Identifikasi variabel Rencana manajemen dan analisa data Definisi operasional

pasien disiapkan untuk spinal puncture, pasien dimiringkan lateral dekubitus untuk dilakukan spinal anestesi dengan bupivacain 0,5 2 ml dan diposisikan supine dan dinilai tingginya blok spinal anestesi. Dan dilakukan kembali pengukuran tekanan darah dan jumlah cairan tubuh dengan BIA. a. bila tekanan darah, nadi baik s beri cairan RL RA maintenance b. bila tekanan darah, nadi turun sberi cairan koloid dan efedrin 5 5-10 mg bila perlu Pengukuran tekanan darah MAP dan jumlah cairan setiap kompartemen dilakukan sebelum preloading, setelah preloading per 5 menit selama 30 menit, setelah spinal puncture dan setelah spinal anestesi. Post operasi diperiksa kadar hematokrit, elektrolit Na, K, Cl dan analisa gas darah. Cairan post operasi diberikan Ringer laktat atau Ringer Asetat sesuai dengan kebutuhan maintenance pasien. Bila hipernatremia Natrium 145 beri cairan dekstrose 5 atau D5NaCl 0,45 sesuai dengan rumus : natrium yang diinfuskan – serum natrium Perubahan serum Na = ___________________________________ Total body water + 1

3.7 Identifikasi variabel

Variabel independen : cairan hipertonis NaCl 3, NaCl 0,9 Variabel dependen : tekanan darah MAP, nadi, jumlah cairan intraselluler, cairan ekstraselluler, cairan intravaskular, kadar elektrolit natrium, kalium, clorida

3.8 Rencana manajemen dan analisa data

Analisa data menggunakan analisa statistik SPSS, data disajikan dalam bentuk grafik, tabel dan kalimat. 28 Rr. Sinta Irina : Spinal anestesia, cairan saline hipertonis, efek volume intravascular, BIA, Spinal anesthesia, hypertonic saline, volume intravascular, BIA. USU e-Repository © 2008. Batas kemaknaan : 5 Interval kepercayaan : 90

3.9 Definisi operasional

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah keadaan tekanan darah MAP, jumlah cairan intraselluler, cairan ekstraselluler, cairan intravaskular, kadar elektrolit natrium, kalium, clorida dalam pemberian NaCl 3 dan NaCl 0,9 pada pre loading spinal anestesi. • NaCl 3 : cairan saline hipertonis dengan osmolaritas 900 mOsmL. Diberikan dengan volume sebanding dengan natrium 2 mmol kg BB. Kadar natrium dalam cairan NaCl 3 adalah 513 Meqliter. Meq ~mmol. • NaCl 0,9 : cairan saline isotonis dengan osmolaritas 301 mOsmL. Diberikan dengan volume sebanding dengan natrium 2 mmol kg BB. Kadar natrium dalam cairan NaCl 0,9 adalah 154 Meq liter. • Tekanan darah : hasil kali cardiac output dan tahanan perifer sistemik. Diukur dengan tensimeter elektrik PM 5000 MINDRAY. Tekanan darah yang didapat adalah sistolik diastolik mm Hg diubah ke minimal arterial pressure MAP. sistolik + 2 x diastolik MAP = ____________________________ mm Hg 3 • Cairan intraselluler : cairan di dalam sel. Besarnya 75 dari seluruh cairan tubuh. Diukur dengan alat BIA yaitu Maltron Bioscan 916 • Cairan interstitial : cairan di luar sel. Besarnya 80 dari jumlah cairan ekstraselluler. Diukur dengan alat BIA yaitu Maltron Bioscan 916 • Cairan intravaskular : cairan di dalam vaskular, termasuk cairan di luar sel ekstraselluler. Besarnya 20 dari jumlah cairan ekstraselluler. Diukur dengan alat BIA yaitu Maltron Bioscan 916 29 Rr. Sinta Irina : Spinal anestesia, cairan saline hipertonis, efek volume intravascular, BIA, Spinal anesthesia, hypertonic saline, volume intravascular, BIA. USU e-Repository © 2008. • Kadar elektrolit : Natrium : Nilai normal : 135 – 145 Kalium : Nilai normal : 3,5 – 4,5 Clorida : Nilai normal : 98 - Diukur dengan alat laboratorium di RS Haji Adam Malik Medan dan RS Haji Mina Medan.

3.10 Masalah etika