Kadmium Tembaga Timbal Logam Berat

9 logam beracun bagi makhluk hidup. Arsen, merkuri, kadmium, timbal, adalah jenis logam yang termasuk dalam kelompok logam yang berbahaya dan beracun bagi kehidupan makhluk hidup. Beberapa logam lain yang cukup berbahaya antara lain aluminium, kromium, dan ada juga beberapa jenis logam yang termasuk kelompok logam esensial yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu kinerja metabolisme misalnya, seng dan tembaga. Logam berat yang non esensial dapat bersenyawa dengan protein jaringan dan tertimbun serta berikatan dengan protein, sehingga senyawanya disebut metalotionein yang dapat menyebabkan toksik Darmono, 1995.

2.4.1 Kadmium

Kadmium adalah logam putih keperakan, yang dapat ditempa dan liat. Logam ini melebur pada 321 C dan kadmium larut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen disebabkan potensial elektrodanya yang negatif Vogel, 1979. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan ginjal terutama terikat sebagai metalotionin. Metalotionin mengandung unsur sistein, dimana kadmium terikat dalam gugus sulfhidril -SH dalam enzim. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh Darmono, 2001.

2.4.2 Tembaga

Tembaga adalah logam merah muda, logam ini bersifat lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga melebur pada 1038 C. Larut dalam HNO 3 pekat 8M, tidak larut dalam HCl encer dan H 2 SO 4 encer Vogel, 1979. 10 Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare, berbagai tahap pendarahan intravaskular dapat terjadi begitupun nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal . konsumsi dosis tinggi dapat menyebabkan kematian Almatsier, 2002.

2.4.3 Timbal

Timbal adalah sejenis logam abu-abu kebiruan, mempunyai kerapatan yang tinggi, sangat lembut dan mudah meleleh. Larut dalam HNO 3 pekat, sedikit larut dalam HCl dan H 2 SO 4 encer Vogel, 1979. Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam tubuh. Proses masuknya Pb kedalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi melalui selaput atau lapisan kulit Palar, 2008. Toksisitas timbal dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sistem hemopoietik, sistem saraf pusat dan tepi, sistem ginjal, sistem gastrointestinal, sistem kardiovaskular, sistem reproduksi dan sistem endokrin. Timbal dalam tubuh terutama terikat pada gugus –SH dalam molekul protein dan menyebabkan terjadinya hambatan pada aktivitas kerja sistem enzim. Timbal bersirkulasi dalam darah setelah diabsorpsi dari usus, terutama hubungannya dengan sel darah merah eritrosit. Selanjutnya didistribusikan ke dalam jaringan lunak seperti tubulus ginjal dan sel hati, lalu disimpan dalam tulang, rambut, dan 11 gigi, dimana 90 deposit terjadi dalam tulang dan hanya sebagian kecil tersimpan dalam otak Darmono, 2001

2.5 Spektrofotometri Serapan Atom