Sahriani : Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 kag1999, 2009.
30
Bahan kajian terdahulu yang pembahasannya erat kaitannya dengan judul tesis ini antara lain, artikel berjudul: Kedudukan Anak Angkat Dalam Warisan Suatu
Telaah Atas Pembaharuan Hukum Islam, yang didalam isinya menguraikan tentang kedudukan anak angkat dalam pembaharuan hukum Islam di Indonesia yang
mendapat warisan dengan jalan wasiat wajibah dengan ketentuan besarnya maksimal sepertiga dari harta warisan. Ketentuan ini diberikan apabila sebelumnya si pewaris
tidak melakukan wasiat terhadap anak atau orang tua angkatnya tersebut. Produk hukum seperti ini adalah merupakan pembaharuan hukum Islam di Indonesia.
19
Dalil Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 180 Beberapa penelitian dan tulisan diatas nampak belum ada penelitian yang
membahas tentang wasiat wajibah kepada ahli saudara kandung non muslim.
2. Kerangka Konsepsi
20
19
Pagar,”Kedudukan Anak Angkat Dalam Warisan. Suatu Telaah Atas Pembaharuan
Hukum Islam Indonesia,”dalam Mimbar Hukum no. 54 Tahun 2001, hal.. 14
20
Quran dan Terjemahannya, Surat Al-Baqarah ayat 180, yang artinya “Diwajibkan atas kamu , apabila seorang diantara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib krabatnya secara ma’ryf ini adalah keweajiban atas orang-orang yang bertakwa.
dapat dipahami bahwa kewajiban berwasiat adalah dengan ketetapan agama yang harus dilaksanakan dan
bukan karena keputusan hakim, namun demikian penguasa atau hakim sebagai aparat negara yang mempunyai kekuasaan di dalam satu pemerintahan, mempunyai hak dan
wewenang untuk memaksa seseorang memberikan wasiat atau memberikan surat
Sahriani : Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 kag1999, 2009.
31
putusan wajib wasiat, yang dikenal dengan istilah “wasiat wajibah” kepada orang tertentu dan dalam keadaan tertentu pula.
Konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : Harta Warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama
setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah tajhiz, pembayaran hutang dan pemberian untuk krabat.
Kompilasi Hukum Islam adalah sebuah buku rangkuman dari tiga buku yang berisikan : Buku I tentang Hukum Perkawinan, Buku II tentang Hukum Kewarisan
dan Buku III tentang Hukum Perwakafan. Harta Bawaan adalah harta yang diperoleh sebelum berlangsungnya
perkawinan. Harta bawaan dapat menjadi harta warisan jika tidak ada perjanjian kawin. Sedangkan harta bersama adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau
bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung. Berlainan agama adalah berlaianan agama yang menjadi kepercayaan, antara
orang yang mewarisi dengan orang yang mewariskan. Misalnya, agama orang yang bakal mewarisi bukan Islam, baik agama Nasrani maupun agama atheis yang tidak
mengakui agama yang hak, sedang agama orang yang bakal diwarisi harta peninggalannya adalah Islam.
Hukum Kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan Tirkah pewaris, menentukan siapa-siapa yang
berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.
Sahriani : Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 kag1999, 2009.
32
Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris
dan harta peninggalan. Ahli Waris adalah Orang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan
darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia.
Wasiat wajibah adalah wasiat yang diwajibkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang diperuntukkan bagi anak angkat atau sebaliknya orang tua
angkatnya yang tidak diberi wasiat sebelumnya oleh orang tua angkat atas anak angkatnya, dengan jumlah maksimal 13 dari harta peninggalan.
G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian normatif, karena tesis ini didukung oleh data yang diperoleh dari kepustakaan dengan jalan mengumpulkan
data skunder baik berupa bahan hukum primer, bahan hukum skunder dan bahan hukum tertier.
Berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian, maka dapat dilihat bahwa sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian yang bersifat diskriptif
Sahriani : Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Persfektif Hukum Islam Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 kag1999, 2009.
33
merupakan suatu “penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek
pelaksanaannya”.
21
2. Sumber Data