Definisi nyeri TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi nyeri

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan oleh karena kerusakan jaringan maupun sebab psikologis, nyeri sebaiknya diterima sebagai keluhan yang dapat dipercaya. Nyeri dan kecemasan dapat terjadi akibat suatu prosedur diagnostik atau terapi pada anak. 20,21 Definisi baku nyeri telah dikembangkan lebih dari 20 tahun silam oleh The International Association for the Study of Pain, yaitu perasaan dan pegalaman emosi yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kenyataan atau potensi terjadinya kerusakan jaringan atau gambaran yang berkaitan kerusakan jaringan tersebut. 7,8,16 Nyeri mempunyai komponen sensori, emosi, kognitif dan behavior yang saling berhubungan dengan faktor lingkungan, sosio-kultural dan tumbuh kembang anak. 12,17 Interpretasi nyeri sifatnya subjektif, dimana setiap orang akan mengeluarkan ekspresi yang berbeda dengan yang lainnya jika berhadapan dengan stimulus yang melukai. Pada anak, interpretasi rasa nyeri diekspresikan melalui perubahan tingkah laku menangis, wajah menyeringai, fleksi dan ekstensi alat gerak dan perubahan fisiologis perubahan laju denyut jantung, laju pernafasan, dan perubahan kimia darah 16 Penatalaksanaan nyeri sering tidak dilakukan secara adekuat 22 pada anak oleh karena dianggap anak tidak dapat merasakan nyeri. Suatu studi retrospektif menyatakan bahwa hanya 28 anak-anak yang masuk ke unit gawat darurat memperoleh analgesia yang adekuat sedangkan pada dewasa mencapai 60. xvii Banyak dokter menghindari penggunaan analgesia pada anak oleh karena takut akan efek samping ditimbulkan obat analgesia tersebut, disamping itu dianggap nyeri tidak akan diingat oleh anak. 9,23 Beberapa halangan dalam pengobatan nyeri pada anak adalah: 12,22 1. Mitos bahwa anak khususnya tidak dapat merasakan nyeri seperti pasien dewasa. 2. Kurangnya pemeriksaan tentang keberadaan nyeri pada anak. 3. Salah pengertian tentang bagaimana menggambarkan pengalaman subjektif rasa nyeri. 4. Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan nyeri pada anak. 5. Adanya anggapan bahwa penanganan nyeri pada anak hanya membuang waktu dan tenaga. 6. Adanya ketakutan terhadap efek samping obat-obatan analgesia.

2.2. Jaras persepsi nyeri