Pengambilan Sampel Penyiapan Sampel Proses Destruksi Pembuatan Larutan Sampel Pembuatan Kurva Kalibrasi .1 Kadmium

19

3.3 Pembuatan Pereaksi

3.3.1 Larutan HNO

3 1:1 Asam Nitrat 65 sebanyak 100 ml diencerkan denganakuades bebas mineral 100 ml Ditjen POM, 1979.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah pisang goreng pinggir jalanyang berasal dari empat lokasi berbeda. Pisang Goreng di ambil dari Jl. Flamboyan PGF, Jl. Pintu 4 USU PGP4, Jl. Jamin Ginting PGJG, dan Jl. Gedung Arca PGGA yang diambil secara purposif. Metode pengambilan sampel purposif ini ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti Sudjana, 2005.

3.4.2 Penyiapan Sampel

Pisang goreng ditimbang sebanyak ± 500 g, kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender, perlakuan yang sama dilakukan untuk semua sampel.

3.4.3 Proses Destruksi

Sampel yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 25 g, dimasukkan ke dalam krus porselen lalu dilakukan pengulangan 6 kali untuk masing-masing sampel. Krus porselen yang berisi sampel dipanaskan di atas hotplate pada temperatur 100 C sampai sampel menjadi arang dan kering ± selama 8 jam lalu diabukan dalam tanur pada suhu 500 C selama 48 jam.

3.4.4 Pembuatan Larutan Sampel

Sampel hasil destruksi masing-masing dilarutkan dalam 5 ml HNO 3 1:1 , lalu dipindahkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk timbal dan tembaga dan ke 20 dalam labu tentukur 10 ml untuk kadmiumdan diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda Arifin, 2008. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42dimanafiltrat pertamasebanyak 2 ml dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol. Larutan ini digunakan untuk analisis kuantitatif. 3.4.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.4.5.1 Kadmium Larutan standar kadmium 1000 µgml sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineraldisebut Larutan Induk Baku I LIB I konsentrasi 100 µgml. Dari LIB I dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku II LIB II konsentrasi 20 µgml. Dari LIB II dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml kemudian diencerkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral disebut Larutan Induk Baku III LIB III konsentrasi 200 ngml. Dari LIB III dipipet masing-masing sebanyak 1; 2; 3; 4; dan 5 ml. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml kemudian diencerkan dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 4; 8; 12; 16; dan 20ngmldan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 228,8 nm dengan nyala udara-asetilen. 21 3.4.5.2Tembaga Larutan standar tembaga konsentrasi 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral konsentrasi 10µgml. Larutan untuk kurva kalibrasi tembaga dibuat dengan memipet 5; 10; 15; 20; dan 25 ml larutan baku 10µgml, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral. Larutan ini mengandung 1; 2; 3; 4 dan 5 µgml dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 324,8 nm dengan nyala udara-asetilen. 3.4.5.3Timbal Larutan standar timbal konsentrasi 1000 µgml dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral konsentrasi 10µgml. Larutan untuk kurva kalibrasi timbal dibuat dengan memipet 1; 2; 3; 4; dan 5 ml dari larutan standar 10 µgml, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkkan hingga garis tanda dengan akuades bebas mineral konsentrasi larutan0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 µgml dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 283,3 nm dengan dengan nyala udara-asetilen.

3.4.6 PenetapanKadarKadmium, Tembaga dan Timbal