3.5.3 Struktur Matriks
Tabel 3.16 Structure Matrix
Function 1
2 x6
0,949 -0,317
x5
a
0,465 0,026
x4
a
0,366 0,206
x3
a
0,292 0,135
x1
a
0,229 0,199
x2 0,516
0,857
Tabel 3.16 Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Pada tabel Structure Matrix terlihat
bahwa variabel �
6
paling erat hubungannya dengan fungsi diskriminan, diikuti oleh variabel
�
2
, �
5
, �
4
, �
3
, �
1
. Hanya disini variabel �
5
, �
4
, �
3
, �
1
tidak dimasukkan pada model diskriminan, hal ini dapat dilihat dari tanda huruf a
didekat variabel-variabel tersebut.
3.5.4 Koefisien Fungsi Diskriminan Kanonik
Tabel 3.17 Canonical Discriminant Function Coefficients
Function 1
2 x2
0,147 0,440
x6 0,393
-0,237 Constant
-6,348 -2,424
Tabel 3.17 Canonical Discriminaat Function Coeficient merupakan hasil akhir dari model analisis diskriminan. Tabel diatas mempunyai fungsi yang
hampir mirip dengan persamaan regresi berganda, yang dalam analisis diskriminan disebut sebagai Fungsi Diskriminan. Dengan menggunakan koefisien
fungsi diskriminan kanonik maka dapat dibentu fungsi diskriminan yaitu: �
1
= -6,348 + 0,147 �
2
+ 0,393 �
6
�
2
= -2,424 + 0,440 �
2
- 0,237 �
6
Kegunaan fungsi ini untuk mengetahui sebuah kasus masuk pada kelompok yang satu, atau kah tergolong pada kelompok yang lainnya.
3.5.5 Fungsi Grup Terpusat
Tabel 3.18 Functions at Group Centroids
Y Function
1 2
1 -1,109
0,456 2
-0,796 -0,261
3 0,936
0,028
Tabel 3.18 Functions at Group Centroid memperlihatkan nilai rata-rata tiap kelompok. Oleh karena ada tiga tipe kelompok penyakit sosial yakni,
“rendah”, “sedang”, “tinggi”, maka dikatakan Three Grup Discriminant.
3.5.6 Peluang Utama Untuk Grup
Tabel 3.19 Prior Probabilities for Groups
Y Prior
Cases Used in Analysis Unweighted
Weighted 1
0,333 16
16,000 2
0,333 33
33,000 3
0,333 47
47,000 Total
1,000 96
96,000
Pada tabel 3.19 Prior Probabilities for Groups yang ingin diperlihatkan adalah peluang utama untuk kelompok agar dapat memperlihatkan komposisi
objek pada fungsi diskriminan. Tabel diatas memperlihatkan komposisi ke 96 objek atau responden, yang menghasilkan 16 objek dikelompok penyakit sosial
rendah, 33 objek dikelompok penyakit sosial sedang, dan 47 objek dikelompok penyakit sosial tinggi.
3.5.7 Hasil Klasifikasi
Tabel 3.20 Classification Results
b,c
y Predicted Group Membership
Total 1
2 3
Original Count
1 13
2 1
16 2
12 16
5 33
3 7
6 34
47 1
81,2 12,5
6,2 100,0
2 36,4
48,5 15,2
100,0 3
14,9 12,8
72,3 100,0
Cross-validated
a
Count 1
13 2
1 16
2 12
16 5
33 3
7 6
34 47
1 81,2
12,5 6,2
100,0 2
36,4 48,5
15,2 100,0
3 14,9
12,8 72,3
100,0 a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each
case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 65,6 of original grouped cases correctly classified.
c. 65,6 of cross-validated grouped cases correctly classified.
Dari hasil output terlihat ketepatan prediksi dari model adalah 65,6. Untuk memperhitungkan kemungkinan berbagai bias dilakukan uji kekuatan
prediksi dengan metode leave one out cross validation dan diproleh hasilnya 65,6. Dengan demikian terbukti bahwa fungsi diskriminan memiliki ketepatan
prediksi tinggi, karena pada umumnya ketepatan di atas 50 dianggap valid. Jadi fungsi diskriminan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi sebuah kasus,
apakah akan diklasifikasikan ke kelompok penyakit sosial rendah, sedang atau tinggi.
56
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas,
korelasi cukup tinggi terjadi antara Penyakit Sosial Y dengan Pengaruh TemanX
₆ yaitu sebesar 0,642. 2.
Variabel yang membuat perbedaan dan yang paling dominan terhadap kelompok rendah, sedang, dan tingginya penyebab penyakit sosial pada
masyarakat adalah Pengaruh Teman �
6
dan Pengaruh Lingkungan �
2
. 3.
Fungsi Diskriminan yang diperoleh adalah: �
1
= -6,348 + 0,147 �
2
+ 0,393 �
6
�
2
= -2,424 + 0,440 �
2
- 0,237 �
6
4.2 Saran
Dari hasil penelitian didapat bahwa faktor dominan penyebab penyakit sosial pada masyarakat
di Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar adalah pengaruh teman dan pengaruh lingkungan. Maka disaran
kepada pihak Pemerintahan Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar agar dapat menciptakan dan menata lingkungan yang sehat
dan nyaman sehingga dapat dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter masyarakat yang baik dan juga disarankan kepada masyarakat untuk
menanamkan kesadaran akan dampak buruk penyakit sosial seperti judi, narkoba, dan perilaku menyimpang lainnya.