Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval Analisis Korelasi

3 Menghitung nilai varian total � � 2 = ∑ � 2 − ∑ � 2 � � = 1476928 − 11860 2 96 96 = 122,123 4 Menghitung nilai reliabilitas instrumen � = � � �−1 � �1 − ∑ � � 2 � � 2 � = � 30 30 −1 � �1 − 11,197 122,123 � = � 30 19 � 1 − 0,092 = 0,940 5 Kesimpulan Instrumen penelitian dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach Alpha � 0,940 0,60.

3.3.3 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data dimana variabel tak bebas merupakan kategorik non-metrik, nominal atau ordinal, bersifat kualitatif sedangkan variabel bebas sebagai prediktor merupakan metrik interval atau rasio, bersifat kuantitatif. J. Supranto 2004. Data yang diperoleh merupakan data dengan skala ordinal untuk melakukan analisis diskriminan variabel independent X merupakan metrik interval atau rasio, bersifat kuantitatif jadi, data harus diubah terlebih dahulu ke skala interval sesuai dengan variabel masing-masing. Pengubahan data berskala ordinal menjadi data berskala interval digunakan Method of Succesive Internal MSI dengan bantuan Microsoft Excel 2007, dengan cara sebagai berikut: 1. Buka Microsoft Excel 2007 2. Klik file stat97.xla klik enable macro 3. Masukkan data yang akan diubah. Dapat diketikkan atau kopi dengan menggunakan perintah Copy - Paste dari word atau SPSS di kolom A baris 1 4. Pilih Add In StatisticsSuccessive Interval 5. Pilih Yes 6. Pada saat kursor di Data Range Blok data yang ada sampai selesai kemudian pindah ke Cell Output 7. Klik di kolom baru untuk membuat output, misalny di kolom B baris 1 8. Tekan Next dan Pilih Select all 9. Isikan minimum value 1 dan maksimum value 5 atau sesuai dengan jarak nilai terendah sampai dengan teratas 10. Tekan Next kemudian Tekan Finish Data hasil Perhitungan transformasi skala ordinal menjadi skala interval dengan Microsoft Excel 2007 untuk masing-masing variabel, dapat dilihat pada lampiran D.

3.3.4 Analisis Korelasi

Untuk mencari korelasi atau hubungan diantara variabel-variabel, yakni variabel bebas dengan variabel tak bebas, variabel bebas dengan sesama variabel bebas. Maka dapat mencari nilai korelasinya dengan menggunakan rumus seperti berikut: � �� = � ∑ �� − ∑ �∑ � �{� ∑ � 2 − ∑ � 2 }{ � ∑ � 2 − ∑ � 2 } keterangan: r xy = Koefisien korelasi antara X dan Y X = Variabel bebas Y = Variabel terikat Dengan menggunakan rumus tersebut, dapat mencari nilai korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas maupun diantara sesama variabel bebas. Berikut adalah tabel korelasi SPSS 19: Tabel 3.4 Nilai Korelasi Sesama Variabel Y � 1 � 2 � 3 � 4 � 5 � 6 Y 1 0,328 0,337 0,479 0,448 0,477 0,642 X 1 0,328 1 0,357 0,286 0,494 0,344 0,322 X 2 0,337 0,357 1 0,425 0,481 0,425 0,417 X 3 0,479 0,286 0,425 1 0,585 0,490 0,491 X 4 0,448 0,494 0,481 0,585 1 0,488 0,498 X 5 0,477 0,344 0,425 0,490 0,488 1 0,618 X 6 0,642 0,322 0,417 0,491 0,498 0,618 1 Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi R Interpretasi Tidak ada korelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak Rendah 0,61 – 0,80 Cukup Tinggi 0,81 – 0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi korelasi sempurna Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian Dari tabel 3.4 dapat diketahui sebagaimana hubungankorelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas, maupun sesama variabel bebas. Adapun sedikit penjelasannya adalah sebagai berikut: a Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Faktor ekonomi � 1 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan faktor ekonomi sebesar 0,328. Angka tersebut menunjukkan rendah korelasi antara penyakit sosial dengan faktor ekonomi. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi faktor ekonomi semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya. b Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Pengaruh Lingkungan � 2 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan pengaruh lingkungan sebesar 0,337. Angka tersebut menunjukkan rendah korelasi antara penyakit sosial dengan pengaruh lingkungan. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi pengaruh lingkungan semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya. c Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Kurangnya Pemahaman Dasar Tentang Agama � 3 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan kurangnya pemahaman dasar tentang agama sebesar 0,479. Angka tersebut menunjukkan agak rendah korelasi antara penyakit sosial dengan kurangnya pemahaman dasar tentang agama. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi kurangnya pemahaman dasar tentang agama semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya. d Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Pengaruh Perkembangan Teknologi Modern � 4 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan pengaruh perkembangan teknologi modern sebesar 0,448. Angka tersebut menunjukkan agak rendah korelasi antara penyakit sosial dengan pengaruh perkembangan teknologi modern. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi pengaruh perkembangan teknologi modern semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya. e Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Hubungan Keluarga Yang Tidak Harmonis � 5 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan hubungan keluarga yang tidak harmonis sebesar 0,477. Angka tersebut menunjukkan agak rendah korelasi antara penyakit sosial dengan hubungan keluarga yang tidak harmonis. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi hubungan keluarga yang tidak harmonis semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya. f Korelasi antara Penyakit Sosial Y dan Pengaruh Teman � 6 . Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai korelasi antara pengaruhnya penyakit sosial dan pengaruh teman sebesar 0,642. Angka tersebut menunjukkan cukup tinggi korelasi antara penyakit sosial dengan pengaruh teman. Sedangkan tanda positif mengartikan adanya arah hubungan yang searah. Semakin tinggi pengaruh teman semakin tinggi pengaruhnya terhadap penyakit sosial begitu juga sebaliknya.

3.4 Mengolah Data dengan Analisis Diskriminan