52 Pembebanan jaminan atas benda atau piutang yanga diperoleh kemudian
tidak perlu dilakukan dengan perjanjian jaminan tersendiri.
126
Kecuali diperjanjikan lain; jaminan fidusia meliputi hasil dari benda yang menjadi objek
jaminan fidusia dan jaminan fidusia meliputi klaim asuransi, dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan.
127
benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan.
128
Dalam hal benda yang dibebani dengan jaminan fidusia berada di luar wilayah negara Indonesia, kewajiban tetap
berlaku.
129
C. Tingkatan Piutang yang didahulukan
Piutang Bahasa Inggris: accounts receivable, AR adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini
biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut
termin kredit atau pembayaran.
130
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata, sesama kreditor konkuren mempunyai hak yang sama pari passu untuk menuntut
pemenuhan piutang terhadap segala harta kekayaan kebendaan debitur, baik kebendaan yang bergerak maupun kebendaan yang tidak bergerak, baik
kebendaan yang sudah ada maupun kebendaan yang akan di kemudian hari.
126
Ibid, Pasal 9 ayat 2.
127
Ibid, Pasal 10.
128
Ibid, Pasal 11 ayat 1.
129
Ibid, Pasal 11 ayat 2.
130
http:id.wikipedia.orgwikiPiutang.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
53 Dengan kata lain semua piutang kreditor yang konkuren dijamin dengan
kebendaan milik debitur secara bersama-sama, tidak ada piutang kreditor konkuren yang didahulukan.
131
Asas persamaan kreditur ini dapat dikecualikan sebagaimana klausul terakhir dari ketentuan dalam Pasal 1132 KUH Perdata, bahwa asas persamaan
antara kreditur dapat disimpangi dengan adanya hak untuk didahulukan diantara kreditur. Hal in terjadi bila diantara kreditur yang bersamaan itu mempunyai hak
preferensi, sehingga kreditur yang bersangkutan menjadi atau berkedudukan sebagai kreditur preferent. Dengan kedudukannya sebagai kreditur preferent,
piutang-piutangnya pun berubah menjadi piutang yang harus didahulukan dalam pelunasan di antara piutang kreditur lain. Piutang-piutang yang mempunyai hak
preferensi ini timbul bias ditentukan atau diberikan undang-undang atau diperjanjikan antara debitut dan kreditur.
Diantara kreditur preferent ini, piutang mana yang harus didahulukan dalam pelunasannya ditentukan oleh ketentuan dalam Pasal
1134 ayat 2 KUH Perdata yang bunyinya sebagai berikut: Gadai dan hipotek adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal dimana oleh
undang-undang ditentukan sebaliknya.
132
Dari ketentuan dalam Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata, berarti kreditur pemegang hak jaminan kebendaan lebih tinggi dibandingkan kreditor pemegang
hak privelege. Piutang-piutang yang diletakkan di bawah hak jaminan kebendaan mempunyai hak lebih dahulu dala mengambil hasil pendapatan kebendaan
debitur yang dibebani dengan hak jaminan kebendaan. Kreditur-kreditur yang piutangnya dibebani dengan hak jaminan kebendaan lebih dahulu mengambil
131
Rachmadi Usman, Op.Cit, hal. 80.
132
Ibid
54 pelunasan, kemudian sisanya diberikan kepada kreditur pemegang hak prevelege,
untuk selanjutnya sisanya diberikan kepada kreditur konkuren. Dengan kata lain kedudukan kreditur preferent yang terjadi karena diperjanjikan lebih tinggi
dibandingkan dengan kedudukan kreditur preferent yang terjadi karena diberikan oleh undang-undang.
133
Mengapa kedudukan pemegang hak jaminan kebendaan lebih tinggi dari pemegang hak privilege, karena pada asasnya kehendak dari para
pihak lebih diutamakan dari ketentuan undang-undang, yang berasal dari perjanjian kedudukannya lebih unggul daripada yang diberikan oleh undang-
undang.
134
Dengan demikian berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata, dapat dikatakan bahwa kreditur pemegang hak jaminan kebendaan
mempunyai kedudukan yang lebih kuat dibandingkan kreditur pemegang hak privelege, yang dinamakan pula kreditur separatis. Antara kreditur pemegang hak
gadai dan pemegang hipotek tidak dikenal tingkat-tingkatan, tidak ada yanag didahulukan atau dikemudiankan, sebab yang menjadi objek hak gadai dan hak
hipotek berbeda, sehingga di antara kedua pemegang tidak akan saling tumpang tindih.
135
Dengan kata lain, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1134 ayat 2 KUHPerdata tersebut, terdapat kedudukan piutang yang lebih diistimewakan lagi
dibandingkan dengan piutang yang dibebani dengan hak jaminan kebendaan. Piutang-piutang yang dikecualikan tersebut haruslah piutang-piutang yang
ditentukan oleh undang-undang.
136
133
Ibid
134
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan dan J. Satrio dalam Rachmadi Usman, Op.Cit, hal. 82.
135
Rachmadi Usman, Op.Cit, hal. 82.
136
Ibid, hal. 83.
55 Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu, ialah:
137
1. biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang bergerak
atau barang tak bergerak sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan. Biaya ini dibayar dengan hasil
penjualan barang tersebut, lebih dahulu daripada segala utang lain yang
mempunyai hak didahulukan, bahkan lebih dahulu daripada gadai hipotek;
2. uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa
serta segala sesuatu yang berhubungan dengan pemenuhan perjanjian sewa
penyewa itu;
3. dibayar;
4. biaya untuk menyelamatkan suatu barang;
5. biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada
pekerjanya;
6. apa yang diserahkan kepada seorang tamu rumah penginapan oleh
pengusaha rumah penginapan sebagai pengusaha rumah penginapan;
7. upah pengangkutan dan biaya tambahan lain;
8. apa yang masih harus dibayar kepada seorang tukang batu, tukang kayu
dan tukang lain karena pembangunan, penambahan dan perbaikan barang- barang tak bergerak, asalkan piutang itu tidak lebih lama dari tiga tahun,
dan hak milik atas persil yang bersangkutan masih tetap ada pada si
debitur;
137
http:asiatour.comlawarchivesindonesiaperdatapiutang.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
56 9.
penggantian dan pembayaran yang dipikul oleh pegawai yang memangku jabatan umum karena kelalaian, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan
yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya.
Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut di bawah ini, dan ditagih menurut urutan berikut
ini:
138
1. biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang sebagai
pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan
penyelamatan harta benda; ini didahulukan daripada gadai dan hipotek;
2. biaya penguburan, tanpa mengurangi wewenang Hakim untuk
menguranginya, bila biaya itu berlebihan;
3. segala biaya pengobatan terakhir;
4. upah para buruh dari tahun yang lampau dan apa yang masih harus dibayar
untuk tahun berjalan, serta jumlah kenaikan upah menurut Pasal 160 q; jumlah pengeluaran buruh yang dikeluarkandilakukan untuk majikan; jumlah
yang masih harus dibayar oleh majikan kepada buruh berdasarkan Pasal 1602 v alinea keempat Kitab Undang-undang Hukum Perdata ini atau Pasal 7 ayat
3 Peraturan Perburuhan Di Perusahaan Perkebunan; jumlah yang masih harus dibayar oleh majikan pada akhir hubungan kerja berdasarkan Pasal
1603 s bis kepada buruh; jumlah yang masih harus dibayar majikan kepada keluarga seorang buruh karena kematian buruh tersebut berdasarkan Pasal 13
ayat 4 Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perkebunan; apa yang berdasarkan Peraturan Kecelakaan 1939 atau Peraturan Kecelakaan Anak
138
http:asiatour.comlawarchivesindonesiaperdatapiutang.html, diakses tanggal 9 Mei 2015.
57 Buah Kapal 1940 masih harus dibayar kepada buruh atau anak buah kapal
itu atau ahli waris mereka beserta tagihan utang berdasarkan Peraturan
tentang Pemulangan Buruh yang diterima atau dikerahkan di Luar Negeri;
5. piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan, yang dilakukan kepada
debitur dan keluarganya selama enam bulan terakhir;
6. piutang para pengusaha sekolah berasrama untuk tahun terakhir;
Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi
menurut keseimbanganya itu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan.
139
Hak untuk didahulukan di antara para kreditur bersumber pada hak istimewa, pada gadai dan pada hipotek.
140
Hak istimewa adalah suatu hak yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang kreditur yang menyebabkan
ia berkedudukan lebih tinggi daripada yang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutang itu. Gadai dan hipotek lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali
dalam hal undang-undang dengan tegas menentukan kebalikannya.
141
Antara pihak-pihak kreditur yang mempunyai hak didahulukan, tingkatannya diatur
menurut sifat hak didahulukan mereka.
142
Para kreditur dengan hak didahulukan yang mempunyai tingkatan sama, dibayar secara berimbang.
143
139
Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Civil Code, Buku Kedua-Benda
Bab xix Piutang Dengan Hak Mendahulukan.
140
Pasal 1133, Ibid.
141
Pasal 1134, Ibid.
142
Pasal 1135, Ibid.
143
Pasal 1136, Ibid.
Hak didahulukan milik negara, kantor lelang dan badan umum lain yang diadakan oleh penguasa,
tata tertib pelaksanaannya, dan lama jangka waktunya, diatur dalam berbagai
58 undang-undang khusus yang berhubungan dengan hal-hal itu. Hak didahulukan
milik persekutuan atau badan kemasyarakatan yang berhak atau yang kemudian mendapat hak untuk memungut bea-bea, diatur dalam undang-undang yang telah
ada mengenai hal itu atau yang akan diadakan.
144
Hak-hak istimewa itu dapat mengenai barang-barang tertentu, atau dapat juga mengenai semua barang-barang
bergerak dan tak bergerak, pada umumnya. Yang pertama didahulukan daripada yang kedua.
145
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1136 KUHPerdata, syarat berlaku ketentuan sebagai kreditur yang konkuren terhadap kreditur preferent bila di
antara mereka mempunyai piutang-piutang yang tingkatannya sama, maka pelunasannya dilakukan secara proporsional, yaitu berdasarkan perimbangan
besar kecilnya piutang masing-masing kreditur preferent. Namun sebaliknya ketentuan dalam Pasal 1136 KUHPerdata menjadi tidak berlaku bila di antara
kreditur preferent tersebut mempunyai piutang yang diistimewakan yang lebih Adapun piutang-piutang yang lebih diistimewakan dibandingkan piutang-
piutang yang diikat dengan jaminan kebendaan, diantaranya seperti piutang terhadap Negara dan badan-badan hukum publik Pasal 1137 KUHPerdata, biaya
perkara berhubungan dengan pelelangan yang diambil lebih dahulu dari hasil pendapatan penjualan benda tertentu Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUHPerdata,
penyewa diberikan hak istimewa terhadap barang yang digadaikan Pasal 1142 KUHPerdata, biaya-biaya untuk pelelangan barang gadai dan menyelamatkan
barang yang digadaikan Pasal 1150 KUHPerdata, dan piutang yang diistimewakan atas kapal Pasal 316 juncto Pasal 318 KUHDagang.
144
Pasal 1137, Ibid.
145
Pasal 1138, Ibid.
59 tinggi tingkatannya dari piutang-piutang kreditur preferent yang lain. Tagihan-
tagihan terhadap Negara dan badan hukum publik, termasuk juga sebagai piutang- piutang yang diistimewakan dan yang harus lebih didahulukan atau diutamakan
dalam pembayarannya dari piutang-piutang kreditur yang preferent sekalipun.
146
Penerima fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap krediturnya.
147
Hak yang didahulukan adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
148
Hak yang didahulukan dari penerima fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan
danatau likuidasi pemberi fidusia.
149
Apabila atas Benda yang sama menjadi obyek Jaminan Fidusia lebih dari 1 satu perjanjian Jaminan Fidusia,maka hak
yang didahulukan diberikan kepada pihak yang lebih dahulu mendaftarkannya pada Kantor Pendaftaran Fidusia.
150
D. Perjanjian fidusia dalam perbankan