensiun Yang Baik (Good Pension Fund

Governance/GPFG). Karena apabila pengelolaan dana publik tersebut tidak

dilaksanakan secara amanah dan mengabaikan aspek GPFG dapat menimbulkan penyalahgunaan bahkan penyimpangan yang pada gilirannya akan merugikan masyarakat peserta sebagai pemilik akhir dana tersebut.

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut strategi pemasaran, pengertian pemasaran sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.5

Dalam melakukan kegiatan pemasarn suatu perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang dilskukan untuk memprtahankan produk-produk agar tetap eksis, dalam jangka pendek biasanya untukmerebut hati konsumen terutama produk yang

      

5  


(17)

baru.6

Sebagai bank yang murni syariah, Bank Muamalat Indonesia harus mempunyai strategi tersendiri dalam mengembangkan dan memasarkan DPLK. Persoalannya adalah bagaimana membuat DPLK yang baik dan berkualitas yang nantinya akan dapat menarik minat masyarakat dalam membeli manfaat dari produk tersebut, dan bagaimana DPLK syariah tersebut dapat dipasarkan kepada masarakat, terutama kepada masyarakat yang beragama islam dan strategi apakah yang lebih tepat digunakan dalam pemasaran produk tersebut. Dari latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan

judul “STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUNGAN

(DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH (STUDI PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berbicara mengenai pemasaran akan berorientasi kepada suatu perusahaan, dimana pemasaran sangat memegang peranan penting dalam kemajuan dari perusahaan, namun hal ini juga harus diikuti dengan etika dalam memasarkan suatu produk ke pasaran. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan yang diuraikan.       

6  

Plilip Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: PT. indeks Gramedia Group, 2004), edisi 9, jilid 1 h.5 


(18)

Dalam hal ini penulis ingin membatasi hanya pada strategi pemasaran DPLK terhadap peningkatan jumlah nasabah.

2. Perumusan masalah

Sebagai bahan penelitian ada beberapa hal yang difokuskan antara lain adalah: 1. Bagaimana strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia dalam

peningkatan jumlah nasabah DPLK syariah?

2. Apa faktor dominan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK Syariah

3. Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap peningkatkan jumlah nasabah dari tahun 2008-2010 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan kajian skripsi ini secara umum adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemasaran DPLK pada Bank Muamalat Indonesia

2. Untuk mengetahui factor dominan yang mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah DPLK

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh strategi pemasaran DPLK syariah terhadap peningkatan jumlah nasabah.


(19)

hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, sebagai tambahan informasi dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang juga meneliti tentang strategi pemasaran lembaga keuangan syariah serta produk-produknya yang sebelumnya lebih dahulu dikenal lembaga keuagan konvensional

2. Bagi praktisi, membantu untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memperluas usaha ke berbagai daerah dalam rangka melayani masyarakat serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam peningkatan pemasaran produk tersebut

3. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dalam hal ini dapat memberikan pengetahuan tentang Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

D. Kerangka Teori dan Konseptual

Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, sttratageta (stratos : militer, dan

ag: dsituasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.7

      

7  

Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajemen; Back To Basic Approach (Jakarta: PT.Grafindo Persada) 2003. h.19 


(20)

Menurut DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi adalah pondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi ang digariskan adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.

Menurut Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatna adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, meleinkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya8

Strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekeliling, terutama terhadap pesaingnya.9

Pemasaran umumnnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran

(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah

pemasaran ang dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian

      

8  

Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek,( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 

9  

David Faulkner dan Gerry Johnson, Strategi Manajemen, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo)1995. h.3 


(21)

dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas yang berkaitan dengan usaha untuk menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga yang dapat memberikan keuntungan padanya.

Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. 10

Pemasaran syariah adalah penerapan suau disiplin bisnis strategis yang

Sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kertajaya, nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11

      

10  

Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168 

11

M.Nur Rianto Al Arief, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,2010) h.23 


(22)

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Badan Hukum yang dibentuk oleh Bank atau Perusahaan Asuransi Jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi pesertanya.

Sesuai UU nomor 11 Tahun 1992 yang ditunjuk menyelenggarakan Program DPLK adalah Bank dan PAJ dengan batasan bahwa kekayaan pengelolaan dana maupun program-programnya terlepas dari Badan Pendirinya. Hal ini dilakukan agar kelangsungan hidup DPLK dan pesertanya dapat terjamin.

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran peserta beserta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing sebagai manfaat pensiun. Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya pada iuran pasti, hasil pengembangan dana tersebut serta lamanya menjadi peserta. Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan peserta agar dapat menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan memperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul akibat dari pengembangan dana tersebut.

Peserta DPLK adalah perorangan atau pribadi, baik karyawan suatu lembaga atau perusahaan maupun pekerja mandiri. Yang dimaksud pekerja mandiri di sini adalah pekerja atas usaha sendiri, bukan karyawan dari orang atau badan usaha.


(23)

Walaupun telah mengikuti program pensiun di perusahaannya, karyawan suatu lembaga atau perusahaan masih berkesempatan untuk mengikuti DPLK.12

E. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan obyek yang sama, maka diperlukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber keputusan terkait dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1. Nurul Amalia, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan DPLK pada PT Bank Muamalat Indonesia (studi kasus PT Bank Muamalat Indonesia) jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 M/ 1427 H. Skripsi ini melihat bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap cara pengelolan DPLK menurut Ekonomi Syariah

2. Zakimaini Strategi Pemasaran Produk ful PROTEK PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia (studi Kasus PT Takaful Keluarga mampang). Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/ 1430 H. Skripsi ini melihat bagaimana Srategi perusahaan dalam memasarkan produk fulProtek yang ada pada PT Takaful Keluarga.       

12 


(24)

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang sebelumnya adalah pada skripsi terdahulu menekankan pada strategi perusahaan dalam memasarkan produkbaik secara internal maupun eksternal sedangkan skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran dilihat dari strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.

F. Metode Penelitian dan teknik penulisan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif : ucapan atu tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan ini lansung menunjukkan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subjek penyelidikan baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan, yang menghasilakn data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang terlibat dalam objek.13

Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakn jenis metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Library research (pengumpulan data melalui kepustakaan), membaca buku-buku atau literature yang berkaitan dengan tema skripsi, dalam hal ini bahan bacaan yang berkaitan dengan strategi pemasaran DPLK

      

13

Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992) cet.ke 1 h.21 


(25)

2. Field research (penelitian lapangan), dengan data langsung mengunjungi, mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank Muamalat Indonesia.

Dalam penelitian penulis mengguankan beberapa teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan pembahasan. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah :

a). Observasi (pengamatan), merupakan metode pertama yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Dan ini berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.14

b). Wawancara (interview), merupakan cara digunakan dengan tujuan mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan atau Tanya jawab,15 Berkaitan dengan skripsi ini, maka dilakukan secara langsung kepada pihak yang berwenang atas pemasaran produk DPLK Bank Muamalat Indonesia.

Sedangkan untuk sistematika penulisan, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2005.

      

14

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: cv Alfabeta, 2006)h.138 

15  


(26)

G. Sistematika penulisan

Untuk lebih mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK

Dalam bab ini menguraikan tentang teoritis, meliputi pengertian strategi pemasaran , bauran pemasaran, segmenting targeting dan postionoing, pengertian DPLK, Jenis manfaat kepesertaan DPLK, fungsi dan tujuan DPLK dan syarat kepesertaan DPLK

BAB III : PROFIL BANK MUAMALAT INDONESIA

Didalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan yang mencakup sejarah perusahaan, kegiatan perusahaan dan jenis produk, visi misi dan tujuan perusahaan serta struktur organisasi dan tata kerja

BAB IV : STRATEGI PEMASARAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH DALAM PENINGKATAN JUMLAH NASABAH

Di dalam bab ini merupakan penjelasan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran Bank Muamalat Indonesia terhadap peningkatan


(27)

jumlah nasabah perorangan (mandiri).

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dilihat dari uraian hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.


(28)

BAB II

KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN DAN DPLK A. Pengertian Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi

Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik. Strategi mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, strategi kebijakan dan sasaran organisasi.1

Istilah Strategi berasal dari bahasa yunani, stratageta (stratos : militer, dan

ag : memimpin) artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.2

Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:

      

1

George A. Steiner dan john B.Miner, kebijakan dan strategi manajemen, Ed.II, penerjemeh Ticoalu dan Agus Dharma, SH.M.Ed (Jakarta:Erlangga,1997)hal 6 

2

Sofyan Asyari, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) cet ke -7 h.168 


(29)

a) DR. Sukanto Reksohadiprodjo, menjelasakan bahwa strategi adalah pondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi digariskan adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.3

b) Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.4 Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan tentang strategi yaitu:

a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

b. Strategi merupakan satu kesatuan organisasi rencana terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih.5

 Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan ahirnya harus dievaluasi terhadap strategi tersebut, karena strategi merupakan suatu

      

3

Sukanto Reksahadiprodjo, Manaajemen Strategik (Yogyakarta: BEFE, 1987), Edisi Pertama h.11 

4

Onong Uchayana, ilmu komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990), Edisi Revisi cet. Ke-5 h.32 

5


(30)

alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat: 6

 Menyatu (unified) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan.  Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam

perusahaan.

 Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh tingkatan.

2. Konsep Pemasaran

Pentingnya pemasarn berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran juga penting dilakukan untuk menghadapi pesaing yang semakin meningkat tentunya dengan melakukan strategi yang berbeda dalam rangka perkenalan dan pemasarn produk.

William J.Stanton mendefinisikan pemasaran dalam 2 (dua) penngertian dasar yaitu:

a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia

b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

      

6

Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik ( Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), cet ke-1 h.16 


(31)

Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Didalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan dan ide) value atau nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan, pasar dan para pemasar serta prospek.

Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa yang ditawarkan

3. Pengertian Pemasaran

Sering didengar banyak orang berbicara mengenai penjualan, pembelian,7 transaksi, dan perdagangan tetapi apakah sama istilah ini dengan pemasaran? Pemasaran umumnya dimaksudkan adalah permintaaan atau pembelian dan harga sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan. Bagi seorang manajer toko serba ada pemasaran diartikannya sebagai kegiatan pengeceran       

7

http://www.edukasi.net/mol/mo full.php?moid=117fname=eko206 10 htm di akses pada tanggal 4 maret 2011 


(32)

(retailing) atau penjajakan (merchandising). Dari uraian diatas terlihat bahwa istilah pemasaran dibicarakan sebenarnya penafsirannya terbatas hanya pada satu bagian dari dari kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan di atas berada dalam lingkup kegiatan atau aktifitas berkaitan dengan usaha untuk menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga dapat memberikan keuntungan padanya.

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American Marketing Association 1960, menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan mulai jauh sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk ke dalam proses produk

Disamping pengertian yang telah disebukan di atas, terdapat pengertian sering kali digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran, pengertian tersebut menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8

      

8

Sofyan Asyauri, Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Srategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke -7 h.168


(33)

Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnic akan mencapai sasaran pemasaran.9

Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasran perusahaan dari waktu ke waktu , pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkunngan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

4. Pengertian Pemasaran Syariah

Pemasaran merupakan bentuk muamalah yang dibenarkan dalam islam, sepanjang dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. 10Pemasaran syariah adalah penerapan suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad SAW. Menurt Hermawan Kertajaya,

      

9

Yusuf Al Qardhawi, Halal dan Haram, Penerjemah: Drs. Abu Sa’id al Falahi & Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Lc.,( Jakarta: Rabbani Press, 2000).h.1 

10

Muhamad Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya, Syariah Marketing, (Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2006).h.26 


(34)

nilai inti dari pemasaran syariah adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bukan kareana diskonnya atau iming-iming hadiah belaka.11

Karakteristik yang ada pada pemasaran syariah :

 Ketuhanan (rabbaniyah)

Salah satu cirri khas dari pemasaran syariah adalah sifatnya yang religious. Jiwa seseorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat ketuhanan merupakan hukum yang paling adil. Dengan konsep ini pemasar syariah akan sangat hati-hati dalam perilaku pemasarannya dan berusaha tidak merugikan konsumen. apabila seorang pemasar syariah hanya berorientasi pada keuntungan, maka ia dapat merugikan konsumen dengan memberikan janji palsu. Namun seorang pemasar syariah memiliki orientasi maslahah sehingga tidak hanya mencapai keuntungan, namun diimbangi pula dengan keberkahan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah :

             

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan       

11

M.Nur Rianto Al Arief, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,2010) h.24 


(35)

sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs Al-Zalzallah :7-8)

 Etis (akhlaqiyah)

Keistemewaan yang lain dari pemasaran syariah adalah mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama manapun, karena hal ini bersifat universal

 Realistis (al-waqiyyah)

Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatik anti modernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasarn yang fleksibel. Pemasaran syariah bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa arab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer harus tetap berpenampilan bersih, rapi dan bersahaja apapun gaya berpakaian yang dikenakan.

 Humanistis (insaniyyah)

Keistimewaan yang lain adalah sifat humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara. Syariah islam adalah syaiah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa mempedulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status


(36)

5. Segmenting, Targeting, Positioning

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses STP adalah melakukan segmentasi pasar. Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Wendell R. Smith pada tahun 1956, dalam artikel klasiknya yang berjudul “Product

Differentation and Market Segmentation as Alternatif Marketing Strategies” yang

dipublikasikan di journal of Marketing. Prinsip dasar segmentasi pasar adalah bahwa pasar tidak homogen dan konsekuensinya, penawaran pemasaran perlu dibedakan bagi kelompok pelanggan yang berbeda.

Pada prinsipnya, segmentasi pasar bisa diartikan sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik. Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaaan dan alokasi sumber daa yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran.12

Dalam rangka merelealisasikan manfaat potensional segmentasi pasar, perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, seta system manajemen ang bias menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar

      

12


(37)

manfaat yang diberikan, atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka memecahkan masalah sepesifik ang dihadapi. Perusahaan bias saja menawarkan beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hana membeli manfaat atau solusi atas masalahyang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Sebagai contoh, manfaat yang bias didapatkan seseorang melalui study lanjut program master bias bersifat fungsional (misalnya, meningkatkan rasa percaya diri dan gengsi dengan mendapatkan gelar akademis tambahan), dan ekonomis (contohnya, menambah peluang peningkatan pendapatan melalui promosi jabatan).

Sesuai dengan namanya, prosedur segmentasi, targeting, dan positioning (STP) secara rinci meliputi tiga tahap pokok sebagai berikut :

a. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karekteristik, atau tingkah laku berbeda (homogeen) yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.13

Menurut wendel R.Smith, segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-lelompok sesuai dengan kebutuhan dan cirri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mengadakan segmentasi

      

13

swasta Basu dan Irawan, Manajemen Pemasarn Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2002), cet ke-20, hal.89 


(38)

pasar berati perusahaan telah menetapkan secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara efektif dan efisien

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen, dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun pada dasarnya variable yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variable utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar konsumen adalah segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan atau yang lainnya. Segmentasi demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti: umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaaan.14 Segmentasi psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi tingkah laku yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi produk manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk.

Sedangkan variable untuk melakukan segmentasi industrial adalah segmentasi berdasarkan demografik: yaitu jenis industry , ukuran perusahaan, lokasi perusahaan,       

14

Leon. G.Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen,(Jakarta: PT.Indeks Group Gramedia, 2004), Edisi ke 7, h.59 


(39)

dan lainnya. Karakteristik pengoperasian yaitu teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian atau lainnya. Pendekatan pembeli, yaitu sifat hubungan yang ada, kriteria pembeli atau yang lainnya. Karakteristik personil industry, yaitu kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap risiko atau lainnya, factor situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.15

Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena dalam suau pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif

Karakterisasi segmen terdiri dari:

Identivikasi

Artinya segmen yang diidentivikasi bener-benar berbeda dengan segmen-segmen lain.

Measurebility.

Artinya Identivikasi segmen dalam hal perbedaan karakteristik individual dan rumah tangga, atau karakteristik terukur lainnya haruus bias dilakukan.

      

15

Askar Yunianto, Segmentasi Pasar Sebagai Upaya Memenuhi Competitive Advantage Fokus Ekonomi, Vol 2, No 1, (April 2003): h.45 


(40)

b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)

Setelah perusahann selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian meemilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.

Evaluasi terhadap segmen pasar bisa dilakukan dengan menggunakn Sembilan kriteria yang bias dikelompokkan menjadi 3 faktor utama yaitu :

Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang

besar dan berkembang kelihatannya lebih menarik, ukuran dan segmen potensi pertumbuhan yang cocok bagi seiap perusahaan dengan sumber dan kapabilitas organisasi. Tidak jarang sumber daya organisasi seperti ketersediaaan tenaga ahli, modal, jumlah gerai distribusi menjadi kendala bagi upaya perusahaaan untuk bersaing dalam pasaran tingkat pertumbbuhannya besar.

Kedua, karakteristik striktural segmen yang terdiri atas kompetisi, kejenuhan

segmen protektabilitas, dan risiko lingkungan. Perusahaan wajib mencermati intensitas dan dinamika persaingan yang berkaitan dengan hambatan masuk, hambatan keluar, ancaman pendatang baru, tekanan dari produk atau jasa substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, tawar menawar konsumen. Perudahaan juga perlu menilai, apakah para pesaing yang sudah ada saat ini telah melayani semua


(41)

kemungkinan segmen yang ada ataukah masih tersedia gabungan potensial dalam pasar yang bisa dimasuki perusahaan. Selain itu, identifikasi sebagai aspek risiko, seperti risiko bahwa inovasi dan temuan perisa diperusahaan tidak bias proteksi dengan hak cipta dan paten, dan risiko perubahan lingkungan.

Ketiga, kesesuaain antara produk dan pasar dalam hal ini, terdapat 3

petanyaan kunci yang perlu dijawab yaitu:

1. Apakah melayani segmen tertentu bisa sesuai dengan kekuatan perusahaan dan citra yang diharapkan?

2. Adakah sinergi yang didapatkan dari melayani segmen tersebut?

3. Dapatkah perusahaan menanggung biaya memasuki segmen bersangkutan dan dapatkah perusahaan menetapkan harga produk sedemikian rupa sehingga memperoleh tingkat margin dan Return On Investmen (ROI) sebagimana diharapkan?

Sejumlah perusahaan berusaha memasuki segmen yang menjanjikan ROI yang besar, namun tidak trelalu cocok dengan kapabilitas dengan organisasi saat ini.

c. Positioning

Yaitu perancangan, penawaran,dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan mengannggap penting posisi perusahaan diantara pesaing.16

         16 

Rambat lupiyoadi, “manajemen pemasaran jasa teori dan praktik”(Jakarta:2001 PT Salemba Emban Patria) h48-49  


(42)

Menurut Al Ries dan Trout, positioning bukanlah hanya menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk (barang atau jasa) tetapi apa yang kita (pemasar) lakukan terhadap pikiran/benak konsumen. tujuan dilakukan positioning adalah untuk membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasa dari pesaing. Positioning merupakan konsep psikologis yang terkait dengan bagaimana konsumen yang ada ataupun calon konsumen dapat menerima perusahaan tersebut dan produknya dibandingkan dengan perusahaan lain.

Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan dimana posisi yang akan ditempati dalam segmen tersebut.17

Langkah-langkah dalam positioning:

Menurut kotler, setidaknya ada 3 langkah dalam melakukan positioning, yaitu: a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam

hubungan dengan pesaing

b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol c. Menyampaikan keunggulan itu secara efeltif kepada target pasar

6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix (bauaran pemasaran). Bauran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

      

17


(43)

pemasar untuk membentuk karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. 18

Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.19

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali oleh Jerome Mc Carthy yang merumuskannya mejadi empat (4P : Product, price, promotion, place).

1. Product (produk)

Yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dengan tujuan mendapatkan perhatian untuk dibeli. Dalam kontek ini, produk bisa berupa apa saja baik berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Andrian Payne mendefinisikan produk sebagai

      

18 

Fandy Ciptono “Pemasaran jasa” (Malang : 2005 Bayu Media Publising. hal : 30-31) 

19


(44)

konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan20.

Dalam perspektif syariah produksi merupakan konsep yang penting. Alqur’an menggunakn konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan alqur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk Kebutuhan hidup manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.21

Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (ghoror) bagi pembeli. Pasalnya disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak.

Selain keberadaan suatu produk, islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli bisa dengan mudah member penilaian.22

      

20

Andrian payne, The Essennce of servise Marketing (Yogyakarta:Andi,2001) cet. Ke-1 hal 156 

21

Muhammad Firdaus dkk, dasar & strategi pemasaran syariah (Jakarta: PT. Renaisan, 2005) h.23 

22


(45)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produk dalam perspektif syariah (fiqh muamalah) harus memenuhi standarisasi mutu keberadaan barang. Fiqh muamalah tegas mengharamkan praktik jual beli yang menipu dengan ketidakjelasan mutu dan keberadaan barang.

Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur terpenting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk/barang yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap perkenalan (introduction).

pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal


(46)

barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap kedewasaan (maturity)

Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

4.Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang


(47)

yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas.23

3. Price (Harga)

Harga merupakan keputusan bauran pemasaran berkenaan dengan kebijakan stategis dan praktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga, diantara berbagai kelompok pelanggan.

Dalam konsep ekonomi islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Peneentuan harga dengan adanya pertemuan antara permintaan dan penawaran itu terjadi secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan mendholimi.

Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti dalam fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional.24

Tujuan penentuan harga adalah:

Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama

dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran.

      

23

Swastha Basu, Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta; Liberty, 1984 h. 127-134 

24


(48)

Kedua, untuk memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba bisa ditingkatkan. Penentuan laba biasanya dapat dilakukan dengan harga yang murah atau tinggi.

Ketiga, untuk memperbesar market share. Penentuan harga dengan harga

dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

Keempat, mutu produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.

Kelima, karena pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga

pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.25

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasuakan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Selain itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen saluran distribusi. Keduanya tidak dapat diubah atau disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut kebutuhan jangka panjang.

      

25


(49)

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek tertentu. Sebuah perusahaan dapat melekukan kegiatan promosi dalam memperkenalkan produk-produknya pada konsumen. promosi merupakan salah satu variable dari marketing mix yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasarkan.

Dalam islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan factor kejujuran dan menjauhi penipuan. Disamping itu metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah islam.26

Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi (promotion mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:

Pertama, periklanan (advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam

bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, Koran, majalah, radio atau televise.

      

26


(50)

Kedua, promosi merupakan promosi yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik pelanggan untuk segera membeli.27

ketiga publisitas (publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk

meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melelui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial.

Keempat, penjualan pribadi. Merupakan promosi yang dilakukanmelelui

pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi penipuan.

4. Place (Distribusi)

Pendistribusian dapat diartikan sebgai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan) dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:

      

27 

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar‐dasar Pemasaran, Jakarta PT. Indeks, 2003, edisi ke‐9 Jilid 2  hal 34. 


(51)

1. Menciptakan nilai tambah produk 2.Memperlancar arus saluran pemasaran

Penempatan barang merupakan factor vital di dunia usaha. Berkaitan erat dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan. Nabi SAW bersabda yang artinya: ”janganlah membeli barang dari kafilah yang belum tiba dipasar dan janganlah membeli barang yang belum ada (muttafaq alaih)”.

keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap barang atau jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik misanya kepusan mengenai dimana sebuah perusahaan asuransi harus di dirikan. Selain itu kepusan mengenai pengguna perantara untuk meningkatkan aksesibititas jasa atau barang bagi para pelanggan misalnya, akankah menggunakan jasa orang lain ataukah harus memasarkan sendiri.

B. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) 1. Pengertian DPLK

Pengertian dana pension secara umum merupakan dana yang sengaja dipungut oleh perusahaan dari karyawannya dan merupakan pendapatan yang akan diperoleh seseorang detelah mengabdi dan bekerja selama sekian tahun. Pensiun atau diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia pensiun atau sebab-sebab lain.


(52)

Menurut UU No.11 Tahun 1992, tentang dana pensiun adalah: ”dana pensiun adalah badan hukum yangmengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.”28

Jadi dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola dana program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun.29

Jadi kegiatan perusahaan dana pensiun adalah memungut dana dari iuran yang dipotong bdari pendapat karyawan suatu perusahaan. Iuran ini kemudian diinvestasikan lagi ke dalam berbagai kegiatan usaha yang dianggap paling menguntungkan. Bagi perusahaan dana pensiun iuran yang dipungut dari para karyawan suatu perusahaan tidak dikenakan pajak. Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan program pensiun kepada masyarakat luas, seperti yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang memberikan fasilitas penundaaan pajak penghasilan seperti dalam UU No.7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan: “iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang disetujui menteri keuangan , baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun oleh karyawan dan penghasilan dana pensiun dari modal yang ditanamkan dalam

bidang-      

28

Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 1992 tentang dana Pensiun 

29

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2004), Edisi ke-4, h.466 


(53)

bidang tertenu berdasarkan keputusan menteri keuangan tidak termasuk dari objek pajak.”30

Dana pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank dan perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan program pensiin iuran pasti (PPIP) bagi perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pension pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

Sesuai dengan Undang-undang no 11 tahun 1992 yang ditunjuk untuk menyelenggarakan program DPPLK adalah bank atau perusahaan asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program-programnya terlepas dari badan pendirinya, hall ini dilakukan agar masa depan DPLK dan pesertanya terjamin.

2. Fungsi dan Tujuan DPLK a. Fungsi Program Dana Pensiun

Program pension mempunyai tiga fungsi,31 meliputi fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi pensiun. Program pensiun memiliki fungsi asuransi karena

      

30

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta PT.Raja Grafindo Persada, 2002)h.310 

31  


(54)

memberikan jaminan kepada peserta untuk untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh kematian atau usia pensiun.

Program pensiun memiliki fungsi tabungan karena selama masa kerja karyawan atau pekerja mandiri harus membayar iuran premi. Program pensiun memiliki fungsi pensiun karena manfaat yang akan diterima oleh peserta dapat dilakukan secara berkala selama hidup.

 Fungsi asuransi

Penyelenggara program pensiun mengandung azas kebersamaaa sebagaimana program asuransi, sebagai contoh seorang peserta program pension mengalami cacat atau meninngal karena kecelakaaan ang menyebabkannya kehilangan pendapatan. Sebelum memasuki usia pensiun, kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat sebesar yang dijanjiakn atas beban dana pensiun.

Fungsitabunngan

Karena dana pensiun bertugas mengumpulkan dan mengembangkan dana, maka dana tersebut merupakan akumulasi dari iuran peserta (pemberi kerja, karyawan, pemberi kerja bersama karyawan, pekerja mandiri), kemudian iuran itu akan diperlakukan seperti tabungan. Selanjutnya dana yang terkumpul akan dikembangkan yang nantinya akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta. Besarnya manfaat pensiun peserta tergantung pada:


(55)

1. Akumulasi dana yang disetor 2. Jangka waktu kepesertaan

3. Hasil pengembangan dana yang terkumpul.

Sebagai contoh, seorang peserta (karyawan atau pekerja mandiri) inginn mengakhiri kepesertaannya. Kepada peserta tersebut, diberikan sejumlah dana yang besarnya sama dengan iuran yang telah dissetorkan kepada dana pensiun. Hal ini bertujuan untuk menjaga likuiditas dana pensiun dalam jangka panjang.

 Fungsipensiun

Fungsi ini rujukan dari azas pokok penyelenggaraan program pension yaitu azas penundaan manfaat pension. Artinya peserta akan diberikan jaminan kelangsungan pendapatan dalam bentuk pembayaran secara berkala seumur hidup setelah pension.

b. Tujuan Dana Pensiun

Program pensiun pada prinsipnya bertujuan memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Keberadaaan jaminankesejahteraaan tersebut memungkinkan karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, kecelakaan atu bahkan meninggal dunia. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak financial terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya, sehingga kesejahteraan yang bersangkutan akan tergannggu dan


(56)

menimbulkan goncangan-goncangan yang pada gilirannya akan mengganngu kelangsu gan hidup yang ditinggalkan.32

Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan suatu keharusan bagi setiap pemberi kerja baik itu perlindungan keselamatan kerja, perlindungan kesehatan dan terutama sekali pemberi jaminan kesejahteraan. Dalam pemerintahan islam perlindungan trehadap tenaga kerja itu sendiri maupun ahli warisnya, telah diterapkan sejak zama rasulullah saw sesuia sabdanya.

Artinya: barang siapa meninggalkan harta, maka itu adalah hak ahli warisnya, tetapi barang siapa yang meninggalkan ahli warisnya yang masih lemah maka hendaklah datang kepadaku (Hr.Bukhari)

3. Jenis dan Program Dana Pensiun

Menurut UU No. 11 tahun 1992, jenis dana pensiun dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK)

Dana pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah lembaga penghimpunan dana pension yang dibentuk pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan untuk para pekerjanya sendiri dan peserta program ini tidak bisa menjadi peserta DPPK lagi.

b. Dana pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK)       

32

Dahlan siamat, manajmen lembaga keuangan, (Jakarta: lembaga penerbit fakultas ekonmi ui, 2004) edisi ke-4 h.465 


(57)

Dana pensiun Lembaga Keuangan adalah badan hukum yang dibentuk oleh bank dan perusahaan asuransi jiwa (PAJ) yang menyelenggarakan program pensiun pasti bagi pesertanya.

Perbedaan DPPK dan DPLK:

Tabel 1

Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

1. Diselenggarakan oleh pemberi kerja

1. Diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi

2. Menjalankan program pension manfaat pasti

2. Menjalankan program iuran pasti

3. Manfaat pension sudah ditentukan besarnya

3. Besarnya manfaat pension tergantung dari masa kepesertaan,besarnya iuran dan pertumbuhan investasi

4. Pengelolaan dana sepenuhnya kuasa DPPK

4. Pilihan investasi ditentukan oleh peserta dan perkembangannya dilaporkan secara transparan

5. Manajemennya terpisah dari pemberi kerja

5. Dapat terus diikuti walaupun telah pindah ke perusahaan lain


(58)

6. Seluruh risiko investasi tanggung jawab pemberi kerja

Menurut UU No. 11 Tahun 1992, program dana pensiun yaitu sebagai berikut: 1. Program pensiun manfaat pasti (PPMP)

Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut difened benefit plan adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun sehingga ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diterima oleh mereka yang bekerja dan menjadi peserta PPMP adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada Peserta dengan cara yang ditetapkan dalam perauran dana pensiun.

Kelebihan program pensiun manfaat pasti:

a. Lebih menekankan pada hasil akhir.

b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji karyawan.

c. Progam pensiun manfat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan bejalan.

d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai usia pension.


(59)

Kelemahan program pensiun manfaat pasti:

a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi.

b. Reletif lebih sulit untuk diadmimistrasikan. 1. Program pensiun Iuran pasti (PPIP)

Program pensiun iuran pasti atau sering disebut dengan benefit contribution plan adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pension dan seluruh iuran beserta hasil pengembangannnya dibukukan pada rekening masig-masing sebagai manfaat pensiun . Manfaat pensiun yang diterima oleh peserta DPLK akan tergantung sepenuhnya pada besarnya iuran pasti. Hasil pengembangan dana tersebut diinvestasikan selama menjadi peserta.

Kelebihan program pensiun iuran pasti:

a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan.

b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang akan dilakukan setiap tahunnya.

c. Lebih mudah untuk diadministrasikan.

Kelemahan program pension iuran pasti:

a. Penghasilan pada saat mencapai usia pension lebih sulit untuk diperkirakan. b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.


(60)

Mengingat pengembangan dana berperan pula terhadap manfaat pensiun, maka lembaga DPLK wajib mengarahkan pesertanya agar dapat menyimpan atau menginvestasikan dananya pada sasaran yang tepat dalam arti kata akan diperoleh keuntungan maksimal dan dapat menghindari risiko yang timbul sebagai akibat dari penempatan dana tersebut.33

Di dalam DPLK, tidak ditetapkan secara pasti didalam peraturan dana pensiun terhadap manfaat pensiun yang diterima oleh peserta, tetapi hanya ditetapkan besarnya iuran pasti. Hal ini diebabkan karena manfaat yang akan diterima disesuaikan dengan pertumbuhan investasi setiap tahunnya, sehingga perolehan keuntungan dari waktu ke waktu pasti dan tidak tetap tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar dihasilkan oleh bank sebagai pengelola dana (mudharib), untuk itu pengelola dana akan berusaha mengoptimalkan keuntungan dari pemakai dana. Keuntungan ini dinamakan system bagi hasil.

Yang dimaksud dengan system bagi hasil yaitu suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) yangbterjadi antara bank dengan nasbah penyimpan dana maupun antara bank dan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan adalah laba usaha yang telah dihitung selama satu periode tertentu.

      

33


(61)

Apabila besar keuntungan ini telah ditetapkan terlebih dahulu secara pasti dimuka (fixed) dalam bentuk prosentase (0%), maka keuntungan yang diperoleh ini termasuk dalam bunga. Sedangkan membungakan uang merupakan kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena perolehan pengembaliannnya berupa bunga yang relative pasti dan tetap. Membungakan uanga adalah sa gat dilarang oleh Allah dan kegiatan ini tidak sesuai dengan syariat islam.

                              

“Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana

dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”(QS.

Lukman: 34)

Berdasarkan ayat tersebut apabila bunga ditetapkan di muka (fixed) dianggap mendahului takdir karena seolah-olah peminjaman uanga dipastikan akan


(62)

memperoleh keuntungan sehingga mampu membayar pokok pinjaman dan bunganya pada waktu yang telah ditetapkan.34

Firman Allah: Arrrum 30/39

                       

“ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.

Ali Imran Ayat 130

                     34

Karnaen A. Perwatmadja, peluang dan strategi operasional bank muamalat Indonesia, dalam buku berbagai aspek ekonomi islam, (Yogyakarta: tiara wacana, 1992)h. 146 


(63)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda[228]] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.

Demikianlah beberapa ayat yang menegaskan tentang pendirian islam terhadap bunga begitu pasti dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Bunga dan riba adalah sama dan dilarang dalam segala bentuknya.

4. Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun

Pada saat akan menerima pensiun, biasanya perusahaan dapat menawarkan dua macam system pembayaran kepada karyawannya. Pembayaran ini dituukan sesuai dengan kepentingan perusahaan dan karyawan itu sendiri. Dengan kata lain sistem pembayaran mengandug suatu maksud tertentu yang saling menguntungkan.

Menurut keputusan menteri keuangan No.343/kmk.01.17/1998. Tanggal 13 juli 1998, pembayaran pensiun dapat dilakukan dengan 2 cara yitu:

1. Pembayaran secara sekaligus (lump sum)35

2. Pembayaran secara bulanan atau berkala (anuiti)

      

35


(64)

Sulit menentukan cara mana yang lebih baik dari kedua cara pembayaran manfaat tersebut karena hal ini tergantung dari keinginan penerima manfaat pensiun.

Seseorang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat dengan cara sekaligus, karena selain nilai uang yang diterima sekarang tentunya lebih tinggi daripada waktu yang akan dating, juga manfaat yang ditrima secara sekaligus dapat dipakai untuk melakukan suatu ussaha yang memberikan hasil secara kontinu. Namun tidak semua orang dapat berbuat demiakian, bahkan dalam banyak hal, pembayaran secara sekaligus oleh yang bersangkutan kemungkinan akan habis terpakai untuk dikonsumsi, maka dimasa yang akan datang yang bersangkutan akan mengalami kesuliatan keuangan.

Karena pertimbanngan-pertimbangan di atas, maka banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintah, memberikan manfaat pensiun kepada karyawan yang telah mencapai usian pensiun dengan jalan menggunakan sistem pembayaran dengan cara berkala atau bulanan, kebijakan semacam ini juga diberlakukan di Indonesia dengan UU No.11 Tahun 1992 tentang dana pensiun.36

      

36


(65)

5. Jenis Kepesetaan dan Manfaat DPLK

a. Jenis Kepesertaan

Kepesertaan DPLK diperuntukkan bagi siapa saja, baik secara kumpulan maupun perorangan (mandiri) dengan persyaratan yang sangat mudah dan praktis.

Kepesertaan kumpulan dengan jumlah peserta mulai dari 10 orang dari :

 Perusahaan-perusahaan baik Swasta maupun BUMN

 Institusi-Institusi / Badan Hukum yang bukan berbentuk perusahaan  Yayasan-Yayasan atau Lembaga-Lembaga

 Organisasi-Organisasi atau Perkumpulan-Perkumpulan  Suatu kegiatan usaha yang memiliki tenaga kerja

 Dan lain-lain yang dapat dikategorikan sekumpulan orang yang terorganisir

Kepesertaan secara perorangan atau mandiri ialah Siapapun dengan pekerjaan apapun dapat mendaftarkan diri secara mandiri menjadi peserta DPLK, apakah sebagai petani, pedagang mulai pedagang kaki lima sampai pedagang yang memiliki toko, para sopir, para pekerja kontrak/honorer, para pengusaha, para profesi (dokter, pengacara, artis, pengajar, notaris dll.), pegawai swasta sampai pegawai negeri dan siapapun juga yang telah mempunyai penghasilan.

Bagi peserta kumpulan maupun peserta perorangan (mandiri) seperti yang tersebut di atas telah memiliki/terdaftar pada Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)


(66)

atau DPLK lain, tetap dapat mendaftar menjadi peserta DPLK, sesuai ketentuan dalam UU No. 11 Tahun 1992, DPLK juga dapat menerima pengalihan kepesertaan seseorang dari Dana Pensiun lain baik Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) lain.

b. Manfaat Pensiun

Jenis-Jenis Manfaat Pensiun :

1. Pensiun Normal

Yaitu Manfaat Pensiun di terima saat peserta masuk usia pensiun (sesuai Usia Pensiun pilihan).

2. Pensiun Dipercepat

Yaitu pensiun dikarenakan PHK atau tidak bekerja lagi (keluar dari perusahaan), peserta bisa mengajukan. Pensiun Dipercepat (minimal 10 tahun sebelum usia pensiun normal).

3. Pensiun Ditunda

Adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, yang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan Dana Pensiun;


(67)

4. Pensiun Cacat

Yaitu Manfaat Pensiun diterima bila peserta Cacat permanent tidak bisa bekerja lagi dan tidak dapat melanjutkan program pensiun DPLK (berhenti dari perusahaan).

5. Pensiun karena Peserta Meninggal

Yaitu Manfaat Pensiun akan dibayarkan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia. Manfaat pensiun akan dibayarkan kepada janda/duda atau ahli waris peserta.

 

 

 


(68)

BAB III

PROFIL DPLK BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Berdirinya DPLK BMI

Program pensiun sebagaimana dimaksud Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang dana pensiun, pada hakekatnya merupakan acuan untuk menciptakan kesejahteraan hari tua dan keluarga karyawan atau pekerja mandiri berupa kesinambungan penghasilan sesudah masa produktif.

Dana pensiun pertama kali dibentuk pada tanggal 12 september 1997 dengan nama Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tbk dan disingkat Dana Pensiun Muamalat seta berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat adalah penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang disahkan berdasarkan SK Menteri Keuangan No. KEP-485/KM.17/1997 tanggal 10 Oktober 1997.

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai Pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, alhamdulillah Bank Muamalat menunjukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan aset maupun perluasanjaringan. Sebagai bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi


(69)

dan SDM yang professional. Di samping itu, adanya Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan ulama lebih memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah.

Dengan dukungan jaringan Bank Muamalat tersebar di 22 provinsi di Indonesia, DPLK Muamalat siap memberikan layanan di setiap outlet baik untuk pendaftaran, setoran, maupun pembayaran manfaat pensiun di kemudian hariMengingat bahwa program pensiun merupakan program kesejahteraan jangka panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta layanan yang mudah dan menyenangkan.

B. Visi, Misi dan Tujuan DPLK BMI

Visi

Menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan transparansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi sesuai syariah.

Misi

 Mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat, mudah, inovatif


(70)

 Memberikan hasil investasi yang kompetitif sebagai wujud profesionalisme

pengelolaan DPLK.

Tujuan Perusahaan

Tujuan Perusahaan Sebagai salah satu unit bisnis yang ada di lingkungan PT Bank Muamalat Indonsia Tbk, DPLK Muamalat mempunyai tujuan sebagai salah satu penghimpun fee base income dan dana jangka panjang bagi BMI selaku pendirinya

C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

STRUKTUR ORGANISASI DPLK MUAMALAT

TEKNOLOGI Coordinator

Staff  

    OPERASIONAL Coordinator Customer Service Claim Staff General Admin Staff Accounting Staff INVESTASI Coordinator Adm Staff   PEMASARAN Coordinator Marketing Staff Staff     DEWAN PENGAWAS SYARIAH PENGAWAS KOMISARIS PENGURUS DIREKSI PELAKSANA TUGAS PENGURUS PROCEDURE CONTROL Coordinator Staff


(71)

Tata kerja

Sebagaimana yang telah terurai di atas, bahwasanya dengan struktur dalam sebuah organisasi. Maka dapat dilketahui tugas pokok dan kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing bagian struktur.

a. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas melekukan penilaian dan pengawasan atas produk-produk yang akan ditawarkan dalam rangka menghimpun dan menyalurkan dari dan untuk masyarakat, agar berjalan sesuai syariat islam

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris yang terdiri dari tiga orang atau lebih yang dipimpim oleh seorang komisaris utama bertugas dalam pengawasan intern DPLK, mengarahkan pelaksanaan yang dijalankan oleh direksi agar tetap mengikuti kebijakan dan ketentuan yang berlaku.

c. Dewan Direksi

Direksi terdiri dari seorang direktur utama, bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan DPLK sehari-hari sesuai dengan kebijakan umum yang telah disetujui.


(72)

d. Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran bertanggung jawab kepada pimpinan atau direktur perusahaan. Bagian pemasaran mempunyai beberapa tugas pokok yakni:

1. Membantu pimpinan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran perusahaan. 2. Memimpin dan mengkordinir segala kegiatan pemasaran sesuai dengan tujuan

dan kebijakan perusahaan.

3. Menjalin hubungan baik dengan agenagen perusahaaan. Bagian pemasaran membawahi 2 (dua) sub. Bagian yaitu:

a. Penjualan

Sub bagian penjualan bertanggung jawab kepada bagian pemasaran terkait dengan seluruh proses penjualan yang dilakukan perusahaan. b. Promosi

Sub. Bagian promosi sebagai bagian dari pemasaran juga bertanggung jawab kepada bagian pemasaran. Sub.bagian promosi berperan aktif dalam mengelola pemasaran produk perusahaan.

e. Bagian Investasi

Bagian Investasi sebagai bagian dari pengurus perusahaan yang bertanggung jawab dan berperan aktif untuk menginvestasikan dana peserta


(73)

Fungsi bidang operasional adalah sebagai aparat manajemen yang ditugaskan membantu direksi dalam melakukan tugas-tugass di bidang operasional perusahaan. Fungsi tersebut meliputi aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif secara efisien dan efektif dalam rangka pelaksanaan dan pengamanan pelayanan jasa-jasa perusahaan berdasarkan system dan prosedur operasional perusahaan yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.

g. Customer Service

Melayani peserta atau calon peserta dalam memberikan informasi yang diperlukan untuk bias lebih mengetahuai tentang DPLK, manfaat serta produk-produk yang ditawarkan dan infomasi yang diperlukan.

h. Bagian Admministrasi

Bagian administrasi sebagai salah satu unsure dari perusahaan bertanggung jawab kepada pimpinan atau direktur perusahaan. Bagian administrasi mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu;

1. Membantu pimpinan dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan di bidang administrasi serta kegiatan akuntansi perusahaan

2. Menetapkan kebijakan menagih, menyimpan dan mengeluarkan surat-surat berharga, membukukan dan menyusun laporan-laporan transaksi keuangan perusahaan.


(74)

3. Melakukan fungsi administrasi umum meliputi kepegawaian, urusan rumah tangga perusahann serta kearsipan perusahan.

Bagian administrasi membawahi 2(dua) sub bagian yaitu:

a. Pembelian

Sub. Bagian penjualan bertanggungjawab kepada bagian administrasi terkait dengan selurh proses pembelian yang dilakukan perusahaan. b. Keuangan

Sub bagian keuangan, mempunyai tugas yang meliputi pelaksanaan anggaran dan pelaksanann administrasi keuangan serta menyusun laporan keuangan perusahaan.

i. Bagian Teknologi

Bagian teknologi mempunyai tugas:

1. Membantu memelihara dan memastikan seluruh sistem aplikasi DPLK berfungsi dengan baik dan benar. Aplikasi terdiri dari :

a.Aplikasi Liabilities. b.Aplikasi Accounting. c.Aplikasi Investasi. d.Aplikasi Aktiva Tetap. e.Aplikasi BDD.


(75)

f. Aplikasi Wasiat Ummat. g.Web Publis DPLK Muamalat. h.Web Internal DPLK Muamalat.

i. Aplikasi Cetak Kartu kepesertaan DPLK Muamalat.

2. Melakukan proses cetak kartu kepesertaan, baik peserta baru maupun peserta lama (cetak ulang).

3. Memandu peserta untuk pembuatan account di web publis dplk. 4. Mengirim statemen via e-mail.

5. Mengupdate data transaksi di web publis dplk. 6. Menjalankan proses backup/restore secara rutin. 7. Memelihara hardware/software yang ada.

8. Menyiapkan rekening koran / statemen per semester. 9. Membantu membuat user baru untuk Aplikasi DPLK.

D.Jenis produk Dana Pensiun Muamalat

Ada 2 (dua) jenis produk yang dimikliki oleh DPLK BMI yaitu: 1. Pensiun Umat

Yaitu memberikan manfaat atas iuran peserta dan hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih.1

      

1


(76)

Syarat peserta pensiun umat:

a. Perorangan atau badan usaha

b. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah c. Iuran minimal Rp.50.000,- perbulan

d. Menyertakan fotocopy ktp/sim/paspor dan kartu keluarga e. Biaya pendaftaran Rp.10.000

2. Wasiat umat

Yaitu produk yang memberikan manfaat pension atas iuran peserta, hasil pengembangan sesuai jenis investasi yang peserta pilih dan proteksi bagi peserta selama masa kepesertaan, jika peserta meninggal dunia sebelum masa usia pension, maka ahli waris akam memperoleh manfaat pension sebesar nilai pertanggungan yang telah disepakati

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peserta (khususnya keluarga) adalah apabila peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun normal. Jumlah dana yang dapat dipergunakan untuk membeli anuitas/pensiun hanya sebesar dana yang terhimpun sampai saat itu, sehingga tidak sebesar yang direncanakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dana pensiun muamalat bekerjasama dengan asuransi takaful menyelenggarakan wasiat umat yaitu program DPLK yang dilengkapi dengan proteksi asuransi kematian. Dengan proteksi asuransi kematian (dengan premi yang cukup murah), maka jumlah dana yang akan diterima/dipakai


(77)

untuk membeli anuitas pensiun mendekati jumlah dana yang direncanakan, meskipun peserta meninggal dunia sebelum usia pension normal.

Syarat peserta wasiat umat

a. Perorangan atau badan usaha

b. Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah c. Iuran minimal Rp.50.000,- perbulan

d. Menyertakan fotocopy ktp/sim/paspor dan kartu keluarga e. Biaya pendaftaran Rp.10.000

f. Membayar iuran tambahan premi

E.Manfaat DPLK Muamalat Indonesia

Dengan menjadi peserta dana pension Mu’amalat, akan timbul manfaat materi maupun non materi baik bagi perusahaan maupun karyawan.2

Bagi perusahaan:

1. Meningkatkan efisiensi:

a.Penyelenggaraan administrasi ringan

b.Tidak perlu memiliki tenaga khusus untuk melakukan investasi c.Iuran bagian perusahaan sebagai biaya, sehingga mengurangi pajak 2. Loyalitas karyawan yang dapat meningkatkan produktifitas kerja 3. Mengurangi tunn over karyawan potensial

      

2


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)