2.5 Pengendalian nyeri pada pungsi arteri di unit gawat darurat
Pungsi vena dan arteri merupakan prosedur pemeriksaan yang sering dikerjakan pada pasien anak di unit gawat darurat dan prosedur ini mungkin
merupakan sumber nyeri yang paling dirasakan bagi anak. Frekuensi penggunaan
obat analgesia di Amerika Serikat untuk punksi vena adalah 2 sedangkan untuk kanulasi intravena 10 .
38
Pungsi arteri sering dilakukan di unit gawat darurat untuk memperoleh sampel darah arteri dalam pengukuran analisis gas darah.
Studi menunjukkan bahwa pengambilan pungsi arteri dengan menggunakan anastesi hanya dilakukan pada bagian penyakit dalam sedangkan pada anak
tidak menggunakan anastesi yang adekuat.
13
Anastesi topikal lokal pada kulit seharusnya rutin dilaksanakan sebelum tindakan pungsi vena ataupun pungsi arteri pada anak.
15
Penelitian yang dilakukan oleh Giner J dkk tentang pengukuran tingkatan rasa nyeri yang
dilaporkan oleh pasien selama pungsi arteri dengan atau tanpa anastesi lokal dan membandingkan hasilnya terhadap pungsi vena. Pada studi ini dijumpai dimana
pasien dengan pungsi arteri tanpa penggunaan anastesi lokal melaporkan ternyata lebih nyeri dibandingkan pasien yang menjalani pungsi vena dengan
anastesi lokal. Juga hasil lainnya didapati dimana pasien yang mendapat anastesi sebelum pungsi arteri, melaporkan skala nyeri yang lebih rendah dibandingkan
pasien yang menjalani pungsi vena.
13
Pada prosedur pungsi vena maupun pungsi arteri penggunaan anastesi topikal lebih sering dijumpai baik berupa anastesi oles maupun anastesi semprot.
Obat- obat anastesi oles yang dapat diberikan adalah misalnya LET Lidokain, Epinefrin, dan Tetrakain. LET merupakan suatu kombinasi anastesi oles dengan
vasokonstriktor, dapat dibuat oleh bagian farmasi dalam bentuk cairan atau gel,
xxvi
yang sangat bagus untuk anastesi pada kulit yang luka dan berkhasiat dalam dalam 20 – 30 menit. LET biasanya dioleskan pada luka dan ditutup dengan kasa
steril.
39
EMLA Eutectic Mixture of Local Anesthetics
sebagai salah satu contoh anastesi topikal yang mudah dijumpai dipasaran,
22,32
merupakan suatu emulsi air dalam minyak gabungan antara Prilokain 2.5 dan Lignokain 2.5 dan mulai
berkhasiat sesudah 30 – 60 menit. Lidokain merupakan senyawa kimia dengan struktur C
14
H
22
N
20
, sedangkan Prilokain merupakan senyawa kimia dengan struktur C
13
H
20
N
20
. Campuran ini akan mencair pada suhu kamar. Kemasan EMLA adalah tube 5 gram dan 30 gram disertai dengan kertas penekan tembus
pandang yang telah disediakan didalam kemasan. Mekanisme kerja EMLA adalah digunakan pada kulit yang
intact dan ditutup dengan kertas tembus pandang
sehingga menimbulkan analgesia dengan cara pelepasan Lidokain dan Prilokain pada lapisan epidermal dan dermal kulit. Lidokain dan Prilokain akan
menstabilisasi membran saraf dengan cara menginhibisi konduksi rangsangan pada serabut saraf.
40
EMLA digunakan pada pasien yang memerlukan prosedur invasif minor dengan kulit yang utuh, seperti pemasangan jalur intra vena, pungsi
arteri, pungsi lumbal, drainase absces
dan aspirasi sendi. EMLA biasanya dioleskan saat pasien masuk ke unit gawat darurat dan berkhasiat penuh dalam
waktu 1 jam.
39
Beberapa anastesi topikal dapat menghasilkan anastesi lebih cepat dari EMLA. Suatu sediaan anastesi topikal liposomal lidokain 4 ELA-MAX dalam
bentuk krim dan gel menghasilkan anastesi dalam waktu kurang dari 30 - 60 menit dengan harga relatif mahal dan sediaan yang masih sulit didapat.
8,10,19,32
Hal ini yang menyebabkan penggunaan EMLA masih sering dipertimbangkan
xxvii
penggunaannya. Tran dkk mendapati bahwa topikal ametokain 4 tidak menurunkan nyeri yang disebabkan karena pungsi arteri,
41
sedangkan Giner dkk mendapati bahwa pemberian anestesi lokal sebelum pelaksanaan pungsi arteri
dapat mengurangi skala nyeri. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan prosedur tindakan invasif minor.
13
Anastesi topikal lain yang dipilih berupa semprot adalah dengan nama dagang
Vapocoolant Spray yang mempunyai onset kerja segera dapat digunakan
untuk mengurangi nyeri suntikan pada anak namun tidak efektif untuk pemasangan jalur intravena.
8
Vapocoolant berupa
Fluori-Methane merupakan
sediaan yang tidak mudah terbakar, sediaan anastesi semprot lain yang sama adalah
Ethyl Chloride . Anstesia semprot ini menyebabkan pendinginan sementara
pada permukaan kulit, dan cara penggunaannya adalah dengan menyemprotkan secara langsung pada tempat injeksi atau dengan menggunakan kasa.
39,42
Anastesi semprot ini dapat menyebabkan efek samping berupa hipopigmentasi pada kulit dan sebaiknya digunakan pada kulit yang
intact .
42
Penelitian oleh Reis dan Holubkov dkk dengan membandingkan efektivitas dari dua jenis anastesi lokal yaitu dengan penggunaan anastesi oles EMLA dan
anastesi semprot Vapocoolant
dalam mengurangi nyeri pada anak sekolah saat dilakukan imunisasi dimana keduanya menunjukkan adanya pengurangan skala
nyeri yang bermakna.
43
Sediaan lain seperti Midazolam semprot hidung alternatif dari oral atau rektal merupakan contoh sedatif yang dapat diberikan untuk
mengurangi kecemasan dari ketakutan anak di unit gawat darurat sewaktu tindakan invasif minor.
34
Pada akhirnya berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat pelaksanaan prosedur tindakan
xxviii
invasif minor. Informasi intensitas rasa nyeri yang digambarkan membantu tenaga profesional dalam memberikan pilihan dan keberhasilan prosedur tindakan.
13
BAB III METODE PENELITIAN