Penyelesaian Utang Debitur dengan Jaminan Fidusia pada BPR Mitra

95 Apabila debitur cidera janji, penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri. Hal demikian mengandung maksu bahwa pengeksekusian dapat langsung dilaksanakan tanpa melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksanakan putusan tersebut. Adanya kemudahan tersebut salah satu ciri jaminan fidusia, yaitu berupa lembaga parate eksekusi, dimana eksekusi dapat dilakukan apabila pihak pemberi fidusia cidera janji. 233 Apabila kredit macet tersebut terjadi karena debitur tidak melaksanakan prestasinya sebagaimana terdapat dalam perjanjian kredit, maka sebelum

C. Penyelesaian Utang Debitur dengan Jaminan Fidusia pada BPR Mitra

Dana Madani Medan Dalam ketentuan Pasal 12 akta jaminan fidusia bahwa segala perselisihan yang mungkin timbil diantara kedua belah pihak mengenai akta ini yang tidak dapat diselesaikan diantara kedua belah pihak sendiri maka kedua belah pihak akan memilih domicilie hukum yang tetap dan seumumnya di kantor panitera pengadilan negeri medan di medan danatau pada kantor Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara BUPLN Medan. Pemilihan domicilie hukum tersebut dilakukan dengan tidak mengurangi hak dari penerima fidusia BPR Mitradana Madani Medan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap pemberi fidusia Nyonya Nita Puspita Sari berdasarkan jaminan fidusia atas objek jaminan fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnnya yaitu pengadilan Negara yang mempunyai yurisdiksi atas diri dari pemberi fidusia Nyonya Nita Puspita Sari atau atas objek jaminan fidusia tersebut. 233 Muhamad Djumhana, Op.Cit, hal. 472. 96 melakukan eksekusi barang jaminan, debitur harus terlebih dahulu dinyatakan wanprestasi, yang dilakukan melalui putusan pengadilan. Untuk itu kreditur harus menggugat debitur atas dasar wanprestasi. Akan tetapi sebelum menggugat debitur, kreditur harus melakukan somasi terlebih dahulu yang isinya agar debitur memenuhi prestasinya. Apabila debitur tidak juga memenuhi prestasinya, maka kreditur dapat menggugat debitur atas dasar wanpretasi, dengan mana apabila pengadilan memutuskan bahwa debitur telah wanprestasi, maka kreditur dapat melakukan eksekusi atas barang jaminan yang diberikan oleh debitur. Jadi, dapat atau tidaknya barang jaminan dieksekusi tidak hanya bergantung pada apakah jangka waktu pembayaran kredit telah lewat atau tidak. Akan tetapi, apabila debitur melakukan prestasi yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, itu juga merupakan bentuk wanprestasi keliru berprestasi atau melakukan tidak sebagaimana yang diperjanjikan dan dapat membuat kreditur berhak untuk melaksanakan haknya mengeksekusi barang jaminan. Namun, biasanya sebelum membawa perkara kredit yang bermasalah ke jalur hukum, dilakukan upaya-upaya secara administrasi terlebih dahulu. Penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain sebagai berikut: 1. Penjadwalan kembali rescheduling, yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak. 234 234 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 487. Melalui rescheduling yaitu suatu upaya hukum untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaaan dengan jadwal 97 pembayaran kembalijangka waktu kredit termasuk tenggang grace period, termasuk perubahan jumlah angsuran. 235 2. Persyaratan kembali reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank. 236 Melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran danatau jangka waktu kredit saja. 237 3. Penataan kembali restructuring, yaitu perubahan syarat-syarat kredit berupa penambahan dana bank; danatau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, danatau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. 238 Tindakan yang dapat diambil dalam rangka restructuring adalah tambahan kredit InjectionNursery Operation dan tambahan equity. 239 Oleh karena itu, memang barang jaminan dapat dilelang sebelum lewat jangka waktu pembayaran kredit dalam hal debitur melakukan tindakan Sedangkan, penyelesaian melalui jalur hukum antara lain: 1. Melalui Panitia Urusan Piutang Negara; 2. Melalui badan peradilan; 3. Melalui arbitrase atau Badan Alternatif Penyelesaian Sengketa. 235 Hermansyah, Op.Cit, hal. 76. 236 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 487. 237 Hermansyah, Op.Cit, hal. 76. 238 Muhammad Djumhana, Op.Cit, hal. 487. 239 Thomas Suyatno, H.A. Chalik, Made Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda dan Djuhaepah T. Marala, Op.Cit, hal. 116. 98 wanprestasi lainnya. Meski demikian, ada baiknya ditempuh upaya-upaya secara administrasi terlebih dahulu untuk menyelesaikan kredit yang bermasalah sebelum melakukan gugatan ke pengadilan dan mengeksekusi barang jaminan. Untuk penyelesaian utang debitur dengan jaminan fidusia pihak BPR Mitradana Madani Medan melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 240 1. Untuk mengawasi terhadap barang jaminan pihak BPR Mitradana Madani Medan, memeriksa secara berkala satu bulan sekali terhadap barang jaminan yang dipinjamkan tersebut Hal ini dilakukan untuk menghindari menurunya nilai barang jaminan. 2. Agar pihak pemberi fidusia mau menyerahkan barang jaminannya dengan sukarela, pihak BPR Mitradana Madani Medan, melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan atau pengertian kepada debitur yang cidera janji agar mau secara sukarela untuk melunasi hutangnya atau menyerahkan barang jaminan tersebut, apabila pihak debitur masih tidak mau menyerahkan barang jaminannya dengan sukarela, maka kedua belah pihak akan menyelesaikanya di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri di Medan. 240 Wawancara dengan Bapak Drs Harlen Simanjuntak, MM sebagai jabatan Direktur Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan. 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

5 101 136

AKTA JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN OLEH KREDITUR BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI KABUPATEN BADUNG.

0 0 13

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITOR DALAM HAL PEMBAYARAN HUTANG DENGAN JAMINAN FIDUSIA MACET (Studi di Bank Perkreditan Rakyat Trihasta Prasodjo Karanganyar).

0 1 8

PERLINDUNGAN HUKUM PENERIMA FIDUSIA DALAM PELAKSANAAN JAMINAN FIDUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT KECAMATAN GROGOL.

0 0 18

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

0 0 9

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

0 0 1

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

0 0 11

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

0 0 31

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

0 1 4

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA PADA BANK A. Jaminan Fidusia - Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

0 0 30