2.1.3. Teori Struktur Pendanaan
Dalam memilih sumber pendanaan, apakah berasal dari dalam atau dari luar perusahaan, Pecking order Theory, Kaaro 2003, menunjukkan urutan pendanaan
dimulai dari laba ditahan, utang dan penerbitan saham ekuitas pada urutan terakhir. Laba ditahan adalah sumber dana internal, sedangkan utang dan ekuitas adalah
sumber dana eksternal. Teori ini didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan sumber dana eksternal. Penggunaan sumber
dana eksternal melalui utang hanya digunakan jika kebutuhan investasi lebih tinggi dari sumber dana internal.
Pecking order Theory merupakan teori yang mendasari adanya hirarki struktur pendanaan. Teori ini dilatarbelakangi oleh adanya berbagai bukti empiris yang tidak
konsisten. Myers 1984 dalam Mayangsari 2001, menyatakan bahwa nilai perusahaan akan negatif jika terjadi penerbitan saham atau pengurangan leverage. Hal
ini juga didukung oleh Masulis 1980 dalam Mayangsari 2001 yang menyatakan bahwa perubahan rasio utang yang mendekati puncak dalam kurva akan menaikkan
leverage, sehingga terdapat peningkatan nilai perusahaan. Pecking order Theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang
profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal ini bukan disebabkan karena perusahaan tersebut mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena
perusahaan tersebut memerlukan external financing yang sedikit.Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai utang yang lebih besar karena dana
Rina Walmiaty Mardi : Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur..., 2008 USU e-Repository © 2008
internal tidak cukup dan utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.Husnan,1996:325.
Menurut Brealey dan Myers 1991 dalam Husnan, 1996:324, pecking order theory menyatakan bahwa :
1. Perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi
perusahaan. 2.
Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan dengan berusaha menghindari pembayaran dividen secara
dratis. 3.
Kebijakan dividen yang relatif segan untuk dirubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga,
mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain
mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi capital expenditure, maka perusahaan akan mengurangi saldo
kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4.
Apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu
yaitu dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya
apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Rina Walmiaty Mardi : Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur..., 2008 USU e-Repository © 2008
Sumber dana internal lebih disukai daripada eksternal, karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu membuka diri lagi dari sorotan investor
luar. Sedangkan dana eksternal lebih disukai dalam bentuk utang obligasi daripada ekuitas penerbitan saham, karena :
1. Biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya emisi saham baru
2. Manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar
buruk oleh pemegang saham, sehingga akan menurunkan harga saham, sebagai akibat timbulnya informasi asimetris.
2.1.4. Determinan dalam Struktur Pendanaan