3. Alat base, rover dan Fc 200 di hidupkan. Aplikasi yang digunakan pada
Fc 200 adalah Topsurv. 4.
Sambungkan Fc 200 ke Base, buka aplikasi topsurv dan lakukan pengaturan pada titik base dahulu, kemudian sambungkan Fc 200 ke
Rover dan alat sudah bisa digunakan. 5.
Pengukuran dilakukan pada titik di sekitar garis pantai dan dilanjutkan dengan mengukur kedalaman laut tegak lurus terhadap garis pantai.
6. Data hasil dari pengukuran tadi disimpan, kemudian diolah menggunakan
aplikasi Google Earth, Global Mapper, Map Info dan AutoCad sehingga diperoleh nantinya peta batimetri Pantai Mutiara.
3.3.3 Menentukan Periode dan Tinggi Gelombang Laut Dalam
Tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan angin U, lama hembusan angin D, fetch F dan arah angin. Pada
umumnya pengukuran angin dilakukan di daratan, sedangkan di dalam rumus- rumus pembangkitan gelombang, data angin yang digunakan adalah yang ada di
atas permukaan laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi data angin di atas daratan yang terdekat dengan lokasi studi ke data angin di atas permukaan laut
Triadmodjo, 1999. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh persamaan berikut:
R
L
=
�
�
�
�
3.2
Di mana U
L
= Kecepatan angin yang diukur di darat mdt; Uw
= Kecepatan angin di laut mdt; R
= Nilai koreksi hubungan kecepatan angin di darat dan di laut.
Nilai U
A
dan fetch digunakan untuk menghitung besarnya gelombang dan periode gelombang yang terjadi. Peramalan gelombang yang ditentukan dengan
menggunakan Grafik Peramalan Gelombang. 3.3.4 Menentukan Kecepatan dan Panjang Gelombang Laut Dalam
Kecepatan dan panjang gelombang laut dalam dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan dispersi yang diekspresikan oleh persamaan 3.3.
ω = gk tanh kh 3.3
Jika persamaan dispersi 3.3 dibagi dengan k
2
diperoleh:
ω
2
�
2
=
� �
���ℎ �ℎ 3.4
Karena ω
= 2π T dan k = 2π L, maka:
ω �
=
2 π T
2 π L
ω �
=
L T
= C
Sehingga persamaan 3.4 dapat ditulis menjadi: C
2
=
� �
���ℎ �ℎ 3.5
Subsitusikan C = LT dan k = 2πk ke persamaan 3.5 diperoleh: C
2
= �
� �
�
2
=
�� 2π
���ℎ
2π ℎ
�
3.6 atau:
L =
��
2
2π
���ℎ
2π ℎ
�
3.7
3.3.5 Menentukan Parameter-Parameter Transformasi Gelombang
Transformasi gelombang yang meliputi refraksi dan pendangkalan shoaling ditentukan dengan hubungan dispersi. Refraksi dianalisis dengan menggunakan
hukum Snellius pada persamaan 3.9 dan menentukan koefisien refraksi dengan menggunakan persamaan 3.11, sedangkan pendangkalan shoaling hanya
menentukan koefisien pendangkalan K
s
yang menggunakan persamaan 3.8. K
s
=
� �
�
= �
�
�
�
�
��
3.8
��� �
1
�
1
=
��� �
2
�
2
3.9 H = H
o
K
s
K
r
3.10 K
r
= �
�
1
�
2
3.11
3.4 Menggambarkan Arah Lintasan Gelombang.