Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kotamadya Medan Tahun 2006.
Sumbe r :
BPS, Meda
n Dala
m Angka
2006
Tabel 1
di atas
menu njukkan dari 55 pasar tradisional yang ada di kecamatan di kota Medan. Pasar tradisional
terbanyak terdapat pada kecamatan Medan Kota yaitu 9 pasar tradisional dan pasar swalayan terbanyak terdapat pada Kecamatan Medan Petisah yaitu 5 pasar swalayan.
Ada berbagai macam telur unggas yang masuk ke dalam pasar tradisional dan swalayan di Sumatera Utara. Salah satunya adalah telur ayam kampung. Berikut dapat
dilihat tabel yang menunjukkan jumlah produksi telur ayam kampung Tahun 2002-2006.
Kecamatan Penduduk
Rumah tangga Banyaknya
Pasar Tradisional
Banyaknya Pasar
Swalayan
1. Medan Tuntungan
2. Medan Johor
3. Medan Amplas
4. Medan Denai
5. Medan Area
6. Medan Kota
7. Medan Maimun
8. Medan Polonia
9. Medan Baru
10. Medan Selayang
11. Medan Sunggal
12. Medan Helvetia
13. Medan Petisah
14. Medan Barat
15. Medan Timur
16. Medan Perjuangan
17. Medan Tembung
18. Medan Deli
19. Medan Labuhan
20. Medan Marelan
21. Medan Belawan
16.289 24.745
22.529 29.878
24.567 19.086
11.287 10.961
11.574 19.107
24.787 30.978
14.945 20.664
25.259 23.302
30.308 32.266
22.049 24.073
21.430 1
2 -
1 4
9 2
3 2
- 2
2 3
4 5
4 1
1 5
1 4
- 1
1 -
1 4
3 1
3
- 1
2 5
3 2
2
- 1
- -
-
Jumlah 460.080
56 30
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 2. Produksi Telur Ayam Kampung di Medan Tahun 2002-2006
Tahun Produksi butir
2002 763 792
2003 83 289
2004 165 557
2005 96 224
2006 100 656
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006 Produksi telur ayam kampung mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan
Tabel 2 diketahui produksi paling tinggi diperoleh pada tahun 2002. Tahun 2003 tercatat produksi paling rendah. Ini disebabkan virus flu burung merebak di akhir tahun 2003 dan
mematikan ratusan ribu ekor ayam di Indonesia. Pada tahun 2006 produksi telur ayam kampung bertambah dari tahun sebelumnya 2005 yakni sebanyak 4.432 butir. Perbedaan
angka kenaikan produksi yang demikian besar memberikan gambaran masih terbukanya peluang untuk memacu peningkatan produksi telur ayam buras.
Telur ayam buras termasuk sebagai telur konsumsi di pasar, dimana bila dicermati , konsumen telur ayam buras ternyata lebih spesifik. Telur ayam buras yang
dijual dengan harga yang lebih mahal cenderung hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan terbatas saja, misalnya untuk konsumsi anggota rumah tangga dalam jumlah
yang terbatas, pelengkap minum jamu, atau pelengkap acara adat. Dengan kemajuan kesadaran akan kualitas gizi di kalangan masyarakat, diharapkan akan menaikkan
konsumsi telur ayam kampung Triharyanto, 2001.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 3. Konsumsi Telur Unggas Per Kapita Sumatera Utara Tahun 2002-2006 Komoditi
2002 2003
2004 2005
2006
Ayam ras 8,48
10,87 10,42
3,99 3,95
Ayam buras 1,48
1,59 1,57
1,33 1,31
Itik 0,91
0,91 0,91
0,74 0,73
Total 10,87
13,37 12,90
6,06 5,99
Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2006 Tabel 3 di atas memperlihatkan perkembangan konsumsi telur unggas di
Sumatera Utara Tahun 2002-2006. Jika dilihat dari Tabel 2, tahun 2003, tercatat konsumsi telur per kapita adalah sebesar 1,59 kgkapitatahun, sedangkan pada tahun
2006 telah menurun menjadi 1,31 kgkapitatahun. Masyarakat yang semakin maju tingkat pengetahuannya serta semakin
meningkatnya pendapatan, semakin sadar akan pentingnya kebutuhan protein dalam kehidupan mereka. Sumber protein dalam makanan dapat diperoleh baik dari sumber
nabati maupan hewani. Sumber protein dari hewani dapat diperoleh dari ternak, salah satunya adalah ayam. Ternak memberikan kontribusi yang sangat penting untuk
memproduksi zat-zat makanan yang esensial bagi manusia. Usaha peternakan adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan hewani yang
memiliki nilai gizi yang tinggi. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang banyak digunakan sebagai bahan olahan makanan. Nilai gizi menyebabkan telur memiliki
kelas di mata masyarakat Indonesia. Salah satu telur unggas yang dikonsumsi masyarakat adalah telur ayam kampung.
Oleh karena itu perlu diperhatikan oleh peternak atau unit pengolahan, yaitu bagaimana perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung tersebut agar tidak terjadi
kegagalan pemasaran produk.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Identifikasi Masalah 1.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung ?
2. Bagaimana hubungan faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan