45
BAB III KEDUDUKAN KREDITUR BANK DALAM MENGEMBALIKAN
PIUTANG DENGAN JAMINAN FIDUSIA
A. Hak Kreditur dan Lembaga jaminan
Kreditur adalah pihak perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah yang memiliki tagihan kepada pihak lain pihak kedua atas properti
atau layanan jasa yang diberikannya biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian
dimana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa.
98
Kreditur adalah suatu badan usaha jasa keuangan atau perorangan yang meminjamkan dana uang
kepada masyarakat dengan imbalan pengembalian bunga.
99
Kreditur adalah pihak yang berpiutang dalam suatu hubungan utang-piutang tertentu.
100
Kreditur adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-Undang yang
dapat ditagih di muka pengadilan.
101
98
Hak Kreditur dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: Pertama adalah kreditur Separatis yaitu kreditur pemegang jaminan
kebendaan berdasarkan Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata yaitu Gadai dan Hipotik. Kedua adalah kreditur preferen yaitu kreditur yang mempunyai hak
mendahului karena sifat piutangnya oleh undang-undang diberi kedudukan istimewa. Kreditur preferen terdiri dari kreditur preferen khusus, sebagaimana
diatur dalam Pasal 1139 KUH Perdata, dan keditur preferen umum, sebagaimana
http:id.wikipedia.orgwikiKreditur.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
99
Buana Harmoko, “Kreditur dan Debitur”, http:buanamoko.blogspot.com.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
100
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Pasal 1 angka 2.
101
Undang-undang 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 1 angka 2.
46 diatur dalam Pasal 1149 KUH Perdata. Ketiga adalah kreditur konkuren yaitu
kreditur yang tidak termasuk dalam kreditur separatis dan kreditur Preferen Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Perbedaan kreditur separatis dengan kreditur
konkuren adalah kreditur separatis memiliki hak untuk melakukan eksekusi objek jaminannya seolah-olah tanpa terjadinya kepailitan.
102
1. Semua barang – barang debitur yang sudah ada pada saat hutang di buat.
Pasal 1131 KUH Perdata di letakkan asas umum kreditur terhadap debiturnya. Hak-hak tagihan seorang kreditur di jamin dengan :
2. Semua brang yang akan ada, berarti barang yang pada saat pembuatan hutang
belum menjadi kepunyaan debitur, tetapi kemudian menjadi miliknya karena tidak di penuhinya hutang debitur dengan menjaminkan benda – benda yang
belum ada sebelum berhutang. 3.
Baik barang benda bergerak maupun tidak bergerak. Semua kreditur dalam pemenuhan tagihannya mempunyai kedudukan
yang sama. Umur atau lahirnya hak tagihan lebih dahulu, pada asasnya tidak memberikan suatu kedudukan yang lebih baik kepada kreditur yang
bersangkutan.
103
Sampai saat ini Lembaga Perbankan masih dominan sebagai sumber pembiayaan investasi dengan pemberian kredit. Untuk mendapatkan kredit bank
lebih dahulu harus melakukan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok yang akan diikuti dengan perjanjian jaminan sebagai perjanjian accessoir atau
102
http:www.hukumonline.comklinikdetailcl1998perbedaan-antara-kreditur- separatis-dengan-kreditur-konkuren.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
103
http:kreket-kreket.blogspot.com201102resume-hukum-jaminan.html,diakses tanggal 9 Mei 2015.
47 perjanjian tambahan. Adanya jaminan diharuskan dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 yang disebut agunan.
104
Istilah jaminan merupakan terjemahan dari istilah zekerheid atau cautie, yaitu kemampuan nasabah untuk memenuhi atau melunasi perutangannya kepada
kreditur, yang dilakukan dengan cara menahan benda tertentu yang bernilai ekonomis sebagai tanggungan atas pinjaman atau utang yang diterima nasabah
terhadap krediturnya.
105
Pada dasarnya hukum jaminan adalah hukum yang mengatur tentang hak jaminan kebendaan yang mencakup hak jaminan benda tak
bergerak dan hak jaminan benda bergerak. Lembaga jaminan benda tak bergerak dikenal dengan hak tanggungan, sedangkan hak jaminan benda bergerak adalah
gadai dan fidusia.
106
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata, dapat diketahui pembedaan lembaga hak jaminan berdasarkan sifatnya, yaitu hak
Mengenai lembaga jaminan, ketentuan dalam Pasal 1131 KUH Perdata menyatakan: segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Kemudian dalam
Pasal 1132 KUH Perdata dinyatakan: kebendaan tersebut menjadi bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-
benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan-
alasan yang sah untuk didahulukan.
104
Endang Mintorowati, ”Perjanjian-perjanjian dan Lembaga Jaminan”, http:endang mintorowati.staff.hukum.uns.ac.id.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
105
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hal. 66.
106
Abdul R. Salim, Hermansyah dan Ahmad Jalis, Op.Cit, hal. 19.
48 jaminan yang bersifat umum dan hak jaminan yang bersifat khusus. Jaminan yang
bersifat umum ditujukan kepada seluruh kreditur dan mengenai segala kebendaan debitur. Setiap kreditur mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelunasan
utang dari hasil pendapatan penjualan segala kebendaan yang dipunyai debitur. Dalam hak jaminan yang bersifat umum ini, semua krediturnya mempunyai
kedudukan yang sama terhadap kreditur lain kreditur konkuren, tidak ada kreditur yang diutamakan, diistimewakan dari kreditur lain. Para kreditur tersebut
tidak mendapatkan hak preferensi.
107
107
Rachmadi Usman, Op.Cit, hal. 73.
Adapun kreditur yang diutamakan tersebut, yaitu kreditur yang mempunyai hak jaminan yang bersifat khusus, dinamakan pula kreditur preferent.
Siapa saja yang menjadi kreditur preferent tersebut dinyatakan dalam Pasal 1133 KUH Perdata yang bunyinya: hal untuk didahulukan di antara orang-orang yang
berpiutang terbit dari hak istimewa, dari gadai dan dari hipotek. Dari ketentuan dalam Pasal 1133 KUH Perdata, diketahui bahwa hak jaminan yang bersifat
khusus itu terjadi ; diberikan atau ditentuan oleh undang-undang sebagai piutang yang diistimewakan Pasal 1134 KUH Perdata dan diperjanjikan antara debitur
dan kreditur, sehingga menimbulkan hak preferensi bagi kreditur atas benda tertentu yang diserahkan debitur. Kreditur yang mempunyai hak jaminan yang
bersifat khusus adalah kreditur yang piutangnya ditentukan oleh undang-undang sebagai piutang yang diistimewakan dan piutang yang diikat dengan kebendaan
tertentu atau dijamin oleh seseorang.
49
B. Benda Jaminan Fidusia tidak mencukupi Membayar hutang