Pemeriksaan intensitas nyeri TINJAUAN PUSTAKA

Respon nosiseptif perifer terhadap stimulus berbahaya dapat diatur dengan aplikasi yang berulang-ulang. Lebih lanjut sensitifitasnya akan meningkat oleh karena faktor-faktor jaringan dan mediator radang yang dilepaskan pada jaringan yang terluka. Pada hewan percobaan respon terhadap stimulus berbahaya terjadi bifasik. Fase pertama, respon terjadi singkat, nyeri tajam dan terlokalisir. Fase kedua, respon lebih panjang, nyeri tumpul dan menyebar setelah trauma awal. Fase kedua ini berhubungan dengan berkembangnya daerah yang hipersensitif disekitar titik dimana stimulus berbahaya pertama diberikan. Proses dimana neuron kornu posterior medulla spinalis menjadi lebih peka oleh karena stimulus berbahaya disebut “ wind-up ” atau “sensitisasi pusat”. 24 Anastesi lokal bekerja pada membran sel untuk mencegah penyebaran impuls saraf, yaitu dengan cara menghambat saluran natrium yang bertanggung jawab terhadap peningkatan permeabilitas membran sehingga tidak terjadi depolarisasi. Efek anastesi ini akan meningkatkan ambang nyeri dan menurunkan kecepatan potensial aksi disertai dengan penurunan konduksi impuls saraf. Serabut A δ dan C lebih rentan terhadap pengaruh anastesi lokal dibandingkan serabut yang lebih besar oleh karena diblok lebih cepat dan dalam derajat yang lebih besar, hal ini dimungkinkan oleh karena jarak internodal pada serabut tersebut lebih pendek. 29

2.3. Pemeriksaan intensitas nyeri

Kunci keberhasilan penatalaksanaan nyeri pada anak adalah dengan pemeriksaan nyeri yang baik. Selalu terjadi salah perkiraan underestimate xx penilaian nyeri yang dirasakan anak oleh karena klinisi tidak optimal dalam memeriksanya. 12,22,30 Penilaian nyeri oleh klinisi berdasarkan 3 komponen yaitu; kognitif self report , behavioral tingkah laku, dan fisiologik. 6 Komponen kognitif self report biasanya diukur dengan cara kuesioner, wawancara, skala deskriptif kualitatif ataupun kuantitatif, yang dibuat untuk mengetahui intensitas nyeri pada anak. Komponen tingkah laku behavioral biasanya diukur dengan suatu chek list tingkah laku yang dijumpai sewaktu anak mengalami rasa nyeri, misalnya menangis, menyeringai, dan memberontak. Komponen behavioral ini digunakan pada bayi atau anak yang belum bisa berkomunikasi secara verbal. Komponen fisiologis diukur dengan cara menilai frekuensi jantung, frekuensi pernafasan, kadar oksigen, kadar kortisol, dan kadar endorpin dalam darah. 6,18 Meskipun parameter psikologis dan pengamatan orang tua dapat membantu pemeriksaan nyeri pada anak, namun baku emasnya adalah laporan anak sendiri self-report tentang apa yang sedang dirasakannya. 8,31 Pada bayi hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena bayi tidak dapat menyampaikan secara verbal apa yang sedang dirasakannya. 32 Anak-anak usia 8 tahun umumnya sudah dapat melaporkan sendiri intensitas, lokasi dan kualitas nyeri 15 sehingga dapat menggunakan VAS visual analog scale baku yang selalu digunakan pada anak yang lebih besar dan melibatkan garis 10 cm yang telah ditentukan kedua ujungnya “tidak sakit” dan “sangat sakit”. Antara usia 3 - 8 tahun diperiksa dengan alat yang sesuai yang sudah mengalami perkembangan, misalnya Color Analogue Scale CAS , Oucher Scale dan Faces Scale . 6,8 Berbagai skala pengukuran nyeri telah dikembangkan dengan menggunakan gabungan elemen-elemen fisiologis dan perilaku behaviora l, seperti yang tertera dalam tabel 1 berikut. 8 xxi xxii Tabel 1. Penilaian Klinis Nyeri Physiologic Behavioral Self Report Composite Respiratory rate Heart rate Blood pressure Cortisol levels Palmar sweating Body movement Facial action Crying Posturing State of arousal Breathing pattern Age 3 to 8 Years Oucher Scale Faces Scale Poker Chip Tool Colored Analogue Scale Pain Thermometer Age 9+ Years Visual Analogue Scale McGill Pain Questionnaire Infancy CRIES Neonatal Facial Action Coding System NAPI NIPS PIPP SUN OPS DAN Age 2+ Years CHEOPS COMFORT OSBD Toddler Preschooler Postoperative Pain Scale Age 8+ Years Adolescent Pediatric Pain Tool Varni-Thompson Pediatric Pain Questionnaire Sumber: Zempsky WT, Schechter NL. What’s New in the Management of Pain in Children 8 Skala untuk pemeriksaan nyeri pada anak sebagaimana telah disebutkan di atas telah diteliti secara ekstensif, tetapi masih sangat sedikit diteliti untuk menetukan validitas alat-alat tersebut pada anak dinegara berkembang. Newman, dkk di Thailand telah meneliti validitas tiga skala nyeri yang sering digunakan yaitu Visual Analog Scale VAS, Wong-Baker Faces Pain Ratting Scale WBFPS dan Face Pain Scale-Revised FPS-R, pada 122 anak-anak Thailand usia 4 – 15 tahun. Ketiga alat tersebut ternyata mempunyai korelasi yang baik pada anak- anak usia diatas 4 tahun dan validas yang cukup konvergen. 33

2.4 Penatalaksanaan nyeri pada anak