4.5 Analisis Lintasan Gelombang di Pantai Mutiara
4.5.1. Simulasi Lintasan Gelombang dengan sudut datang -30
o
dan 30
o
Gambar 4.8 Simulasi lintasan gelombang dengan sudut datang -30
o
dan 30
o
4.5.2. Analisis Lintasan Gelombang dengan Sudut Datang 0
o
Utara
Gambar 4.9 Lintasan gelombang dengan sudut datang 0
o
Terlihat pada Gambar 4.9 Lintasan gelombang A, B, C dan D yang melewati kedalaman 4 m telah mengalami pembelokan refraksi karena sudut datang
gelombang yang tidak tegak lurus terhadap garis kontur.. Lintasan gelombang yang melewati kedalaman 3,5 m dan yang lebih dangkal, efek refraksi semakin
jelas terlihat. Misalnya lintasan gelombang H, I, J, K dan L yang merapat satu sama lain. Hal ini berarti terjadi pegumpulan energi gelombang yang disebut
dengan konvergen energi gelombang dimana energi gelombang pada daerah itu membesar, akibatnya tinggi gelombang juga semakin tinggi karena tinggi
gelombang berbanding lurus dengan energinya. Sebaliknya lintasan gelombang A, B, C, D dan E tampak merenggang satu
sama lain. Hal ini berarti terjadi penyebaran energi yang disebut dengan divergen energi gelombang dimana energi gelombang pada daerah itu mengecil, akibatnya
tinggi gelombang juga semakin kecil. Bila ditarik garis lurus sejajar pantai, maka akan tampak bahwa arah lintasan gelombang bergerak ke sisi kanan garis pantai.
4.5.3. Analisis Lintasan Gelombang dengan Sudut Datang 45
o
Timur Laut
Gambar 4.10 Lintasan gelombang dengan sudut datang 45
o
Pada Gambar 4.10 tampak lintasan gelombang A, B, C, D ,E dan F yang melewati kedalaman 4 m nyaris tidak mengalami pembelokan refraksi. Hal ini
disebabkan oleh sudut datang yang hampir tegak lurus dengan kontur. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya Gambar 4.9 dimana sudut datang
gelombang tidak tegak lurus dengan kontur sehingga akan tampak terjadi pembelokan lintasan. Sedangkan pada kedalaman 3,5 m dan seterusnya, semua
lintasan gelombang menampakkan lintasan gelombang yang mulai berbelok, yang disebabkan oleh sudut datang gelombang yang tidak tegak lurus dengan kontur.
Sedangkan lintasan J sampai K tidak menampakkan pembelokan gelombang yang disebabkan oleh sudut datang gelombang yang tegak lurus dengan kontur .
Lintasan gelombang A, B, C dan D tampak merenggang satu sama lain divergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang semakin rendah. Pada
lintasan gelombang L, M, N, O, P dan Q tampak merapat konvergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang membesar. Bila ditarik garis lurus sejajar
pantai, maka akan tampak bahwa arah lintasan gelombang sebagian bergerak ke sisi kiri dan sisi kanan garis pantai.
4.5.4. Analisis Lintasan Gelombang dengan Sudut Datang 90
o
Timur
Gambar 4.11 Lintasan gelombang dengan sudut datang 90
o
Sama seperti Gambar 4.9, pada Gambar 4.11 lintasan gelombang A, B, C dan D yang melewati kontur kedalaman 4 m menampakkan lintasan-lintasan tersebut
berbelok refraksi. Pada kedalaman 3,5 m dan seterusnya semua lintasan gelombang juga menampakkan lintasan gelombang yang mulai berbelok yang
juga disebabkan oleh sudut datang gelombang yang tidak tegak lurus dengan kontur. Lintasan gelombang A, B, I, J, K dan L menunjukkan hal yang sama pada
lintasan-lintasan gelombang yang ada pada lintasan gelombang dengan sudut datang 0
o
konvergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang semakin tinggi. Pada lintasan gelombang B, C, D, E, F dan G juga menunjukkan hal yang
sama pada lintasan-lintasan gelombang yang ada pada lintasan gelombang dengan sudut datang sebelumya divergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang
mengecil. Bila ditarik garis lurus sejajar pantai, maka akan tampak bahwa arah lintasan gelombang bergerak ke sisi kiri garis pantai.
4.6 Tinggi Gelombang Pecah