2.5 Srikaya Annona squamosa L.
Srikaya atau buah nona A. squamosa, adalah tanaman yang tergolong ke dalam genus Annona yang berasal dari daerah tropis. Termasuk semak semi-hijau
abadi atau pohon yang meranggas perdu sampai pohon, berumah satu, tinggi mencapai 2
–7 m. Daunnya berselang, sederhana, lembing membujur, 7-12 cm panjangnya, dan berlebar 3-4 cm. Kulit pohon tipis berwarna keabu-abuan, getah
kulitnya beracun. Batangnya pada dahan coklat muda, bagian dalamnya berwarna kuning muda dan agak pahit. Bunganya muncul dalam tandan sebanyak
3-4, tiap bunga berlebar 2-3 cm, dengan enam daun bungakelopak, kuning-hijau berbintik ungu di dasarnya. Buahnya biasanya bundar atau mirip kerucut cemara,
berdiameter 6-10 cm, dengan kulit berbenjol bermata banyak dan bersisik dengan daging buah putih. Srikaya termasuk pohon buah-buahan kecil yang
tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5
tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpi. Berikut merupakan klasifikasi
dari tanaman srikaya, yakni sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Ordo
: Ranunculales Famili
: Annonaceae Genus
: Annona Spesies
: Annona squamosa L. Plantamor, 2012
Gambar 2.4 Buah srikaya Plantamor, 2012 Srikaya A. squamosa merupakan salah satu jenis tanaman yang
mempunyai peluang untuk digunakan sebagai insektisida nabati. Menurut Kardinan 2002, biji A. squamosa mengandung senyawa kimia annonain yang
terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Selain itu, biji A. squamosa mengandung bioaktif asetogenin yang bersifat insektisidal
dan penghambat makan anti-feedant. Buah mentah, biji, daun, dan akar A. squamosa mengandung senyawa kimia annonain yang dapat berperan sebagai
insektisida, larvasida, penolak serangga repellent, dan anti-feedant dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut.
Hasil penelitian Herminanto et al. 2004 menyatakan bahwa ekstrak biji A. squamosa Konsentrasi 15 ccl sangat nyata mempengaruhi pembentukan pupa
dan imago hama krop kubis Crocidolomia Pavonana. Peningkatan konsentrasi ekstrak menyebabkan berkurangnya pembentukan pupa dan imago. Perlakuan
terhadap larva menyebabkan larva yang hidup menjadi lemah pada instar akhir dan fase prapupa sehingga ada yang gagal mengalami pupasi, demikian juga
dengan imagonya. Larva yang mendapat perlakuan ekstrak biji A. squamosa menunjukkan gerakan lamban, tubuh berubah warna dari hijau menjadi
kekuningan. Akibat lanjut, ukuran tubuh semakin menyusut, warna berubah menjadi coklat kehitaman dan akhirnya mati.
2.6 Bengkuang Pachyrhizus erosus